x

Iklan

Mas Li

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 27 Mei 2020

Selasa, 15 Desember 2020 12:31 WIB

Epik! Sejarah Batik Indonesia yang Luar Biasa

Menjelaskan tentang warisan budaya Indonesia berupa batik

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seni batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia memiliki eksistensi yang cukup terkenal di mata dunia.

Begitu terkenalnya, batik ini bahkan telah menjadi identitas bangsa Indonesia, sehingga tidak heran jika UNESCO kemudian mematenkan ini sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Tak Benda.

Penetapan ini terjadi pada tanggal 2 Oktober 2009 yang kemudian menjadi awal mula Hari Batik Nasional. Nah, namun bagaimana sih cerita sejarah awal kemunculannya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam rangka merayakan atas diakuinya sebagai budaya asli Indonesia, beberapa perkantoran, pemerintahan, bahkan hingga sekolahan biasanya akan disarankan menggunakan batik pada hari tertentu.

Lebih tepatnya, batik sekarang ini sudah menjadi pakaian formal untuk bepergian menghadiri rapat ataupun acara resmi lainnya. Batik saat ini sudah menjadi kain dan pakaian yang biasa digunakan di dalam berbagai kesempatan.

Bahkan batik juga tak lagi menjadi busana untuk orang tua saja, namun banyak muda-mudi yang sekarang suka menggunakannya.

Sejarah Awal Mula Batik

Batik sebenarnya adalah sebuah kain bergambar yang cara membuatnya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain. Kemudian pengolahannya akan diproses dengan menggunakan cara tertentu yang memiliki ciri khas.

Istilah batik sendiri diyakini mempunyai banyak makna. Misalnya saja seperti menitik atau menetes.

Hal tersebut diterangkan oleh W. Kertscher di dalam bukunya yang berjudul "Perindustrian Batik di Pulau Djawa".

Bukan hanya itu saja, S. Koperberg di dalam bukunya De Javanesche Batik Indonesia juga menerangkan bahwa bagi masyarakat Jawa, batik berasal dari kata kerja membatik atau membuat titik-titik. Hal ini bisa diartikan, batik bukanlah kain atau busananya melainkan proses membuat motif dengan memakai canting dan juga lilin atau malam.

Berdasarkan kutipan dari Riverspace.org, proses membatik telah dipakai sebagai motif adat Jawa sejak zaman kerajaan Hindu-Budha. Pendapat ini dubuktikan dengan adanya ukiran candi peninggalan zman kerajaan Hinudu-Budha yang menampilkan motif batik.

Pendapat ini disampaikan oileh G.F Roufer di dalam bukunya yang berjudul De Batikkunst in Nederlands-Indie en Haar Geschiedenis.

Berdasarkan catatan sejarah, batik berkembang berkaitan erat dengan penyebaran agama Islam ketika masa Kerajaan Majapahit. Kesenian ini telah dikenal luas di Indonesia, khususnya Jawa sesudah abad ke-18 atau di awal abad ke 19.

Walaupun demikian, teknik membatik sendiri sudah dikenal lebih dari 1.00 tahun, diperkirakan berasal dari Mesir Kuno atau Sumeria. Teknik ini meluas di berbagai negara di Afrika Barat, seperti Nigeria, Kamerun,dan Mali. Sementara di bagian Asia seperti Sri Lanka, Bangladesh, Iran, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Akan tetapi G.P Rouffaer peneliti dari Belanda menyebutkan bahwa sebenarnya batik dengan motif gringsing telah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Pendapatnya tersebut bahwa pola ini hanya dapat dibuat menggunakan canting saja.

Sekitra abad ke-13, detail kain dengan motif yang menyerupai pola batik digunakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan umat Budha. Ia menyimpulkan bahwa di abad ke-13, orang Indonesia telah mengenal teknik pembuatan batik.

Awal masa kejayaan seni batik dimulai pada abad ke-19, yakni hanya dibuat secara terbatas dan untuk kalangan keraton saja. Motif yang digunakan pun menggambarkan arti, sejarah, dan cerita tertentu. Walaupun terdapat beberapa motif yang memang memiliki makna sakral dan tidak bisa digunakan oleh sembarang orang.

Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, batik mulai keluar dari lingkungan keraton. Masyarakat kelas bawah memperoleh izin untuk menggunakan batik, hanya saja tetap dengan norma dan pakem-pakem motif tertentu saja.

Sedangkan motif khusus untuk raja dan abdi dalem tidak diperbolehkan digunakaan oleh rakyat biasa.

Belajar dari hal ini, para pengrajin batik kemudian menciptakan berbagai motif dan corak, warna, dan desain yang dipakai untuk masyarakat biasa. Hingga saat ini, para pengrajin batik juga masih tetap menciptakan motif-motif batik baru dengan sentuhan modern yang digabunbgkan dengan teknik tradisional.

Ikuti tulisan menarik Mas Li lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB