
Kamis, 19 November 2020 16:41 WIB
Langit Biru, Program Baik yang Terus Digalakkan
Pertamina sebagai perusahaan negara yang bertanggung jawab dalam urusan migas melakukan ancang-ancang menuju perubahan. Selain memproduksi biofuel dari bahan nabati yang ramah lingkungan, Pertamina juga getol menjalankan Program Langit Biru (PLB). Ini adalah program baik yang bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat dengan tindakan nyata. Selama ini pengguna BBM Premium hanya melihat harga yang murah. Padahal BBM yang rendah oktan tersebut jauh lebih boros karena daya jelajahnya pendek. Belum lagi menghitung biaya servis dan kerusakan lingkungan.
Dibaca : 1.214 kali
Keadaan bumi yang semakin memprihatinkan harus ditangani dengan cepat. Caranya adalah dengan membangkitkan kesadaran kolektif seluruh masyarakat. Paris Agreement yang disepakati pada 2015 lalu memuat persetujuan untuk mengurangi polusi udara dan menciptakan dunia yang lebih baik di masa depan.
Cina telah melakukan prombakan besar-besaran dalam penyediaan energi yang lebih ramah lingkungan. Selama ini Cina selalu dijadikan tertuduh pencemaran udara terbesar dunia karena polusi yang ditimbulkan oleh industri mereka. Sekarang dibuat kebijakan nasional baru yang membuat transformasi besar-besaran terwujud dalam waktu yang sangat singkat di sana.
Indonesia juga sedang ke arah sana. Meski tidak menempuh langkah ekstrem seperti Cina. Pembangkit listrik masa depan Indonesia sudah beralih ke energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Penggunaan BBM juga mulai dialihkan ke jenis yang beroktan tinggi untuk meminimalisir terjadinya polusi.
Pertamina sebagai perusahaan negara yang bertanggung jawab dalam urusan Migas telah melakukan ancang-ancang menuju perubahan. Selain memproduksi biofuel dari bahan nabati yang ramah lingkungan, perusahaan pelat merah itu juga tengah getol menjalankan Program Langit Biru (PLB). Ini adalah program baik yang bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat dengan tindakan nyata.
Melalui PLB, Pertamina meluncurkan Program Pertalite Harga Khusus. Konsumen dapat merasakan performa Pertalite dengan harga Rp 6.450 per liter, lebih rendah Rp 1.200 dari harga normal yaitu Rp 7.650. Bahan bakar perta series ini memiliki daya jelajah yang lebih jauh dari Premium. Selain lebih ramah lingkungan dan baik untuk mesin kendaraan.
Program tersebut telah dilakukan di banyak kota di Indonesia. Misalnya di Mojokerto, Jawa Tengah program tersebut dilakukan pada Selasa, 17 November 2020. Sama seperti program PLB sebelumnya, diskon tersebut hanya berlaku untuk konsumen kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga, angkutan umum kota (angkot), serta taksi plat kuning.
Selain itu dengan harga khusus, Pertamina mengajak pengendara mendapatkan customer experience, bahwa dengan BBM berkualitas mesin kendaraannya lebih awet dan bertenaga. Edukasi yang diterapkan dengan cara praktek langsung, agar masayarakat mengalami sendiri perbedaannya. Selanjutnya mereka yang telah paham, bisa membuat langkah perubahan secara sadar dan mandiri.
Program tersebut sesuai Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Untuk mengurangi pencemaran udara itu, langkah yang ditempuh di antaranya melalui pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor. Salah satunya dengan penggunaan BBM yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan. Misalnya Pertalite dengan RON (Research Octane Number) 90, Pertamax RON 92 dan Pertamax Turbo RON 98. Bandingkan dengan Premium yang hanya punya RON 88.
Selain membuat promo Pertalite dengan harga khusus, Pertamina juga memberikan promo spesial bagi konsumen, yaitu berupa cashback Rp250 per liter untuk transaksi pembelian Pertamax dengan aplikasi MyPertamina. Hal tersebut bertujuan untuk menarik minat masyarakat supaya tergerak menggunakan jenis BBM ramah lingkungan.
Dengan terciptanya kesadaran kolektif, akan muncul perubahan besar di tengah masyarakat. Selama ini pengguna BBM Premium hanya melihat harga yang murah. Padahal kalau dihitung lebih cermat, BBM yang rendah oktan tersebut jauh lebih boros karena daya jelajahnya pendek. Belum lagi menghitung biaya servis dan kerusakan lingkungan.
Perubahan untuk memulai gaya hidup yang ramah terhadap lingkungan harus terus digalakkan. Salah satunya dengan edukasi dan memberikan pengalaman baru bagi pengguna kendaraan bermotor. Mereka yang telah tercerahkan akan ikut membawa perubahan yang lebih baik untuk planet bumi. Sebab jika itu tidak segera dilakukan, rumah bersama ini akan terancam hancur akibat ulah manusia.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
Rabu, 20 Januari 2021 12:31 WIB

Bila Banjir, Jangan Salahkan Hujan dan Sungai
Dibaca : 1.170 kali
Rabu, 20 Januari 2021 06:37 WIB

Investasi bukan Kunci Pemulihan Ekonomi, Vaksinasi bukan Kunci Penyelesaian Pandemi
Dibaca : 964 kali
Rabu, 20 Januari 2021 18:57 WIB

Dinilai Bermain Aman, Keberpihakan Puan Maharani kepada Hak-hak Perempuan Dipertanyakan
Dibaca : 1.019 kali
Selasa, 19 Januari 2021 11:44 WIB

Blokir Akun Twitter Trump: Antara Kebebasan dan Kepentingan Publik
Dibaca : 1.202 kali
Senin, 18 Januari 2021 19:55 WIB

Kaum Milenial Ramai-ramai Investasi Saham; Sayang Banyak yang Ceroboh
Dibaca : 972 kali
Minggu, 17 Januari 2021 12:57 WIB

Whatsapp dan Hasrat Monopoli Mark Zuckerberg
Dibaca : 1.109 kali
Jumat, 15 Januari 2021 19:09 WIB

Program Vaksinasi Dimulai, Ini Catatan Penting untuk Masyarakat
Dibaca : 1.289 kali
Jumat, 15 Januari 2021 05:53 WIB

Raffi Nongkrong Usai Divaksin; Influencer pun Tetap Perlu Diedukasi Vaksin
Dibaca : 1.512 kali
Kamis, 14 Januari 2021 06:34 WIB

Jejak Trumpisme dalam Demokrasi Amerika
Dibaca : 1.363 kali
4 hari lalu

Ketua Satgas Covid-19 Umumkan Positif: Nah, Begitu Bagus!
Dibaca : 1.122 kali
4 hari lalu

8 Aplikasi yang Tepat untuk Kalian yang Hobi Menulis, Asah Bakatmu Mulai Dari Sekarang!
Dibaca : 810 kali
2 hari lalu

Data Wabah, Akurasi Lemah Pengambilan Keputusan Bisa Salah
Dibaca : 787 kali
4 hari lalu

Berkat Pertamina, UMKM Naik Kelas dan Menjadi Berkah untuk Warga Sekitarnya
Dibaca : 758 kali
2 hari lalu
