x

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 15 Februari 2021 17:16 WIB

Diversifikasi Reksa Dana Saham di Tengah Pandemi

Tahun pemulihan ini tentu sangat baik untuk dimanfaatkan oleh para investor yang ingin melakukan diversifikasi investasi ke reksa dana saham.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Investasi reksa dana saham pada masa pandemi 2020 memang mendatangkan kekhawatiran tersendiri seiring dengan harga-harga saham yang berguguran. Reksa dana saham yang menginvestasikan sebagian besar dana investor ke instrumen saham dengan komposisi hingga 80%, sementara sisanya ditempatkan di instrumen pasar uang maupun obligasi, bikin was-was saat masa pandemi Covid-19 2020.

Saat saham-saham berguguran terdampak Corona, wajar jika banyak investor lantas mengalihkan reksa dana sahamnya ke reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap yang dinilai lebih aman dan lebih likuid. Diversifikasi investasi pun dilakukan dengan porsi yang lebih besar pada reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap.

Namun saat harga-harga saham mulai merangkak naik seperti saat ini dan potensi cuan untuk investasi jangka panjang antara 5-10 tahun kembali terbuka lebar maka reksa dana saham yang memang diperuntukkan untuk investasi jangka panjang sudah selayaknya dilirik kembali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indikator positif untuk pertumbuhan ekonomi saat ini, salah satunya terkait distribusi vaksinasi yang diharapkan bisa memulihkan perekonomian Indonesia sebagai emerging market yang memiliki kemampuan lebih untuk pulih. Pemulihan perekonomian pada 2021 ditopang oleh ketersediaan vaksin dan normalisasi aktivitas ekonomi. Tahun pemulihan ini tentu sangat baik untuk dimanfaatkan oleh para investor yang ingin melakukan diversifikasi investasi ke reksa dana saham.

Kendati ada indikator positif untuk pertumbuhan ekonomi, namun volatilitas masih akan tetap terjadi di 2021. Oleh sebab itu, pemilihan reksa dana saham yang tepat sangat penting untuk harapan cuan tinggi di jangka panjangnya.

Walaupun sudah bisa mulai dilirik, investasi yang berorientasi jangka panjang ini tentu penting untuk tetap memperhatikan kondisi volatilenya. Oleh sebab itu, investasi di reksa dana saham untuk tipe investor agresif bisa mulai di 50% terlebih dahulu dan sisanya dipertahankan di reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang.

Investasi di masa seperti saat ini, bagaimana pun tidak semuanya ditaruh di satu keranjang yang sama. Diversifikasi penting untuk meminimalisir kerugian.

Apalagi, diversifikasi investasi reksa dana pun kini boleh dikata sudah sangat mudah, semisal melalui platform investasi reksa dana bernama IPOTFund besutan Indo Premier Sekuritas. Diversifikasi mudah dilakukan karena setiap transaksi reksa dana sudah berbasis aplikasi bernama IPOT.

Kendati diversifikasi mudah dilakukan, pilihan reksa dana saham untuk investasi jangka panjang ini tentu perlu memperhatikan prinsip high risk high return. Apalagi, reksa dana saham mempunyai risiko (rugi) yang paling tinggi dibandingkan jenis reksa dana lainnya.

Risiko tinggi reksa dana saham ini juga berbanding lurus dengan tingkat potensi cuan yang paling tinggi dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Diversifikasi ke reksa dana saham perlu pertimbangan yang matang.

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler