x

Detail pistol yang diyakini milik pelukis Vincent Van Gogh. Pihak pelelang mengaku tidak bisa sepenuhnya menyebut pistol itu digunakan Van Gogh untuk bunuh diri. Namun, pistol memang ditemukan di dekat tubuh sang pelukis, kalibernya juga sama dengan peluru di jasad si pelukis. theartnewspaper.com

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 29 Desember 2019 18:58 WIB

Pistol, Simbol Keberanian atau Ketakutan?

Mengapa orang kian berani mengacungkan pistol di muka umum? Apakah merasa lebih berani dan lebih kuasa? Apakah bukan sebaliknya, ia seorang penakut karena ia memerlukan sepucuk pistol untuk menyelesaikan persoalannya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Beberapa kali, pistol ditunjukkan di muka publik sebagai cara untuk menyatakan sikap: mau apa kamu? Dengan sepucuk pistol di tangan, orang-orang ini mengirim pesan ancaman kepada orang lain di muka publik. Entah bagaimana ujung kisah-kisah pertunjukan itu—kita tak pernah tahu... fade away dan orang pun lupa....

Tapi ada yang tersisa: Apakah seseorang yang mengeluarkan pistol dari balik bajunya untuk menakut-nakuti orang lain adalah seorang pemberani? Berani bertindak sebagai malaikat pencabut nyawa yang membuat si terancam gemetar lututnya hingga ngompol? Berani melakukan apa yang tidak setiap orang berani melakukannya—mencabut jiwa yang hidup?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan pistol di tangan dan picu tinggal ditekan, pemegangnya tak ubahnya malaikat pencabut jiwa tapi dengan segala kesenangan yang menyertainya, dengan kepuasan menyaksikan orang yang terancam gemetar meminta ampun. Itulah kenikmatan berkuasa—sekian detik, sekian menit yang mencekam, yang mengantarkannya ke puncak hasrat kuasa.

Apakah di saat melihat si terancam ketakutan, ia menikmati puncak hasrat sebagai orang yang berkuasa atas mati dan hidup orang lain? Apakah ia menikmat ekstase tatkala menatap wajah yang terancam terlihat begitu pucat pasi? Dan ia akan merasa kecewa jika yang terancam ternyata menatap balik dengan tenang?

Barangkali orang-orang yang memiliki pistol di balik bajunya dan di laci almarinya merasa seperti tengah berada di puncak kuasa. Dengan mencabut pistol ia bermaksud menunjukkan bahwa ia menggenggam kuasa untuk melakukan apa saja yang ia mau. Ia merasa tak akan ada yang mampu menghentikannya dari apapun yang ingin ia perbuat.

Di saat seperti itu, sebenarnyalah, ia hanya menegaskan siapa dirinya. Pistol hanya menguatkan keangkuhannya yang sebelumnya disembunyikan. Ia bukanlah orang yang tiba-tiba berubah, melainkan orang yang menampakkan keasliannya yang selama ini tersembunyi di balik senyum dan keramahan fatamorganis yang membuat banyak orang terpesona tapi tertipu.

Dengan pistol di tangan, ia barangkali merasa lebih berani dibandingkan orang lain yang tidak punya nyali untuk memegang pistol, apalagi menyalakkannya. Barangkali ia memang merasa lebih berani dibandingkan kebanyakan orang. Tapi benarkah?

Apakah bukan sebaliknya, bahwa ia seorang penakut karena untuk menyelesaikan persoalan ia membutuhkan alat pengancam dan pembunuh? Bukankah dengan mencabut pistol dari sarungnya berarti ia lebih mengandalkan senjata itu ketimbang kekuatan pribadinya untuk menyelesaikan persoalan? Bukankah ini pertanda kelemahan diri? Bukankah ia lebih penakut daripada orang yang ia ancam yang tidak memiliki apapun di luar dirinya? Bukankah dengan pistol di balik baju, ia jadi lebih pemarah untuk menutupi kelemahannya?

Sesungguhnyalah, ia orang yang kalah sebab tidak mampu mengendalikan dirinya di hadapan kuasa pistol—seonggok material yang ia andalkan, yang ia merasa telah menguasainya, padahal pistol itulah yang menguasai dirinya, yang menjadikannya lebih percaya diri, yang membuatnya lebih berani, yang mengusir rasa takutnya. Pistolah itulah yang memberi kekuatan pada dirinya yang lemah dan penakut sekaligus pistol itu telah menguasai dirinya. Di hadapan orang yang terancam, ia menyerahkan harga dirinya kepada sepucuk pistol. Begitulah, kekuatan menjadi berbahaya ketika berada di tangan yang tidak tepat. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB