x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Rabu, 17 Maret 2021 09:34 WIB

Untuk Lebih Baik, Berhentilah Dengarkan Orang Lain

Jangan menilai buku dari sampulnya. Itu berarti, setiap orang harus mawas diri dan hati-hati. Maka untuk baik, terkadang harus berenti dengarkan orang lain

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Jangan menilai buku dari sampulnya". Begitu kalimat kiasan yang populer.

Secara sederhana, dapat diartikan jangan menilai bobot atau nilai dari suatu hal dari penampilan luarnya saja. Tampak lahir belum tentu sama dengan tampak batin. Bungkus seseorang tidak selalu sama dengan isinya. Maka, buku harus dibaca isinya. Jangan hanya terpaku sebatas sampulnya atau cover-nya.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada makna tersirat dari kalimat kiasan itu, Seseorag yang terlihat biasa-biasa saja, penampilannya apa adanya. Sering disepelekan banyak orang. Disangka bodoh. Padahal, ilmunya berlimpah dan wawasannya sangat luas. Sementara ada orang yang teriakannya kencang, omongnya banyak. Ternyata, itu hanya bungkus yang menutupi kebodohannya, keburukannya. Dalam pergaulan, bisa disebut orang yang “di depan lain, di belakang lain”. Mungkin, ada banyak orang yang bungkusnya berbeda dengan isinya.  

 

Jangan menilai buku dari sampulnya. Bisa diartikan untuk berhati-hati dengan apa dan siapa saja. Tetap mawas diri pada setiap keadaan. Karena zaman now, memang sulit menebak “mana kawan mana lawan”. Karena berbeda, antara bungkus dan isinya. Lahir yang  tidak sama dengan batin.

 

Seperti di taman bacaan. Untuk menjalankannya tidak cukup hanya niat baik. Tapi butuh komitmen dan konsistensi untuk mengelolanya. Agar tidak mati suri. Taman bacaan tidak cukup anak-anak yang banyak. Tapi buku hanya sedikit. Atau sebaliknya, buku banyak tapi anak yang membaca sedikit. Maka di mana pun, taman bacaan harus kreatif dan menarik. Tentu dengan cara dan kebisaannya masing-masing. Agar bungkus dan isi di taman bacaan tetap sama.

 

Jangan menilai buku dari sampulnya. Maka setiap buku yang dibaca harusnya menjadikan pembacanya lebih baik. Buku yang mampu menjadikan pribadi-pribadi lebih bijak, lebih mampu memahami realitas. Bila kamu benar, maka tidak perlu marah. Bila kamu salah maka wahib minta maaf. Bila kamu kuat, maka jangan bikin orang lain lemah. Bila kamu lemah, maka tidak perlu takut. Karena apa pun yang ada pada kamu. Akan pudar oleh waktu.

 

Jangan menilai buku dari sampulnya. Maka untuk menjadi lebih baik. Terkadang kita harus berhenti mendengarkan orang lain. Dan harus lebih peduli untuk mendengar apa yang disuarakan oleh hati nurani. Agar bungkus sama dengan isinya. Salam literasi #KampanyeLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB