Korean Days UGM 2019, Wujud Nyata Gelombang Korea

Selasa, 17 Desember 2019 19:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pernakah kalian mendengar kata korean wave, hallyu atau bahasa Indonesianya gelombang Korea? Ketiga kata tersebut sebenarnya adalah sama dan menjelaskan suatu fenomena besar yang dibawa oleh Negara Korea Selatan. Hallyu adalah sebuah istilah yang diberikan untuk menggambarkan betapa besarnya budaya Korea Selatan menyebar ke seluruh penjuru dunia, terutama dari industri hiburan.

Drama Korea begitu digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan beberapa drama Korea ternama, seperti Descendants of The Sun, What’s Wrong With Secertary Kim?, dan Encounter pernah ditayangkan oleh stasiun TV swasta di Indonesia. Film-film asal Korea pun betah tayang di bioskop, sebut saja film Parasite yang menjadi film Korea terlaris di Indonesia. Musik K-pop jangan ditanya lagi, masih banyak anak muda Indonesia yang menggemari K-pop, boy groups dan girl groups papan atas Korea silih berganti mengadakan konser di Ibu Kota dan banyak konser tiketnya terjual habis.

Kuliner khas Korea pun mulai menjamur di mana-mana. Bahkan saat ini salah satu jenis mi instan asal negeri Gingseng begitu populer dan sempat dijadikan challenge di kalangan anak muda. Sedangkan di bidang pendidikan banyak universitas di Indonesia yang memiliki jurusan bahasa Korea. Di Universitas Gadjah Mada (UGM), Bahasa dan Kebudayaan Korea menjadi salah satu jurusan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB).

Para mahasiswa jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea FIB UGM menyelenggarakan event tahunan mereka, yaitu Korean Days UGM 2019 di Jogja Expo Centre pada tanggal 30 November 2019. Korean Days tahun ini menyajikan beberapa rangkaian acara, di mulai dari membuat kimchi, pertunjukan pemenang dance cover dan singing competition, stan-stan makanan yang menjual berbagai makanan khas Korea, seperti ramyeon, tteokbokki, kimbap, dan jajangmyeon. Kemudian yang paling ditunggu-tunggu oleh penonton yaitu penampilan dari para guest star.

Korean Days UGM 2019 membawa banyak guest star di tahun ini diantarnya ada grup dance cover Expecto dan Cookie Monster, Band The Kandang, dan DJ Fajrin. Main guest star dari acara ini begitu tidak terduga. Panitia berhasil mendatangkan youtuber kondang asal Korea yaitu Hansol Jang yang terkenal dengan chanelnya yang bernama Korean Roemit. Hansol terkenal dengan logat berbicaranya yang medok menghibur para penggemar dengan menceritakan kisah-kisah misteri seperti di video youtubenya secara langsung dihadapan para penggemar.

Menurut saya antusiasme para penggemar Budaya Korea begitu terasa saat acara Korean Days berlangsung. Sebanyak 3000 ribu lembar tiket berhasil terjual habis. Hal itu menandakan banyaknya penggemar Korea di Yogyakarta yang antusias dengan event ini. Rata-rata penggunjung Korean Days adalah mereka yang berusia muda dan didominasi oleh kaum hawa. Mereka rela membeli tiket seharga Rp40.000,00 (presale) dan Rp 50.000,00 (OTS) untuk dapat menikmati penampilan para guest star. Mereka dengan antusias ikut bernyanyi lagu berbahasa Korea dan bersorak ketika para guest star sedang tampil.

Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Korea berhasil melihat gelombang Korea sebagai peluang untuk mengadakan sebuah event besar. Budaya Korea berhasil menjadi sebuah atraksi yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Korean Days dapat mengemas hal tersebut menjadi sebuah event yang ciamik. Mereka memadukan penampilan modern dari dance cover grup, tari kipas tradisional Korea Buchaechum, DJ Fajrin, dan main guest star Jang Hansol. Namun, mereka tidak lupa untuk menyisipkan budaya negeri sendiri dengan penampilan dari grup tari Aceh, Rampoe UGM dan The Kandang band yang beraliran dangdut.

Menurut saya gelombang Korea atau Hallyu memiliki dua dampak, yaitu positif dan negatif. Banyak penggemar Korea yang membentuk suatu komunitas untuk melakukan berbagai kegiatan yang postif. Contohnya adalah komunitas penggemar boy groups dan girl groups tertentu atau yang biasa disebut fandom (fan kingdom) yang berkumpul untuk saling mengenal dan melakukan berbagai kegiatan positif. Salah satu contoh fandom yang terkenal adalah EXO-L, yaitu nama komunitas fans dari EXO. Mereka pernah melakukan aksi sosial dengan membagikan masker gratis di jalanan untuk merayakan ulang tahun Chen, salah satu personil EXO pada tanggal 21 September 2019.

Para penikmat musik K-pop dan drama Korea juga biasanya tertarik untuk mempelajari bahasa Korea dan bahkan belajar membaca huruf hangeul. Banyak dampak positif akibat gelombang korea. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan gelombang Korea membawa dampak yang negatif. Salah satunya adalah sifat konsumtif yang muncul dikalangan para penggemar musik K-pop. Banyak dari mereka yang rela mengeluarkan jutaan rupiah untuk membeli album, merchandise, dan tiket konser.

Sebenarnya kita sebagai individu lah yang harus menyaring sendiri dampak dari Korean wave ini. Jangan sampai terbawa arus dan mengikuti keinginan tanpa memperhatikan kebutuhan. Ambil sisi positif dari fenomena ini, nikmatilah musik, drama, dan film Korea yang kalian sukai. Mari belajar dari Negeri Gingseng yang mampu membuat budaya mereka begitu digemari dunia. Kita dapat memulainya dengan mencintai budaya negeri sendiri.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Nanda Farah

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler