x

Iklan

Dara Safira

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Januari 2020

Sabtu, 11 Juli 2020 15:35 WIB

Merdeka Belajar, Apalah Arti Sebuah Nama


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Semut di ujung lautan, tampak. Tetapi, gajah di depan mata, tidak kelihatan.

Peribahasa yang cocok untuk mengibaratkan polemik gagasan Merdeka Belajar. Yang diinisiasi oleh Mendikbud Nadiem Makarim.

Konsep Merdeka Belajar jadi masalah. Gara-gara serupa dengan brand korporat yang telah didaftarkan resmi secara hukum. Nadiem dianggap plagiat.

Muncul lagi argumentasi, akan mempopulerkan korporat tersebut, ikut mengenalkan nama perusahaan karena kerap disebut dalam kebijakan pendidikan. Ada lagi: tudingan negara bayar royalti ke korporat bersangkutan karena memakai brand-nya.

Macam-macam pendapatnya. Sehingga membuat kelucuan.

Kenapa harus mempermasalahkan sesuatu yang tidak substantif? Gemar membahas hal yang tidak esensial?

Namun, aspek-aspek yang penting, prinsip utama dari kebijakan Merdeka Belajar dicetuskan dan sudah saatnya dilakukan di Indonesia, terlupakan. Bukan itu yang didiskusikan, dikaji. Bicarakankah unsur yang prioritas. Kenapa Merdeka Belajar harus ada.

Untuk apa manfaat dari diterapkannya Merdeka Belajar. Sejauh mana keunggulan Merdeka Belajar --plus apa masih kurangnya. Yang semuanya menimbulkan kebaikan untuk lini pendidikan di Tanah Air.

Bukan mengaitkan terhadap brand, merk, kesamaan nama dengan salah satu korporat. Ubahlah paradigma. Bernalar terhadap isi, bukan kemasan. Seperti salah satu target konsep Merdeka Belajar, menjadi manusia Indonesia yang berpikiran maju.

Contoh mudahnya: ada seorang anak bernama Indra. Kebetulan, nama Indra ini juga sama dengan sebuah paguyuban. Padahal, orang tua Indra sama sekali tidak mengetahui paguyuban itu. Juga tidak ada hubungan.

Lantas, apa nama Indra itu bakal dipermasalahkan juga?

Sedangkan kecerdasan atau kebodohan si Indra, diabaikan begitu saja. Yang jadi nilai penting dari sosok Indra.

Akhirilah pola pikir yang bodoh, karena tertutup ambisi tertentu, maka segala alasan dicari-cari untuk menjungkalkan pihak tertentu --yang tidak masuk akal. Gaya berpikir seperti itulah yang ingin diubah dari Merdeka Belakar. Yang tak siap kompetitif serta berargumentasi rendah.

Bak untaian kata pujangga asal Inggris,  Shakespeare, apalah arti sebuah nama.*

Ikuti tulisan menarik Dara Safira lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB