x

Iklan

Muhamad Gufron Ramdhani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 Juni 2020

Senin, 15 Juni 2020 10:09 WIB

Analisis Kebijakan Kontroversial Presiden Jair Bolsonaro di masa Pandemi COVID-19 : Brazil Posisi ke-2 Dunia Dibawah AS

Artikel ini menjelaskan tentang kebijakan kontroversial Presiden Jair Bolsonaro di masa pandemi COVID-19 beserta faktor yang mempengaruhi pengambilan kebijakan tersebut

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pandemi virus corona (Covid-19) menjadi isu yang sedang hangat dibahas di dunia Internasional. Dalam studi keamanan internasional, isu Covid-19 bisa dibilang sebagai ancaman non-tradisional yang mengancam keamanan manusia (Human Security) mencakup keamanan kesehatan (Health Security). Setelah World Health Organization (WHO) mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemi di seluruh dunia, hampir seluruh negara mengambil tindakan cepat untuk meminimalisir penyebaran virus ini.

Baru-baru ini WHO menyatakan bahwa Amerika Latin menjadi pusat terbaru penyebaran virus corona. Menurut laporan Statista Research Departement, Brazil merupakan negara yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi di Amerika Latin. Hingga 12 Juni 2020, Brazil telah melaporkan lebih dari 802 ribu kasus Covid-19--tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat (Montanez, 2020).

Melonjaknya kasus di Brazil membuat WHO memberikan peringatan kepada negara-negara Amerika Latin termasuk Brazil untuk tidak membuka isolasi negara atau melonggarkan kebijakan lockdown. Peringatan WHO ini mendapatkan respon negatif dari pemerintah Brazil. Presiden Jair Bolsonaro malah mengancam untuk keluar dari WHO dan memilih untuk menghentikan isolasi negara dengan alasan kebijakan lockdown hanya membuat hancur Negara (CNN, 2020).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

TEORI ANALISIS

Dalam tulisan ini penulis menggunakan metode Poliheuristik untuk menganalisis alasan mengapa Bolsonaro lebih memilih untuk melonggarkan kebijakan lockdown dan juga untuk melihat apakah terdapat faktor psikologi atau personal Bolsonaro yang mempengaruhi pengambilan kebijakan tersebut. Metode poliheuristik ini merupakan gabungan dari rational choice theory dan pendekatan kognitif.

Menurut Alex Mintz, model ini mengambil keputusan dengan melibatkan dua tahap, yakni alternatif dan evaluasi. Pada tahap pertama, pengambil keputusan menyaring alternatif yang ada dengan menolak hal-hal yang tidak familiar dengannya. Tahap kedua melibatkan pengambil keputusan untuk mengevaluasi alternatif sesuai dengan konsekuensi dari kebijakan tersebut untuk mendapatkan keuntungan maksimal dengan sedikit resiko.

Konsekuensi ini sangat dipengaruhi oleh urusan dalam negerinya, seperti tekanan dari oposisi, pemilihan presiden, popularitas, di mana hal tersebut akan mempengaruhi psikologis pengambil keputusan.

PEMBAHASAN

Pasca konfirmasi kasus pertama di Amerika latin pada 26 Februari 2020 (de Sousa & Savarese, 2020), kasus Covid-19 di Brazil semakin hari semakin bertambah drastis. Hingga 12 Juni 2020, Brazil telah melaporkan lebih dari 802 ribu kasus, hal ini disebabkan oleh lambatnya respon pemerintah Brazil dibawah Presiden Jair Bolsonaro yang terlalu menganggap remeh virus ini.

Menurut Katty Watson dalam artikel nya mengatakan bahwa Presiden Bolsonaro beranggapan bahwa virus corona hanyalah virus biasa yang menyebabkan flu ringan dan pandemi ini hanya akan berlangsung sementara waktu. Media dianggap terlalu berlebihan dalam memberitakan virus ini.

Melihat lambatnya respon dari pemerintah pusat dalam penanganan Covid-19 membuat gubernur-gubernur negara bagian Brazil mengambil tindakan untuk menerapkan karantina wilayah atau lockdown. Kebijakan karantina dari negara bagian tersebut diambil sesuai dengan UU Karantina dan kebijakan karantina tersebut juga sudah mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan Brazil, Luiz Henrique Mandetta (Rafael Lima, 2020).

Akan tetapi, Presiden Bolsonaro menentang kebijakan tersebut dan menganggap gubernur-gubernur di negara bagian sebagai sekelompok “bajingan”. Presiden Bolsonaro menyerukan agar seluruh negara bagian di Brazil untuk membuka isolasinya dan mengizinkan akses transportasi darat, laut, dan udara melalui Perintah eksekutif atau dekrit presiden (BBC, 2020).

Presiden Bolsonaro menganggap kebijakan lockdown yang telah diterapkan oleh banyak gubernur di Brazil hanya membuat krisis ekonomi semakin parah dan dapat membuat negara hancur (CNN, 2020). Menurut Bolsonaro, karantina hanya diterapkan untuk orang-orang tua dengan penyakit Covid-19 yang serius.

Sedangkan Mandetta tetap pada pendiriannya memberlakukan social distancing kepada seluruh populasi di Brazil. Perbedaan pendapat antara Bolsonaro dengan Mandetta berujung pada pemecatan Mandetta sebagai Menteri Kesehatan dan digantikan oleh Luiz Nelson Sperle Teich. Namun, kurang dari sebulan Nelson Teich mundur dari jabatannya sebagai Menteri kesehatan dikarenakan perbedaan pendapat dengan Bolsonaro.

KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas penulis menyimpulkan Jair Bolsonaro selaku policy maker lebih memilih mencabut kebijakan lockdown atau mengakhiri karantina dan kembali beraktivitas seperti biasa. Hal ini karena ia melihat berbagai pertimbangan gain yang didapat dan berusaha meminimalisir resiko yang terjadi. Meskipun keputusan ini mendapatkan banyak kontra dari masyarakat dan sekaligus menurunkan elektabilitasnya, Presiden Bolsonaro percaya bahwa keuntungan yang akan di dapat oleh Brazil akan lebih besar ketika kebijakan lockdown dicabut atau dilonggarkan.

Kepedulian Bolsonaro terhadap isu ini merupakan bentuk upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi Brazil dan terhindar dari krisis ekonomi seperti halnya yang terjadi pada Brazil di tahun 2015. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ketika kebijakan lockdown dicabut atau dilonggarkan, penyebaran virus corona di Brazil terus meningkat setiap harinya, sehingga saat ini Brazil menjadi negara yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Penulis berharap pemerintah Brazil dapat menemukan cara lain yang lebih efektif untuk menjaga stabilitas ekonomi negara dan juga dapat menekan angka penyebaran virus corona di Brazil.

Ikuti tulisan menarik Muhamad Gufron Ramdhani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB