x

Iklan

Rohmana Najihah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 Desember 2019

Sabtu, 7 Desember 2019 20:18 WIB

Kerukunan antar Umat beragama di Kabupaten Tuban

Artikel ini mengupas tentang keberagaman yang berada di Kabupaten Tuban. Berdirinya berbagai tempat peribadatan besar yang ada di Kabupaten Tuban menepis kekhawatiran pemerintah akan terjadinya konflik yang berisukan SARA (Suku, Ras, dan Agama).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki banyak sekali keragaman. Keragaman tersebut ditandai dengan beranekanya kebudayaan, ras, suku, bahasa, agama, kepercayaan, etnis dan lain-lain. Keragaman atau kebhinnekaan mengisyaratkan adanya perbedaan dalam masyarakat Indonesia.   Kebhinnekaan tersebut merupakan cikal bakal dari terbentuknya persatuan dan kesatuan Negara Indonesia.  keragaman dapat diartikan sebagai suatu yang bermacam-macam atau berjenis-jenis. Dalam konteks ini, keragaman ialah sebuah keadaan masyarakat yang berbeda suku, agama, Bahasa, dan budaya. Oleh karena itu, perbedaan adalah bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk negara. Konsekuensi negara adalah beraneka ragam tetapi satu., mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhinneka Tunggal Ika.

Berbagai bentuk keragaman di Indonesia adalah keragaman suku bangsa, keragaman budaya, keragaman kesenian dan juga keragaman adat istiadat. Keragaman tersebut dapat dilihat di seluruh daerah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Tuban. Kabupaten Tuban adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terletak di Pantai Utara Jawa. Kabupaten dengan jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa ini terdiri dari 20 kecamatan dan pusat pemerintahan yang berada di Kecamatan Tuban. Kabupaten Tuban mempunyai letak yang strategis, yakni di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan dilintasi oleh Jalan Nasional Daendels di Pantai Utara. Pusat pemerintahan Kabupaten Tuban terletak 101 km sebelah barat laut Surabaya, sebagai pusat provinsi Jawa Timur dan 215 km sebelah timur Semarang, sebagai pusat provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, pada zaman dahulu Tuban dijadikan pelabuhan utama Kerajaan Majapahit dan menjadi salah satu pusat penyebaran Agama Islam oleh para Walisongo.

Meskipun Kabupaten Tuban didominasi oleh masyarakat beragama Islam, di daerah Tersebut berdiri sebuah tempat peribadatan para penganut agama Tri Dharma (Ao, Budha, dan Konghucu) yaitu Klenteng Kwan Sing Bio yang karena luasnya mencapai 4 sampai 5 hektare, klenteng tersebut dinobatkan sebagai Klenteng terbesar se-Asia Tenggara. Klenteng yang bernama Kwan Sing Bio tersebut letaknya berada di jalan R. E. Marthadinata No.1 Kelurahan Karangsari Kecamatan Tuban. Klenteng tersebut tepat berada di pinggir jalan Pantura dan uniknya tempat peribadatan tersebut langsung menghadap ke laut Jawa. Selain berdirinya Klenteng terbesar se-Asia Tenggara, berdiri pula gereja yang letaknya tidak jauh dari pusat alun-alun kota yang mana di sana juga ada makam salah satu Wali Songo yaitu Sunan Bonang. Berdirinya bangunan tempat ibadah agama-agama tersebut (Kristen, Islam danTridarma) menunjukkan bahwa adanyanya pluralitas yang kental di daerah Tuban. Adanya keragaman tersebut menepis kekhawatiran akan munculnya konflik yang berbau SARA (Suku, Ras, dan Agama) pada masyarakat Kabupaten Tuban.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keberagaman yang ada pada masyarakat Tuban tidak menjadikan masyarakat pada wilayah tersebut menjadi intoleran dan sarat akan konflik. Tetapi, adanya perdamaian yang dilakukan masing-masing pemeluk agama dengan cara saling memahami dan menerima secara terbuka bentuk perbedaan tersebut pada akhirnya menciptakan suatu energi positif dalam lingkungan tersebut. Kerukunan di wilayah Tuban didasarkan dalam motto penetapan kota sebagai “Tuban Bumi Wali The Spirit of Harmony”. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi sosial masyarakat yang terjalin baik, kepedulian satu sama lain, kerjasama dan keterlibatan masyarakat dalam berbagai aktivitas keagamaan.

Negara merupakan persekutuan antara elemen-elemen yang membentuk negara berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun agama. Maka dari itu, perbedaan merupakan kodrat manusia dan merupakan ciri elemen yang membentuk suatu negara. Akibatnya negara menanggung konsekuensi bagaimana menyatukan keberagaman tersebut menjadi sebuah satu kesatuan. Maka dari itu, Indonesia mengikatkan diri pada seloka Bhinneka Tunggal Ika perbedaan tersebut tidak ditujukan untuk menjadi sebuah perpecahan, tetapi diarahkan untuk terciptanya persatuan dan kesatuan sehingga bisa mecujudkan tujuan bersama bangsa Indonesia. Persatuan yang berusaha diwujudkan di Indonesia dibentuk sedikit-demi sedikit di tiap daerah-daerah kecil di Indonesia. Tuban sebagai salah satu dari ribuan daerah di Indonesia berusaha mewujudkan Kabupaten yang harmonis yang kemudian nantinya akan dijadikan sebagai kiblat persatuan Indonesia sebagai identitas bangsa dan negara ini.

 

Ikuti tulisan menarik Rohmana Najihah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler