x

mengaplikasikan perjuangan Para sahabat dalam mewujudkan generasi keemasan di era milenial

Iklan

Nurul Syuhada

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Januari 2020

Rabu, 5 Februari 2020 07:17 WIB

Kiat-kiat Mewujudkan Generasi Keemasan

Mengaplikasikan kiat-kiat rasulullah dalam mewujudkan generasi keemasan pada masa sahabat di era milenial

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi manusia. Namun, kesadaran akan hal ini tidak dimiliki oleh setiap insan, buktinya, kebanyakan dari mereka tenggelam dalam arus kelalain dan terhempas oleh angin penyesalan. Sunnatulllah bahwa kehadiran penyesalan selalu diakhir kejadian agar manusia dapat mengambil pelajaran dan mengoreksi kembali apa yang telah mereka perbuat.

Iman yang kuat dan akidah yang lurus akan menghasilkan kehidupan yang berarti dan berharga karena ia bagaikan akar dari sebuah pohon yang rindang yang menjulang tinggi, jika akarnya kuat maka batang, cabang ,daun dll juga akan menjadi kuat, begitu juga sebaliknya, jika akarnya rusak maka segala yang tumbuh dari akar itu juga akan rusak.

Bukankah kita sering mendengar kata pepatah “Ilmu sebelum berkata dan beramal? ”. Namun, ada yang lebih penting dari itu, sebagaimana salah seorang sahabat mengatakan “Iman sebelum berilmu”, ini menandakan bahwa iman dan ilmu merupakan penentu dan juga syarat untuk meraih kebahagian yang hakiki di dunia dan di akhirat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebaik-baik qudwah bagi umat islam adalah nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Contohnya dapat kita lihat dari kepribadian dan akhlak para sahabatnya yang berada di bawah bimbingannya, sehingga al-Quran menjadi pembentuk akhlak mereka dan mengangkat derajat iman mereka di sisi Allah Ta’ala.

Hingga keberkahan tarbiyah ini menjadikan para sahabatnya sebagai contoh dan perumpamaan dalam hal kesabaran, keikhlasan, tawakkul, mahabbah lillah, jihad, dakwah, dan ridho dengan takdir yang telah ditetapkan Allah Ta’ala untuknya. Maka muncullah cahaya islam yang menerangi seluruh penjuru dunia karena perjuangan dan kesabaran mereka dalam menegakkan kalimat tauhid.

Beberapa contoh dapat kita lihat dari kehidupan sebagian sahabat yang mulia, diantaranya, Bilal bin Rabah (segi kesabaran) sorang budak dari kalangan sahabat yang terkenal dengan keistiqamahan dan iman yang guguh. Itu dapat dilihat dari kesabaran beliau dalam mempertahankan kalimat tauhid, ketika sang majikan tak henti-henti memaksanya untuk mengucapkan kalimat kufur dengan berbagai macam penyiksaan yang tidak pernah dirasakan oleh orang yang berakal karena berada di luar batas kemanusiaan. Namun, semua itu tidak membuat imannya goyah, karena beliau yakin bahwa risalah yang dibawa nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam adalah risalah kebenaran dari sang khaliq.

Berikutnya Haritsah ibnu Saraqah (segi jihad) seorang sahabat yang rela dilukai dan ditusuk bahkan rela mengorbankan nyawanya demi mendapatkan gelar syahid yang merupakan tiket berharga baginya untuk bertemu dengan sang khaliq. Semua itu tidak menjadikan kakinya goyah dalam menyerang musuh-musuh Allah Ta’ala dan juga tidak membuat tangannya lemah dalam mengayuhkan pedang di setiap leher-leher para musuh-musuh Islam.

Adapun mus’ab ibnu Umair (segi dakwah) seorang sahabat yang pertama kali diutus oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menyampaikan dakwah islam ke tanah Madinah demi menyebarkan kalimat tauhid, perjalannannya ke Madinah tak semudah yang dibayangkan. Hijrahnya yang pertama ini membuatnya harus memilih antara ibu yang tercinta (kafir) dan cahaya kebenaran yaitu islam. Akan tetapi, karena hidayah yang telah Allah Ta’ala berikan padanya membuatnya yakin untuk memilih agama Islam dan meninggalkan ibu tercinta karena menolak untuk masuk kedalam agama kebenaran, yaitu agama Islam.

Kemudian Ammar ibnu Yasir (segi keikhlasan) seorang sahabat yang dijanjikan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya untuk memasuki surga bersama keluarga tercinta karena keikhlasannya mengikuti risalah nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam meski musibah demi musibah selalu dihadapinya hingga ia rela melihat orangtuanya disiksa dengan keji oleh musuh-musuh Allah Ta’ala dan menghembuskan nafas terakhir mereka di depan mata kepalanya sendiri. Inilah sebagian gambaran dari kehidupan para sahabat ahli tauhid, ahli iman dan ahli surga yang telah dijanjikan Allah Ta’ala atas kesabaran, keikhlasan dan keistiqamahan mereka dalam memeluk agama yang diridhai Allah Ta’ala.

Akhlak-akhlak mulia yang tumbuh didalam diri para sahabat nabi ini, tidak tumbuh dengan begitu saja, akan tetapi itu semua di mulai atas perjuangan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam membina kepribadian mereka. Kiat-kiat yang dilakukan nabi dalam membina kriteria ini adalah pertama dengan menanamkan akidah yang lurus sesuai dengan akidah ahlu sunnah wal jama’ah, karena akidah merupakan dasar yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Kemudian menyiraminya dengan akhlak-akhlak yang terpuji, dengan menjadikan rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sendiri sebagai qudwah terutama dari segi akhlak sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surah al-Qalam ayat 4 yang berbunyi :

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.

Lalu memotivasi mereka dengan keutamaan-keutamaan yang akan mereka peroleh ketika mengerjakan amal kebaikan serta memberikan kabar gembira atas apa yang telah Allah Ta’ala janjikan untuk mereka. Dengan mengikuti kiat-kiat tersebut, maka generasi penerus kebangkitaan dan kejayaan islam hingga menjadi masa keemasan akan segera tercapai atas izin Allah Ta’ala. Amin.

 

*) Mahasiswi prodi KPI STIBA Ar-Raayah semester empat, Sukabumi, Indonesia.

*) Ketua devisi perpustakaan STIBA Ar-Raayah bagian putri.

 

Ikuti tulisan menarik Nurul Syuhada lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB