x

Realistis

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 2 Januari 2021 06:25 WIB

Bergaya Hidup Realistislah di 2021

Siapa abai protokol kesehatan, maka sejatinya dia sedang menyiapkan lubang kuburnya sendiri. Dan, itu jangan sampai terjadi lagi. Aamiin. Ayo, bergaya hidup realistis mana primer, mana sekunder, mana mubazir, dan mana sekadar kesenangan dll? Bagi pemimpin negeri, ayo realistis tanggungjawab, amanah untuk rakyat, bukan mengabdi kepada yang lain.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pagi ini, di beberapa jam pertama tahun 2021, masyarakat Indonesia sudah disuguhi hal baru, yaitu khusus untuk kelas III, harus membayar iuran BPJS Kesehatan sebesar Rp 35.000 karena subsidi berkurang menjadi Rp 7.000. Artinya, mereka harus membayar tambahan Rp 9.500 dari yang semula Rp 25.500.

Selain itu, tahun baru yang masih tetap dalam pandemi Covid-19, masyarakat harus semakin menjalani kehidupan dengan realistis. Virus corona yang terus merajalela di seluruh dunia, dan kini muncul varian baru yang lebih ganas, harapannya tidak lagi diremehkan khususnya oleh masyarakat Indonesia. 

Faktanya, sepanjang tahun 2020 sejak corona masuk Indonesia, praktis corona justru terus terbudi daya akibat sikap abai masyarakat yang tetap menjalankan kehidupan normal seperti sedang tidak terjadi pandemi. Abainya masyarakat nampak dari dilanggarnya protokol kesehatan, tetap berkerumun, tetap beranjangsana, tetap kuliner, tetap shooping, tetap melakukan perjalanan wisata, tetap pulang kampung, dan tetap beraktivitas lainnya, sehingga pada penghujung 2020, wartanya kasus klastrer keluarga pun menjadi primadona.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Abainya masyarakat sejatinya tetap tidak dapat diterima secara logis, meski masyarakat yang melanggar protokol kesehatan beralasan karena masalah ekonomi, sebab sama-sama sudah tahu bahwa di dunia ini sedang ada wabah mematikan yang menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.

Karenanya, segala pengalaman dan peristiwa tentang corona yang terus menerjang sepanjang tahun 2020, wajib menjadi pelajaran bagi semua masyarakat. Yang pasti, meski banyak yang sembuh, namun hampir setiap detik, virus corona membikin masyarakat terjangkit dan membikin yang sudah terjangkit meninggal dan serangan virus mematikan ini sama sekali tak dapat terlihat oleh mata manusia.

Lalu, bagaimana kita harus menjalani lanjutan masa sulit di tahun 2021? Sementara masih harus menjalani kehidupan dan perekonomian yang tak normal?

Pemerintah memang telah mengimpor Vaksin Sinovac dari China, namun banyak pihak dan masyarakat belum sepenuhnya yakin akan kemanjurannya. Karenyanya, sementara pencegahan terbaik memang dari diri sendiri yang ketat dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Pendidikan dan olah raga

Meski demikian, masyarakat juga banyak yang yakin bahwa menjaga kesehatan dan tetap aktif berolah raga dengan tetap menjaga jarak, cuci tangan, dan pakai masker, manjur mejaga imunutas tubuh. Faktanya, olah raga seperti sepak bola, sebagai olah raga terbesar yang dicintai oleh rakyat Indonesia tetap aktif dimainkan dan alhamdulillah, tak ada satu berita pun sepanjang tahun 2020 ada klaster dari sepak bola di Indonesia.

Seharusnya di sektor pendidikan, dapat meniru seperti sepak bola. Bukalah sekolah tatap muka di alam, bukan di dalam kelas, dengan pengaturan terbatas, serta mematuhi protokol kesehatan. Sebab, itulah satu-satunya jalan agar siswa dan mahasiswa tidak menjadi generasi corona murni.

Namun, memang tidak semua sekolah memiliki lahan luas di sekitar lingkungan sekolah yang dapat menampung siswa belajar di ruang terbuka, meski dilakukan dengan sistem shift, bergilir. Tapi, tak ada salahnya dicoba, meski risiko siswa dan mahasiswa tertular corona masih sangat siginifikan saat siswa/mahasiswa berangkat atau pulang ke rumah/sekolah.  Semua masih berisiko.

Untuk itu, di hari pertama 2021, setiap individu dan keluarga dalam masyarakat, harus merfeleksi diri, belajar dari semua peristiwa terkait corona di tahun 2020, yang menghujam ke segala sendi kehidupan, terutama di sektor ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, maka langkah yang wajib dilakukan di 2021 oleh segenap masyarakat adalah jalani hidup secara realiatis. Sebab, memang sedang pandemi corona. 

Jadi, masyarakat yang harus pandai menyesuaikan diri demi tetap dapat menjalankan perekonomian untuk makan, pun selamat dari serangan virus, karena sudah pasti, corona tak bisa diajak kompromi apalagi punya hati nurani. 

Corona, tetap akan buta dan tuli, dengan menyerang dan bersarang di setiap orang yang memang memberikan ruang terbuka untuk dirinya dapat masuk dan membikin manusia positif Covid-19 meski tanpa gejala sekalipun. 

Siapa abai protokol kesehatan, maka sejatinya dia sedang menyiapkan lubang kuburnya sendiri. Dan, itu jangan sampai terjadi lagi. Aamiin. Ayo, bergaya hidup realistis mana primer, mana sekunder, mana mubazir, dan mana sekadar kesenangan dll? Bagi pemimpin negeri, ayo realistis tanggungjawab, amanah untuk rakyat, bukan mengabdi kepada yang lain.


Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler