x

Iklan

Dhea

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 9 Januari 2020 12:01 WIB

Begini Prioritas Keuangan Buat Milenial yang Baru Merintis Karir

Tak hanya krisis keuangan, tidak sedikit pula milenial yang kini terjebak dengan utang. Keuangan pun makin amburadul.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menentukan prioritas keuangan bagi milenial itu bukan perkara mudah. Lihat saja, saat ini banyak milenial yang mengalami masalah terkait keuangan.

Tak hanya krisis keuangan, tidak sedikit pula milenial yang kini terjebak dengan utang. Keuangan pun menjadi amburadul.

Kemudahan mengajukan utang online menjerat milenial sehingga mereka ini beranggapan kalau utang adalah pendapatan tambahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nah, buat milenial yang baru merintis karir, tentu perlu memiliki prioritas dalam alokasi keuangannya sehingga keuangan sehat.

Keuangan yang sehat artinya cukup untuk hidup dan masih ada cadangan untuk masa depan. Lantas, seperti apa prioritas ideal keuangan buat milenial yang baru merintis karir? Simak formula 40-30-20-10 buat milenial ini

1. Biaya hidup bulanan (40%)

Yang termasuk biaya hidup bulanan atau bisa disebut juga pengeluaran rutin, yakni makan sehari-hari, kebutuhan air, listrik, pulsa, internet, transportasi, dan sebagainya. Piorotas yang pertama ini tergolong paling gede karena memang menyangkut kebutuhan hidup sehari-hari. Ada baiknya pos yang pertama ini juga menyangkut yang sifatnya rekreasional biar pos lain tetap seimbang.

2. Cicilan dan tagihan (30%)

Memiliki utang itu tidak buruk, tapi memang perlu tahu diri. Tahu diri ini maksudnya sadar diri akan kemampuan mengembalikan atau membayarnya. Idealnya, batas maksimal utang milenial itu 30% dari gaji bersih bulanan. Angka 30% adalah angka ideal karena terkait dengan kemampuan membayarnya.

Kalau selama ini banyak milenial terjerat utang online, bisa jadi karena nominal gaji bulanan lebih dari 30% teralokasi untuk bayar utang. Uang cicilan yang termasuk di pos ini, seperti cicilan rumah, kendaraan, kartu kredit, peralatan dapur, dan lain sebagainya. Perlu dicatat, milenial yang kos atau kontrak, tentu untuk pembiayaannya diiambilkan dari pos ini. Khusus untuk pos cicilan ini, perlu dicamkan bagi para milenial untuk menghindari berhutang untuk hal-hal yang bersifat konsumtif.

3. Tabungan dan investasi (20%)

Pos yang ini hukumnya wajib buat milenial. Alokasi sebesar 20% untuk tabunagn dan investasi bisa dibagi ke beberapa pis lagi semisal, tabungan, dana darurat dan investasi. Khusus yang terakhir, yakni investasi, milenial perlu terus disadarkan pentingnya investasi di masa depan. Hidup tidak hanya untuk saat ini.

Investasi penting dilakukan sejak dini, semisal dengan investasi reksa dana di IPOTFUND, yang mudah dilakukan secara online dengan gadget di genggaman tangan dan dengan modal awal yang terjangkau. Dengan persentasinya nggak kurang dari 20%, pos ketiga ini bisa diatur sedemikian rupa agar tak mengabaikan investasi.

4. Gaya hidup dan amal (10%)

Sebagai milenial yang tidak boleh ketinggalan zaman atau cupu, tentu perlu mengikuti gaya hidup modern. Hanya saja, gaya hidup yang diikuti bukan gaya hidup yang terbatas pada budget 10% dari pendapatan bulanan. Budget segini pun sejatinya sudah termasuk untuk kebaikan: amal, sedekah, donasi hingga zakat. Selain gaya hidup, pikirkan pula tentang hal-hal yang mendatangkan makna seperti untuk kebaikan.

Kini tentu sudah tidak bingung lagi dengan prioritas keuangan. Dengan prioritas di atas niscaya keuangan akan sehat tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi juga untuk jangka panjang di masa depan.

Ikuti tulisan menarik Dhea lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu