x

daun stevia memiliki segudang manfaat salah satunya untuk mencegah penyakit diabetes

Iklan

Nuri Isnaini

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Desember 2019

Kamis, 26 Desember 2019 16:45 WIB

Daun Stevia, Gula Aman bagi Penderita Diabetes

saat ini penyakit diabetes menjadi penyakit yang paling banyak ditakuti oleh semua orang, untuk mengatasi hal tersebut kita dapat mencegah penyakit tersebut datang kepada kita. salah satu caranya yaitu mengganti gula pasir tebu dengan gula daun stevia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh Nuri Isnaini

Diabetes merupakan penyakit yang menjadi momok mengerikan bagi seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Indonesia adalah negara dengan urutan nomor 7 untuk prevalensi penderita penyakit diabetes tertinggi dibawah China, India, Amerika Serikat, Brazilia, Rusia dan Mexico. Hal itu menurut pernyataan International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2013 (Chalimah,2015).

Penyebab dari diabetes yaitu salah satunya adalah pola makan atau gaya hidup selain yang disebabkan oleh genetika. Menurut Thandra dalam Chalimah (2015) menyatakan bahwa penyakit diabetes melitus di Indonesia menjadi ancaman serius bagi pembangunan kesehatan, karena dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal dan kaki diabetes (gangrene), sehingga harus mengalami amputasi, serta penyakit jantung dan stroke yang kemudian akan berdampak kepada kematian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penderita diabetes mellitus, obesitas, dan orang yang sedang diet gula sangat mem-butuhkan pemanis sintesis sebagai pengganti gula. Selain itu industri makanan maupun minuman juga banyak yang menggunakan pemanis sintesis untuk menggantikan gula tebu karena faktor ekonomi. Namun pemanis sintesis sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan kanker jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, sehingga diperlukan alternatif yang aman bagi kesehatan (Merlina,2018).

Dalam menanggulangi dan mencegah hal tersebut dapat dilakukan banyak cara yang salah satunya yaitu mengubah pola hidup. Pola hidup dengan sering mengonsumsi pemanis yang berlebihan. Pemanis ini bisa berasal dari pemanis kimia dan juga alami berupa sukrosa.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain-lain. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh.

Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu pemanis alami (gula sukrosa), dan pemanis buatan (sakarin dan siklamat). Pemanis alami (gula sukrosa) memiliki kelemahan, yaitu memiliki nilai kalori yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan kegemukan dan diabetes. Serta pemanis buatan (sakarin dan siklamat) juga memiliki kelemahan, yaitu apabila dikonsumsi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit kanker. Sehingga diperlukan alternatif pemanis alami yang memiliki nilai kalori yang rendah dan tidak mempunyai efek teratogenik, mutagenik, atau karsinogenik (Yulianti,2014). Pemanis alternatif yang tepat dapat mengurangi resiko penyakit diabetes , dan yang aman bagi penderita diabetes juga bukan penderita.

Selain itu, bahan pemanis yang sampai saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah gula pasir dari ekstrak tanaman tebu. Gula pasir merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang kebutuhannya setiap tahun selalu meningkat. Pada tahun 2015, total konsumsi gula di Indonesia mencapai 5,7 juta ton (gula kristal putih dan gula rafinasi).

Konsumsi gula ini meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kesejahteraan rakyat, dan berkembangnya industri berbahan baku gula. Pada tahun 2015, total produksi gula di Indonesia sekitar 2,5 juta ton, dan jumlah ini hanya dapat memenuhi 43% kebutuhan gula nasional menurut Badan Pusat Statistik dalam Marlina (2018). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah melakukan impor gula.

Impor gula yang tinggi dan produksi yang berfluktuasi menyebabkan perlunya alternatif lain untuk mensubtitusi gula tebu, sehingga selain mengurangi resiko bertambahnya penderita diabetes dan memperbaiki produksi gula di Indonesia maka perlu adanya alternatif. Alternatif tersebut dapat memanfaatkan kekayaan alam di Indonesia yang melimpah namun belum dikembangkan dengan baik dan banyak yaitu pemanfaatan daun stevia sebagai pengganti gula.

Tanaman Stevia Rebaudiana Bertoni berasal dari Amerika (perbatasan Paraguay–Brazil-Argentina). Pada umumnya, daun stevia di tempat asalnya tersebut dimanfaatkan sebagai campuran minuman teh atau kopi. Daun stevia merupakan tanaman berbentuk perdu (semak), tingginya antara 60-90 cm dengan panjang daun 3-7 cm, dan memiliki banyak cabang.

Di Indonesia, stevia mulai dibudidayakan di Jawa Barat dan Jawa Tengah sejak tahun 1977. Pada daun stevia terdapat bermacammacam glikosida, namun yang paling banyak dan memberikan rasa manis yaitu steviosida dan rebaudioksida-A. Glikosida merupakan molekul yang terdiri dari gula (glikon) yang terikat dengan molekul non gula (aglikon atau genin). Keduanya dihubungkan oleh ikatan glikosida berupa jembatan oksigen (O-glikosida, dioscin), dan jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin) (Marlina,2018).

 

daun stevia

Gula yang sering terdapat dalam glikosida yaitu βD-glukosa, namun ada beberapa jenis gula lainnya yang terdapat dalam glikosida yaitu ramnosa, digitoksosa, fruktosa, arabinosa, xylosa, atau simarosa. Senyawa lain yang terdapat dalam daun stevia adalah sterol, tanin dan karotenoid. Selain itu stevia mengandung protein, serat, fosfor, besi, kalsium, kalium, natrium, magnesium, tanin, flavonoid, zink, vitamin C dan vitamin A.

Steviosida merupakan salah satu glikosida utama dalam daun stevia yang memiliki rasa manis yang tinggi (tingkat kemanisan sampai 300 kali dari sukrosa). Selain itu, steviosida juga mempunyai nilai kalori yang rendah, sehingga sesuai untuk dikonsumsi oleh pengidap penyakit diabetes dan bagi yang sedang menjalani diet. Steviosida tidak bersifat racun, sehingga aman dikonsumsi manusia (Marlina,2018).

Daun stevia dapat langsung dikonsumsi sebagai pemanis dengan cara dikeringkan. Proses pengeringan stevia tidak memerlukan panas yang tinggi. Untuk skala rumah tangga, daun stevia cukup dikeringkan di bawah sinar matahari selama sekitar 12 jam. Pengeringan yang terlalu lama (lebih dari 12 jam) akan menurunkan kadar steviosida. Kandungan steviosida di dalam daun stevia kering berkisar 5 – 10% berat. Kelemahan stevia adalah masih adanya rasa pahit yang terasa setelah mengkonsumsi dari ekstrak daun keringnya. Rasa pahit ini muncul karena kandungan minyak, tanin, dan flavonoid (Marlina,2018).

Pemanfaatan stevia ini dapat mengatur tekanan darah, melembutkan pembuluh darah, mengurangi lemak darah dan glukosa, penurunan berat badan kecantikan,selain itu dapat membantu pencernaan, meningkatkan metabolisme, memiliki peran tertentu terapi untuk diabetes mellitus, hipertensi, gastritis, penyakit kardiovaskular (Pustaka,2017).

Stevia menawarkan banyak keuntungan bagi kesehatan yang telah dibuktikan oleh lebih dari 500 penelitian, diantaranya: Tidak mempengaruhi kadar gula darah, aman bagi penderita diabetes, mencegah kerusakan gigi dengan menghambat pertumbuhan bakteri di mulut, membantu memperbaiki pencernaan dan meredakan sakit perut. Baik untuk mengatur berat badan, untuk membatasi makanan manis berkalori tinggi. badan, untuk membatasi makanan manis berkalori tinggi (Raini,2011).

Steviosid mempunyai efek antihiperglikemik dengan meningkatkan respon insulin dan menekan kadar glukagon dan antihipertensi, secara nyata menekan tekanan darah sistolik dan diastolik pada hewan coba dan manusia (Raini,2011)

SUMBER

Chalimah, S. (2015). Pudding Agar Waluh (Cucurbita Moschata) Alternatif untuk Penderita Diabetes dengan Pemanis Daun Stevia (Stevia Rebaudiana). University Research Colloquium:201-207

Marlina, A., & Widiastuti, E. (2018). PEMBUATAN GULA CAIR RENDAH KALORI DARI DAUN STEVIA REBAUDIANA BERTONI SECARA EKSTRAKSI PADAT-CAIR. In Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar , 9(1). 149-154

Pustaka, B. W., Robby, H. K., Barqi, W. S., & Harismah, K. (2017). Uji Organoleptik dan Kalori Brownies Kelor (Moringa Oleifera) dengan Substitusi Pemanis Stevia (Stevia Rebaudiana). URECOL, 109-116.

Raini, M., & Isnawati, A. (2011). Kajian: khasiat dan keamanan stevia sebagai pemanis pengganti gula. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan21(4 ):145-156

Yulianti,D., Bambang, S., Rini, Y. (2014). Pengaruh lama ekstraksi dan konsentrasi pelarut etanol terhadap sifat fisika-kimia ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.) dengan metode microwave assisted extraction (MAE). Jurnal Bioproses Komoditas Tropis2(1): 35-41

 

 

Ikuti tulisan menarik Nuri Isnaini lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB