x

Iklan

Rudi Fitrianto

Pengamat Kebijakan Publik, Politik dan Hukum
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 23 April 2020 17:00 WIB

Kisah Transpirin, Covid-19 dan Kemiskinan Sama Pentingnya

Ditengah Covid 19 aktivitas manusia harus dikurangi dan berdampak luas bagi sosial dan ekonomi masyarakat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia dan dunia saat ini tengah di fokuskan penanganan badai besar yakni Covid-19. Konsentrasi pemerintah Indonesia juga saat ini sedang ditujukkan untuk langkah pencegahan dan penanganan pendemi virus tersebut. Berbagai kebijakan dan instrumen hukum telah dikeluarkan oleh Pemerintah untuk melindungi masyarakat, ekonomi dan bisnis yang ada di negara tercinta ini.

Tidak kalah pentingnya para tenaga medis pun saat ini sangat dibutuhkan untuk melawan pendemi Covid–19. Merekalah garda terdepan benteng Pertahanan Nasional di bidang Kesehatan sekarang. Tentunya kita semua wajib memberikan apresiasi kepada mereka yang dengan tulus mendedikasikan waktu, pikiran, dan tenaganya melebihi panggilan tugas. Kepada Presiden dan para menteri tentunya kita ucapkan terimakasih telah berusaha sekuat tenaga untuk berikhtiar agar pendemi virus corona ini cepat berakhir.

Covid-19 membawa dampak yang luas untuk dunia indsutri, ekonomi, politik, dan pemerintahan. Banyak negara yang kelabakan karena galaknya virus tersebut “menyerbu” negara mereka. Berbagai upaya telah dilakukan, sebut saja India melakukan kebijakan lock down dan akhirnya menuai protes keras, dan membawa konsekuensi yang luas, sosial dan politik tidak stabil dikarenakan kebijakan tersebut diterapkan tanpa adanya kompensasi bagi masyarakat ekonomi lemah yang terdampak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesia yang saat ini menerapkan darurat nasional dan sejumlah daerah menerapkan berbagai kebijakan untuk mengurangi dampak virus tesebut juga membawa konsekunsi yang berat bagi masyarakat. Dari beberapa kebijakan tersebut berdampak  aktivitas masyarakat harus dikurangi dan bahkan ditinggalkan.

Mungkin akan terasa mudah ketika himbauan untuk tetap  stay at home dilakukan untuk mereka yang berpenghasilan tetap misalnya Pegawai ASN, BUMN, BUMD dan sebagainya. Tetapi bagaimana untuk mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau pekerjaan serabutan di kota–kota besar dan di desa–desa?

Beberapa hari kemarin media nasional maupun lokal mengangkat isu atau masalah klasik bangsa ini, yakni Kemiskinan. Begitu menyayat hati ketika membaca dan menonton berita kemiskinan yang terjadi disejumlah daerah dan berujung kematian, karena mereka harus menahan lapar dan dahaga, memang sangat mulia daripada mereka berbuat yang tidak terpuji seperti mencuri, menjambret dan sebagainya.

Ibu Yuli misalnya seorang ibu rumah tangga berusia 43 tahun yang akhirnya meninggal dunia yang kabarnya harus menahan lapar dan dahaga karena tidak makan selama dua hari. Ketika beberapa hari sebelum meninggal almarhumah bercerita dengan para wartawan bahwa dia bersama empat anak dan suaminya harus melakukan hal tersebut karena suaminya yang berkerja sebagai pemulung sampah tidak bekerja di kala pendemi ini.

Selain ibu Yuli dan keluarga, berita yang terakhir adalah seorang kakak dan adiknya ditemukan terbaring lemas di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Keduanya akhirnya dibawa ke Rumah Sakit terdekat oleh Babinsa TNI AD dan Polri yang tengah mengikuti kerja bakti di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Menururt keterangan Pers Kapolres Muara Enim keduanya saat ini tidak bekerja karena ditinggal mati kedua orang tuanya.

Sama halnya seperti kedua kisah pilu tersebut, dulu juga pernah kisah serupa terjadi di negeri tercinta ini, tepatnya pada medio tahun 2014, seorang anak kecil bernama Transpirin bocah berusia 12 tahun meninggalkan bangku sekolah karena harus menggantikan peran orang tuanya mencari nafkah untuk membiayai ketiga adiknya. Sang ibu telah meninggal dunia, sementara ayahnya bekerja di sebuah perkebunan di Kalimantan. Taspirin pun harus tinggal dengan mengasuh ketiga adiknya, bekerja membanting tulang menyambung hidup. Kisah Taspirinpun kala itu menjadi viral karena peran media sosial yang akhirnya mengetuk pintu hati Istana Kepresidenan.

Berkat upaya kompak netizen di dunia maya akhirnya Presiden SBY tahu kejadian tersebut secara langsung melalui sosial media miliknya, akun twitter @SBYudhoyono. SBY melalui twitter tersebut memberikan sebuah pernyataan yang sangat menyentuh hati, kala itu Presiden menulis bahwa “Kisah Transpirin, Banyumas, Usia 12 tahun, yang menjadi buruh tani untuk menghidupi ketiga adiknya sungguh menggores hati”.

Tweet SBY  tersebut menggetarkan hati banyak pihak, TNI, Polri, Staf khusus Presiden, Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Banyumas semua bergerak untuk segera merelokasi Transpirin, dan akhirnya anak tersebut dipertemukan dengan Ayah kandungnya yang sudah berpisah sekian lama karena terbentang jarak dan waktu.

Tidak hanya dipertemukan , rumah kecil Transpirinpun akhirnya direnovasi mejadi rumah layak huni dan berbagai bantuan sosialpun terus mengalir. Inilah kekuatan media di era modern saat ini, sense of belonging and sense of crisis juga sangat  diperlukan oleh seorang Pemimpin untuk menumbuhkan semangat kemanusian dan persatuan yang berdampak luas.

Dari berbagai kejadian tersebut sebenarnya kehadiran Negara sangat diperlukan saat ini. Kita tahu Presiden Jokowi telah memberikan kebijakan baik itu berupa kompensasi atau intensif bagi masyarakat terdampak khususnya untuk mereka yang berekonomi lemah dan kurang mampu seperti pemberian BLT, Raskin dan Kebijakan kompensasi pembayaran tagihan Listrik untuk rakyat. Pertanyaan besar dan mendasar masyarakat saat ini, seberapa tepat sasaran kebijakan tersebut sampai ke tangan yang berhak? Dan seberapa valid data masyarakat yang termasuk dalam kategori miskin tersebut?

Sebuah kebijakan alangkah tidak baik jika dilaksanakan atas dasar like and dislike dan atas dasar “Asal Bapak Senang” apalagi menyangkut kelangsungan hidup umat manusia. ****

Ikuti tulisan menarik Rudi Fitrianto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler