x

Iklan

Muh. Yazid Alfatih

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Februari 2020

Jumat, 28 Februari 2020 05:57 WIB

Tidak Peduli Untuk Lebih Peduli

Membahas tentang cara kita yang tidak perlu peduli terhadap segala hal, kecuali untuk hal-hal yang lebih penting dan utama.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kita sebagai manusia yang berperasaan sudah selayaknya memiliki rasa peduli terhadap sesuatu, memiliki kepekaan yang lebih untuk peduli terhadap hal-hal yang dianggap perlu untuk dipedulikan. Rasa peduli inilah yang membuat manusia dinilai baik di hadapan orang lain maupun di hadapan Tuhan.

Tapi coba kita balikkan logika berpikir kita bahwa justru Tuhan lebih suka terhadap orang-orang yang tidak gampang peduli meskipun manusia tidak menyukai. Bahwa ketidakpedulian kita justru memberi dampak lebih baik bagi hidup kita.

Nah, Saya mencoba menjelaskan narasi terbalik tentang perlunya rasa tidak peduli itu, rasa tidak peduli perlu kita tanamkan dalam diri kita sebagai bentuk kepedulian pada diri kita sendiri, agar kita senantiasa tidak terjebak dengan kepedulian yang justru menjadikan kita tidak baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada orang yang meremehkan kemampuan kita terhadap sesuatu, namun kita yakin bahwa sebenarnya kita mampu. Maka tidak perlu pedulikan mereka.

Ada orang yang menganggap hidup kita tidak sedang dalam keadaan baik, hidup kita dianggap terpuruk dan penuh penderitaan, maka biarkanlah, tidak usah pedulikan mereka. Karena kita yang lebih tahu tentang hidup kita daripada mereka.

Ada orang yang bahkan secara nyata menilai sangat buruk terhadap hal-hal buruk yang kita lakukan, terhadap kesalahan-kesalahan yang dianggap fatal sekalipun pernah kita lakukan, maka tidak perlu pedulikan anggapan itu, karena mereka tidak tahu mengapa sebab kita melakukan hal buruk itu.

Ada orang yang berpikir dan berbicara dengan terus menyalahkan kita, seakan ia sendiri merasa paling benar dan kita lebih buruk darinya, maka tidak perlu pedulikan mereka.

Dan ada pula orang yang masih saja menilai tidak baik tentang proses hijrah kita, padahal kita benar-benar berusaha untuk hijrah menjadi lebih baik. Tidak usah pedulikan mereka, Kita fokus pada kebaikan-kebaikan yang bisa kita lakukan meski itu hal kecil.

Jika kita terus merespon anggapan orang tentang hidup kita, maka dipastikan kita telah hancur sebelum mencapai tujuan hidup yang baik. Pepatah lama mengatakan “Anjing menggonggong kafilah berlalu”. Biarkan mereka mengatakan apapun tentang kita, kita tetap fokus untuk mencapai tujuan baik dalam hidup kita.

Percayalah bahwa hidup ini seperti roda yang berputar, kita mungkin sekarang berada di bawah orang lain, tapi mungkin pula suatu saat kita yang berada di atas mereka.

Kita harus yakin bahwa nasib baik akan selalu ada buat kita, karena Tuhan sendiripun masih berpihak pada manusia-manusia yang hina, apalagi jika kita bisa lebih baik, Tuhan akan semakin berpihak pada orang baik.

Kita bahkan perlu meyakinkan diri kita sekuat tenaga bahwa sejatinya kita bisa lebih baik daripada hal buruk yang mereka pikirkan tentang kita. Diri kita yang sekarang atau mendatang harus lebih baik daripada diri kita di masa yang lalu.

Tuhan menyukai orang-orang yang tidak gampang peduli terhadap-hal-hal yang buruk yang menimpa dirinya, tidak mudah meluapkan impuls-impuls negatif yang menjebak dirinya pada kejatuhan dan penuh kesabaran dalam menghadapi hidup.

Rasa tidak peduli terhadap anggapan rendahan orang lain membuat kita harus naik tingkat melebihi daripada anggapan rendahan itu.

“Kunci untuk kehidupan yang baik bukan tentang memperdulikan lebih banyak hal, tetapi tentang memperdulikan hal yang sederhana saja, hanya perlu peduli tentang apa yang benar, mendesak dan penting, selain itu tidak perlu dipedulikan” (Mark Manson)

Sudahlah….
Kenapa kita harus menyita banyak waktu hanya karena memikirkan anggapan orang lain tentang kita, sedangkan kita membutuhkan banyak waktu untuk membuktikan bahwa diri kita bisa lebih baik daripada apapun yang mereka anggap?

Kenapa pula kita harus menguras banyak energi karena menghadapi pembicaraan buruk orang lain tentang kita, sedangkan kita membutuhkan banyak energi untuk bekerja keras membahagiakan hidup kita dan orang-orang terkasih di sekelling kita?

Ah, Sudahlah, tak perlu pedulikan mereka.

Pedulimu hanya akan membuat perasaanmu menjadi kacau dan hanya akan menambah beban hidupmu. Maka tidak perlu pedulikan mereka.

Ingatlah, bahwa ketika milyaran sel sperma saling berebut menembus sel telur, dan hanya satu yang mampu menembusnya, yaitu saya, kamu dan diri kita.

Dari sejak awal penciptaan kita telah menajdi pemenang, kita telah mampu menjadi yang terhebat daripada milyaran bahkan triliunan sel sperma yang lain. Mengapa kita tidak bisa memenangkan hal-hal baik dalam hidup kita? Mengapa kita tidak yakin bahwa kita mampu mengalahkan hal-hal buruk yang menimpa kita? Dan mengapa pula kita harus jatuh hanya karena ocehan orang lain, sedangkan sejak penciptaan kita telah menjadi pemenang?

Sadarilah dan yakini bahwa anggapan buruk itu hanyalah senjata yang akan membuat kita semakin kuat mengarungi hidup, agar kita mampu dan terus menjadi pemenang. Maka tidak perlu pedulikan hal-hal buruk itu, tidak perlu pedulikan mereka.

Singa tidak menoleh sedikit pun ketika anjing menggonggong di belakangnya. Tidak, tetap berjalan mantap. Maka belajarlah dari nasehat lama ini, kita tidak perlu menoleh sedikit pun ketika orang-orang sibuk menilai, berkomentar tentang kita. Teruslah fokus lakukan yang terbaik, besok lusa orang-orang akan tahu mana singa betulan dan mana anjing yang suka menyalak mengganggu. (Tere Liye)

Semoga bermanfaat..

Irfansyah Masrin

Ikuti tulisan menarik Muh. Yazid Alfatih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu