x

Ujian harus di hadapi

Iklan

muhammad yusuf

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 April 2020

Minggu, 19 Juli 2020 08:20 WIB

Makna Ujian Bagi Seorang Mukmin

Ujian akan datang kepada setiap manusia, tetapi ada perbedaan dalam menyikapi setiap ujian antara mukmin dan orang biasa, bagaimanakah seorang muslim menyikapi ujian, dan bagaimana cara agar kita bisa lulus ujian tersebut dan mendapatkan derajat yang tinggi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Musibah atau ujian akan datang kapanpun dan dimanapun, baik kita siap maupun tidak siap, dan musibah juga akan menimpa siapa saja baik pejabat, rakyat jelata, orang sholeh maupun ahli maksiat.

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Artinya: Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186].

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

karena sejatinya hidup ini adalah ujian, dan setiap hamba akan diuji oleh Allah sesuai dengan kemampuannya, dengan kata lain, Allah tidak akan membebankan kepada hambanya ujian yang tidak akan mampu untuk di tanggungnya.

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً قَالَ الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ

“Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya” [HR. Muslim no. 7302].

Cara Seorang Muslim Menghadapi Musibah

Seperti yang di sebutkan pada hadits di atas, bahwa ujian akan menimpa kepada semua manusia, lalu sikap yang bagaimana yang seharusnya ada pada seorang muslim, karena kita harus yakin agama islam inilah agama yang lurus dan benar.

Sudah selayaknya di dalam ajaran syariat islam semua hukum yang terkait dengan muamalah, baik muamalah dengan Allah dan juga dengan manusia sudah ada aturan dan adabnya, begitupun dengan musibah ini, berikut adab seorang muslim dalam menyikapi musibah dan ujian yang menimpanya.

1. Ingat Allah, pertama yang harus di lakukan adalah langsung ingat Allah, bahwa ujian yang sedang di hadapinya ini atas kehendak dan izin dari Allah.

2. Bersabar, langkah ini sebenarnya ada di point pertama, tapi jika tanpa ingat kepada Allah maka bersabar akan sangat sulit, karena hakikatnya bersabar adalah menerima semua yang Allah berikan kepada kita, baik musibah maupun nikmat, baik dalam ibadah maupun dalam meninggalkan maksiat.

3. Istigfar, Semua musibah itu terkait dengan dosa kita, tidaklah kita di berikan musibah melainkan karena sebab dosa yang kita lakukan, maka langkah selanjutnya adalah memohon ampun kepada Allah dari dosa yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

4. Muhasabah, Kita harus mengintropeksi diri, dan merenungi akan semua yang terjadi dalam kehidupan kita, apakah selama ini kita banyak melakukan dosa dan kurang dalammengamalkan ibadah, dengan muhasabah ini kita akan tersadar betapa banyaknya dosa yang telah kita lakukan dan betapa jauhnya kita dari ketaatan kepada Allah.

5. Melangkah kedepan dan menghadapi semua musibah yang menimpa kita, seraya memohon kepada Allah agar di mudahkan dalam menjalaninya.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, ins Sya Allah musibah seberat apapun akan mudah untuk kita hadapi, karena sandaran kita adalah Allah Azza wajalla.

Jikapun kita tidak menjalankan point-point di atas, niscaya musibah tetap ada dan kita harus menghadapinya dengan hati yang sumpek dan berat.

Musibah Mengangkat Derajat Seorang Muslim

Setiap ujian dan musibah yang menimpa kita, akan berbanding lurus dengan derajat kita, tapi dengan syarat kita lulus ujian tersebut.

Sering kita dengar di mimbar-mimbar khutbah tentang naiknya derajat seorang muslim jika terkena ujian, tapi tidak di bahas secara mendalam bagaimana ujian tersebut bisa mengangkat derajat.

Karena layaknya ujian di sekolah, ada yang lulus dan ada yang tidak lulus,begitupun dengan ujian yang Allah berikan kepada kita.

Lalu bagaimana cara mengetahui kita lulus atau tidaknya dari ujian Allah?

Secara mudahnya adalah dengan melihat apakah ujian ini membawa kita untuk lebih bertaqwa, atau sama saja bahkan malah lebih buruk keadaannya dari sebelum di uji.

Inilah yang membedakan ujian yang menimpa seorang muslim dengan selainnya.

Jika seorang muslim menyikapi musibah dengan menjalankan semua seperti yang di tulis di 5 point diatas, maka efeknya akan menambah ketaqwaan kepada Allah, tapi jika tidak melaksanakan point tersebut maka akan sama saja bahkan bisa menjadi lebih buruk lagi.

Itulah hikmahnya kita menjalankan syariat dengan sempurna, karena di dalamnya akan ada kebaikan-kebaikan yang tersembunyi yang akan di dapat oleh orang yang menjalankannya secara ikhlas.

Niat Yang Ikhlas Adalah Kuncinya

Niat dan keikhlasan adalah kata kunci di terimanya setiap amalan, banyak hadits tentang niat yang menerangkan tentang masalah ini.

Begitupun dengan musibah yang menimpa seorang muslim, tanpa niat yang ikhlas akan mengharapkan ridhonya maka akan sulit merubah ujian menjadi ketakwaan.

Betapa tidak, ada dari kita yang ketika mendapatkan ujian malah memanfaatkan untuk memperkaya diri, dengan membuka donasi dan meminta-minta kepada setiap orang.

Mungkin anda akan membantah, kan memang sedang terkena musibah, wajar dong meminta bantuan...

Ya terkesan ini adalah hal yang wajar dan bisa di tolerir, dan ini memang benar adanya, untuk orang awam yang lebih memilih kehidupan dunia di banding akhirat, tapi tidak untuk orang beriman.

Orang beriman yang merupakan muslim sejati akan menggantungkn semuanya kepada Allah, meminta pertolongan hanya kepada Allah, dan Allah adalah maha penolong lagi maha pemurah.

Cukuplah bagi seorang muslim pertolongan Allah, walupun nantipun pertolongan itu datang dalam bentuk lain, misalkan dalam bentuk bantuan dari pemerintah maupun bantuan dari pihak lainnya.

Tapi semua itu bukan permintaannya kepada mahluknya, tapi karena ijabah doa yang di panjatkan kepada Allah.

Inilah ciri niat ikhlas tatkala terjadi bencana atau ujian yang dengannya akan membawa kepada ketaqwaan yang akan menaikan derajatnya, baik di dunia maupun di akhirat.

Keimpulan

  • Musibah akan menimpa setiap manusia, bagaimanapun bentuk wujud dan keadaannya.
  • Dengan menjalankan syariat islam tatkala terjadi musibah, maka akan berpotensi lulus dalam ujian yang Allah berikan.
  • Bersabar ataupun tidak, ikhlas maupun tidak, ujian akan tetap ada, maka pilihan cerdas adalah dengan bersabar dan niat ikhlas karena Allah
  • Derajat kita akan naik disisinya jika setelah musibah ada perubahan dalam hal ketaqwaan dan amal ibadah yang lebih meningkat.

Demikian semoga artikel singkat ini bisa membuka sedikit wawasan akan sempurnanya ajaran syariat islam ini, dan semoga musibah yang menimpa kita dan juga negri kita segera Allah angkat dan akhiri.

Wallahu a'lam

Ikuti tulisan menarik muhammad yusuf lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler