“60 persen tubuh manusia tersusun atas air”, tentu sering mendengar hal ini bukan? Bukan hanya organ tubuh, tulang manusia juga mengandung air sebanyak 31%. [1] Untuk dapat hidup, manusia harus mengkonsumsi air bersih. Selain untuk diminum, air juga dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari. Jangan lupakan kegiatan industri, yang juga membutuhkan air untuk pengolahan bahan baku dan proses produksi. Tidak dapat dipungkiri, air adalah elemen penting yang tidak bisa terpisah dari kehidupan manusia.
Terlebih di masa pandemi covid-19 saat ini. Air sangat dibutuhkan untuk mencuci tangan dan mandi, guna mencegah penyebaran virus. Hal ini tentunya menyebabkan konsumsi air meningkat. Seperti yang dilansir dari medcom.id, sebelum pandemi setiap orang membutuhkan 4-5 L air per hari untuk mencuci tangan. Namun di masa pandemi, penggunaan air untuk mencuci tangan bisa mencapai 20-25 L per orang per hari. Sementara untuk mandi, penggunaan air mencapai 150-210 L. Angka ini meningkat 3 kali lipat dibanding sebelum masa pandemi. [2]
Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan air bersih. Beberapa daerah dengan curah hujan rendah, mungkin sudah lebih dulu mengalami kelangkaan air terutama di musim kemarau. Jangan sampai kelangkaan air bersih menjadi warisan bagi generasi selanjutnya. Adakah cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak tersebut? Yuk, simak tips berikut.
1. Mencuci tangan dengan bijak
Selama covid-19, mencuci tangan disarankan dengan membasahi tangan dengan air, menggosok tangan yang sudah bersabun selama 20 detik, kemudian membilasnya sampai bersih. Untuk menghemat air, matikan kran sebelum mulai menggosok tangan. Jangan biarkan air menetes dari kran jika belum dipakai. [3]
Selain saat mencuci tangan, hal ini juga perlu diterapkan saat menggusuk gigi dan mencuci piring.
2. Batasi aliran air kran
Mengatur bukaan kran wastafel dan bak cuci piring menjadi lebih kecil, dapat mengurangi kecepatan aliran air sehingga air yang terbuang lebih sedikit. Selain mengatur kran secara manual, dapat pula menggunakan aerator kran. Laju air dengan aerator dapat berkurang hingga 30% dari laju standar. [4]
3. Menyiram tanaman
Guna menghemat air, menyiram tanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Pasalnya jika disiram siang hari, air akan lebih banyak yang menguap daripada terserap. Selain itu, menyiram tanaman juga bisa menggunakan air bekas. Eits.. Tenang. Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian beras yang tidak akan membuat tanaman mati. Tanaman justu akan tumbuh lebih subur karena terdapat kandungan vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tanaman.
4. Penggunaan kertas daur ulang
Gunakan kertas pada kedua sisi untuk menghemat pemakaian kertas. Jika kedua sisinya sudah tidak dapat digunakan, jangan dibuang begitu saja, lakukan daur ulang. Dilansir dari Good News From Indonesia, untuk menghasilkan 3 lembar kertas baru membutuhkan 1 L air. Produksi kertas baru membutuhkan energi dan air yang lebih banyak ketimbang mendaur ulang kertas. Penghematan yang bisa dilakukan dengan menggunakan 1 ton kertas daur ulang setara dengan menghemat 7000 galon air. Jumlah yang banyak, bukan? [5]
Mendekati #HariAirDuniaXXIX2021, yuk kita sama-sama menghargai air mulai dari hal kecil yang bisa dilakukan selama #dirumahaja. Jangan lupa mengajak dan mengingatkan orang di sekitar kita untuk ikut menghargai air. Niscaya, tindakan kecil ini dapat berdampak besar. #Water2me #MengelolaAirUntukNegri #SigapMembangunNegeri
Sumber
[1]https://www.usgs.gov/special-topic/water-science-school/science/water-you-water-and-human-body
[2]https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/GNlqoz5b-waduh-cuci-tangan-di-masa-pandemi-habiskan-air-bersih-sampai-25-liter-per-orang
[3]https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/14/061200065/ini-5-cara-menghemat-air?page=all.
[4]https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4448123/6-cara-mudah-hemat-air-untuk-melestarikan-bumi
[5]https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/11/indonesia-akan-banyak-hemat-energi-pada-tahun-2045-jika-terapkan-daur-ulang-sampah-kertas
Ikuti tulisan menarik devi s lainnya di sini.
