x

Iklan

HendriyantoPakaya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 November 2020

Selasa, 8 Desember 2020 05:36 WIB

Iman kepada Takdir Mendatangkan Kebahagiaan


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Percaya kepada takdir baik dan buruk adalah salah satu Rukun Iman yang harus diyakini setiap orang yang mengaku beragama Islam. Tapi Rukun Iman ini bukan hanya sebatas kepercayaan semata, namun jika rukun direnungi dan diamalkan akan terungkap rahasia besar yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kebahagiaan yang diimpikan setiap manusia.

Pada hakikatnya takdir seluruh makhluk telah Allah tuliskan 500 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi di lauhil mahfuz. Oleh karena itu tidak ada kata "kebetulan" di dunia ini karena semuanya telah ditakdirkan terjadi. Adapun penilaian baik atau buruk itu hanya menurut pandangan manusia yang penuh dengan kekurangan namun menurut Allah semuanya baik untuk makhluk-Nya karena Dia Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang.

Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini mulai dari hal-hal yang kecil seperti berapa butir hujan yang turun di setiap waktu di setiap tempat atau berapa jumlah daun yang berguguran dari dahannya, sampai hal-hal yang besar seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami bahkan hari kiamat semuanya sudah tertulis di lauhil mahfuz. Begitu pula dalam masalah rizqi, ajal, amal, bahagia atau sengsara semuanya sudah ditetapkan sebelum manusia terlahir ke dunia ini, seperti yang terdapat pada sebuah hadis, Rasulullah bersabda yang artinya: Kemudian di ]utus kepadanya (janin) seorang malaikat lalu di tiupkan padanya(janin) ruh lalu di perintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizqinya, ajalnya, amalnya, dan kecelakaan atau kebahagiaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam masalah jodoh seharusnya seorang muslim tidak merasa gelisah ketika jodohnya tak kunjung datang. Seberapa besar usahanya untuk mencari dan mendapatkannya pasti dia tidak akan mendapatkannya kecuali seseorang yang ditakdirkan untuknya. Dan tidak ada kata terlambat dalam masalah jodoh karena dia akan datang dengan keindahannya tepat pada waktunya.

Begitu pula dengan takdir-takdir lainnya, tidak akan berkurang atau bertambah rizqi seseorang karena usahanya. Adapun berkurang atau bertambahnya rizqi seseorang itu hanya menurut pandangan manusia. Jika hartanya di dapatkan dengan cara yang halal maka dia akan merasa cukup meskipun sedikit karena keberkahan hartanya. Tapi jika hartanya didapatkan dengan cara yang haram maka dia akan merasa kurang meskipun hartanya banyak dan berlimpah karena hilangnya keberkahan pada hartanya.

Selama rizqi seseorang masih tertulis di lauhil mahfuz selama itu pula kehidupannya berlanjut namun apabila rizqinya telah habis maka ajal akan menjemputnya meskipun dia berada di sebuah tempat yang penuh dengan berbagai macam makanan yang apabila dia merasa lapar dia langsung memakannya tanpa ada usaha untuk mencarinya. Juga tempat tersebut di penuhi oleh penjaga-penjaga yang terlatih dan dokter-doktar profesional dalam segala bidang. Para penjaga akan menjaganya dari hal-hal yang membahayakan dirinya sedangkan para dokter sesalu siap siaga dalam memantau dan menjaga kesehatannya. Namun semua itu tidaklah berarti jika ajal datang menjemputnya.

Ketika seorang muslim sudah memahami hakikat takdirnya tidaklah menjadikannya putus asa dengan berfikiran bahwa apapun yang dilakukannya tidak akan mempengaruhi takdirnya dan dia tidak akan mendapatkan sesuatu kecuali yang ditakdirkan untuknya. Tapi yang harus dilakukan oleh seorang muslim dalam mengamalkan Rukun Iman ini adalah dengan mematuhi aturan-aturan Allah dan tidak melanggarnya. Setelah dia berusaha semaksimal mungkin kemudian bertawakal dan menyerahkan hasilnya kepada Allah serta berprasangka baik kepada-Nnya karena Allah tergantung dari prasangka hamba kepada-Nya.

Jika seorang muslim di timpa musibah tidak sepantasnya dia mengatakan, "Seandainya aku tidak melakukannya pasti hal ini tidak akan terjadi", sebab perkataan ini adalah bisikan dari syetan agar seseorang yang ditimpa musibah tidak mendapatkan pahala yang besar dengan kesabarannya dalam menghadapi musibah tersebut. Dan sekuat apapun dia berusaha untuk menghindari musibah tersebut pasti dia akan datang tanpa permisi dan tanpa di sangka-sangka.

Pemahaman yang benar tentang hakikat takdir dan di sertai dengan amal akan menumbuhkan sifat-sifat yang terpuji seperti sabar, ikhlas, tawakal dan rasa syukur. Sifat-sifat inilah yang mendatangkan ketenangan hati dan jiwa yang merupakan kunci dari kebahagiaan serta akan mengantarkannya kepada syurga dunia sebelum syurga di akhirat kelak. Insya Allah.

Ikuti tulisan menarik HendriyantoPakaya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler