x

ilustr: Search Engine Journal

Iklan

S. Mumayyizah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Mei 2020

Jumat, 15 Mei 2020 14:29 WIB

Secangkir Kesejahteraan di Tengah Pandemi Covid-19

Masih ada secangkir kesejahteraan di tengah pamdemi covid-19.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sedikit berbincang mengenai virus covid-19 di tengah pandemi, dengan secangkir kesejahteraan ditemani koran pagi yang memuat berbagai topik perihal covid-19 membuat kita melek tanpa suara ayam berkokok atau mesin alarm. terhadap berbagai hal dalam kehidupan berkelompok, bermasyarakat, maupun bernegara.

Rasanya sudah tak asing lagi di telinga masyarakat di berbagai belahan dunia mulai dari anak-anak, remaja, orang tua hingga lansia jika perbincangan ini membahas perihal virus covid-19 atau yang akrab di sebut corona maka ada banyak hal yang yang patut kita sorot dengan jeli. Perihal kebijakan pemerintah, kesehatan, perekonomian masyarakat yang kian merosot dan lain-lain.


Covid-19 adalah virus yang menyerang saluran pernafasan manusia. Sampai saat ini masih belum di ketahui penyebab pasti dari virus corona ini, tetapi telah di ketahui virus ini disebarkan oleh hewan serta mampu menjangkit dari satu spesies pada spesies yang lain. Diketahui virus corona ini berasal dari kota wuhan cina yang muncul pada desember 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan


Virus corona muncul dengan berbagai gejala yang berbeda-beda pada si penderitannya. namun pada umumnya penyakit ini memiliki gejala seperti flu, batuk, demam, hingga sesak napas. Virus ini pun masih belum ditemukan obat maupun vaksin nya namun, telah banyak pasien yang sembuh setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit meskipun angka kematian terbilang lebih tinggi dibandingkan angka pasien yang sembuh.


Dari sini masyarakat berharap lebih terhadap kinerja pemerintah untuk menanggulangi wabah yang tak kunjung reda ini. Mulai dari bantuan meliputi sandang, pangan, dan papan. Tidak jarang masyarakat mengeluhkan berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah seperti kebijakan PSBB, larangan mudik dan lain-lain.


Adanya desas desus peningkatan iuran BPJS semakin membuat masyarakat gemas akan tindak-tanduk pemerintah yang dinilai semakin membuat masyarakat terpuruk. Karena jika warga terkena virus Covid-19 dengan apa mereka akan membayar biaya yang bisa dibilang tidak murah bagi masyarakat kalangan menengah kebawah.


Taka ada kata ‘’Sejahtera’’ jika kita memandang prospek kinerja lapangan yang kian hari dipandang kian menyulitkan masyarakat. Berbagai penolakan yang telah di utarakan masyarakat tentang kebijakan-kebijakan yang di buat oleh pemerintah telah di dampaikan oleh masyarakat dari yang bersifat sindiran maupun secara langsung sepertinya tidak mempan untuk telinga para elite politik.


Lantas apa kabar teori ‘’welfare state’’ yang telah di gagaskan oleh Jeremy Bentham yang mulai digunakan pada abad ke-20. tentang pelayanan terhadap masyarakat mengenai tunjangan hidup seperti pendidikan, pekerjaan yang layak, pelayanan kesehatan, perumahan, serta jaminan ekonomi bagi lanjut usia. Sepertinya terlalu jauh jika kita membandingkan negara ini dengan Negara-negara yang telah menganut teori tersebut.


Dan setidaknya kita tidak boleh menutup mata, meskipun Negara ini masih terbilang negara berkembang setidaknya sedikit banyak tanpa kita sadari kita telah meminum secangkir teori kesehahteraan seperti adanya BPJS, Kartu Tanda tidak Mampu, pensiunan bagi sebagian kalangan seperti polisi, TNI, Kartu Indonesia pintar dan baru-baru ini telah di berlakukan nya kartu Pra Kerja.


Seperti yang di telah tertera dalam pembukaan UUD 1945 Alena ke-4 ‘’Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan deluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahreraan umum…..’’.


Tak aka ada yang sempurna memang, mayarakat, begitupun pemerintah hanya saja segala ha-hal baik perlu di upayakan agar menjadi suatu bangsa yang maju, yang dengan segala upaya masyarakat untuk pemerintah pun sebaliknya, pemerintah untuk masyarakat menjadi sesuatu yang tidak sia-sia.

Ikuti tulisan menarik S. Mumayyizah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini