Ini Perbedaan Jombloku dan Jomblomu
Oleh : Nurfathanah
Letaknya di pegunungan Sukabumi Jawa Barat, Indonesia. Sebutlah penjara, karena gerbang utamanya diawasi oleh security yang selalu siap siaga disetiap waktu dan cctv terlihat mengawasi di beberapa sudut.
Ini memang penjara, karena bangunannya dikelilingi tembok yang tinggi dan tebal dengan gerbang besi berwarna hitam tanpa celah. Siapa pula yang berani melewati gerbang ini tanpa izin, gerbang ini sangat menyeramkan, ditambah lagi beberapa orang berlalu lalang memakai pakaian gelap. Bukan untuk para pembunuh, perampok, pencuri, pemabuk, koruptor, apalagi teroris, tapi ini adalah penjara suci untuk para jofisa (jomblo fii sabilillah). Yah, itulah STIBA Ar-Raayah yang akrab dengan sebutan penjara suci, penjara terbaik di dunia yang telah meraih juara dua debat internasional Bahasa arab mewakili Indonesia di malaysia. Penjara yang menjadikan penduduknya sukses dunia akhirat. Penjara yang menjauhkan para penghuninya dari maksiat. Bagaimana tidak, tidak ada kata campur baur antara mahasiswa dan mahasiswi karena bangunan yang berjauhan dan dibatasi oleh tembok tinggi. Jangankan orang, gajah pun tidak bisa melompatinya.
Tidak ada pula chating-chatingan, untuk berpapasan saja mereka tidak saling melihat apalagi memandang, bahkan saling bergerak menjauhkan diri. Ditambah lagi larangan terbesar adalah membawa alat elektronik, yang ada cuman hp jadul yang dibagikan dua minggu sekali selama dua puluh menit per jomblo. Berbeda dari keadaan jomblo non fii sabilillah di luar sana yang selalu bergalau ria dan mencari gebetan sana sini dengan ponselnya.
Jangan Tanya hari valentine pada si jomblo terpenjara dalam kurungan Ar-Raayah ini, apalagi tahun baru, hari natal, aprilmop, dan sebagainya, karena mereka hanya tahu idul fitri dan idul adha dengan manhaj ahlussunnah wal jamaah. Di sisi lain, para jomblo ngenes diluaran selalu mengeluhkan hari valentine misalnya karena galau tak memiliki pasangan.
kata orang :
Aku disini dan kau disana,
Hanya berjumpa via suara.
Jauh dimata namun
Dekata di doa.
Kalimat ini sedikit cocok dengan keadaan mereka yang terpanjara, hanya bisa mendengar suara dari lawan jenis yang kadang terputus, hilang, begitu saja, itu pun harus dengan kehadiran ustadz yang mengajar mereka. Ditambah layar putih dengan tayangan papan tulis. Berbeda dari jomblo ngenes di luar yang terbawa hawa nafsunya, hanyut dan tenggelam dalam kemaksiatan, dan pastinya mereka sangat membutuhkan sentuhan dakwah para jomblo fii sabilillah STIBA Ar-Raayah.
Ikuti tulisan menarik Nur Fathanah lainnya di sini.