x

Ilustrasi Galon Air

Iklan

Salma Nurul Ajmal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 Desember 2020

Kamis, 10 Desember 2020 10:34 WIB

Polemik Galon Sekali Pakai

Akhir-akhir ini muncul produk air kemasan galon sekali pakai, yang tidak mengharuskan konsumen untuk mengembalikan galon yang kosong (telah terpakai) ketika membeli galon yang berisi (baru). Air kemasan galon sekali pakai ini menimbulkan pro kontra di masyarakat karena berpotensi merusak lingkungan karena akan menimbulkan penumpukkan sampah plastik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kebutuhan akan air bersih untuk pemakaian sehari-hari terus meningkat, terutama kebutuhan pada air minum. Manusia takan mampu bertahan hidup dalam waktu yang lama tanpa adanya air, oleh karena itu kebutuhan air minum yang praktis dan higienis, posisinya sangat dibutuhkan di zaman serba cepat ini. Pengemasaan air minum tersebut biasanya selalu menggunakan plastik, karena harganya yang cukup murah dan plastik cukup kuat untuk menampung serta menahan air yang dikemas. Namun penggunaan pelastik ini dapat menimbulkan potensi merusak lingkungan. Sampah yang dihasilkan nantinya, akan berada di tempat pembuangan akhir (TPA) namun tetap saja, plastik adalah plastik. Ia akan sulit sekali terurai secara alami.

Air minum kemasan dalam bentuk galon sangat sering kita jumpai di dalam rumah dan perkantoran. Air minum kemasan galon tersebut biasanya galon guna kembali (isi ulang) dan tidak sekali pakai. Namun akhir-akhir ini muncul produk air kemasan galon baru, galon sekali pakai, yang tidak mengharuskan konsumen untuk mengembalikan galon yang kosong (telah terpakai) ketika membeli galon yang berisi (baru). Air kemasan galon sekali pakai ini menimbulkan pro kontra di masyarakat.

Dari segi harga, mari kita bandingkan keduanya. Harga galon guna kembali, jika hanya ingin mengisi galonnya, maka harga yang harus dikocek sebesar Rp. 16.000, Jika ingin membeli galon serta isinya, maka harganya menjadi Rp. 51.000. Sedangkan harga air kemasan galon sekali pakai adalah sebesar Rp. 17.500, sudah mendapatkan galon beserta isinya. Masyarakat indonesia yang cenderung konsumtif akan banyak memilih air kemasan galon sekali pakai karena lebih mudah dan tidak mengharus mengembalikannya ketika ingin membeli air yang baru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika konsumen banyak memilih air kemasan galon sekali pakai sebagai produk unggulan yang mereka pakai dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka, maka akan ada kemungkinan banyaknya sampah galon bekas yang berada di alam. Sampah galon sekali pakai akan sulit dikendalikan jumlahnya, karena produsen tidak menarik kembali galon tersebut seperti produsen galon guna kembali.

Air kemasan galon sekali pakai dinilai praktis dan higienis oleh produsen. Galon guna pakai disetiap produknya sudah dikemas dan disegel sesuai standar yang telah ditetapkan, sudah pasti hiegienis dan aman dikonsumsi. Jadi, air kemasan galon yang guna kembali maupun yang sekali pakai, keduanya sama-sama higienis karena telah ada standar yang mengatur hal tersebut. Air kemasan galon ini juga berpotensi besar untuk menimbulkan sampah plastik sekali pakai. Pada akhirnya, sampah dari galon plastik sekali pakai akan membebani sistem penanganan sampah, baik untuk daur ulang maupun untuk TPA. Produsen punya kewajiban untuk melakukan pembatasan timbulan sampah yang dilakukan dengan menggunakan produk yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin. Tentu galon guna ulang menimbulkan sampah lebih sedikit dibandingkan galon sekali pakai.

Pengguanaan galon sekali pakai juga tidak selaras dengan aturan yang telah pemerintah tetapkan tentang penurunan limbah plastik. Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan phase out bebarapa jenis produk dan kemasan produk sekali pakai. Pemerintah berupaya menekan angka limbah plastik dengan banyak mengampanyekan pemakaian tumbler atau tempat lainnya  yang tidak sekali pakai di kantor, sekolah, dan kampus, yang biasanya masih menyediakan air minum dalam kemasan. Air kemasan galon sekali pakai akan mempersulit masyarakat dan pemerintah dalam upaya mengurangi limbah sampah plastik di lingkungan serta di laut.

Upaya yang memang harus dilakukan untuk meminimalisir dampak lingkungan yang ada akibat sampah plastik galon sekali pakai adalah dengan mengubah mekanismenya, produsen harus siap menerima pengembalian kemasan bekas pakai dari konsumen, agar kemasan bekas tersebut bisa dilakukan recycle oleh produsen sendiri sampai menjadi plastik food grade, yang nantinya bisa digunakan kembali oleh produsen untuk dipasarkan. Dan selanjutnya, tidak ada lagi galon sekali pakai, produsen harus memberlakukan air kemasan galon guna kembali yang lebih ramah lingkungan.

Ikuti tulisan menarik Salma Nurul Ajmal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB