x

Ilustrasi Permepuan. Pixabay.com

Iklan

Moh Dzaky Amrullah @Dzaky.Amrullah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Maret 2021

Senin, 21 Juni 2021 21:36 WIB

Kehendak Tuhan di Tengah Pandemi yang Tak Kunjung Usai

Bagaimana seharusnya seorang hamba berinteraksi dengan tuhannya, bagaimana seorang hamba mengenal tuhannya, dan yang terpenting adalah bagaimanan seorang hamba mencari tuhannya? Dimana ia harus mendapatkan tuhannya di tengah pandemi yang berkepanjangan ono?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Covid Kemauan Tuhan

Belajar untuk memahami Tuhan, artinya kita belajar untuk menjadi manusia atau menjadi hamba. Belajar tentang ketuhanan harus dengan menghadirkan bukti-bukti yang autentik, maka Islam mengajarkan bahwa bukti yang paling autentik itu al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai sumber autentik utama dalam memahami Tuhan tak cukup hanya dipahami setengahnya saja, perlu adanya pemahaman penuh tentang apa yang dikandung dalam al-Qur’an.
 
Kenapa perlu adanya pemahaman utuh tentang kandungan al-Qur’an. Tentu saja jawabannya agar pemahaman yang diperoleh juga utuh. Al-qur’an pun tak serta mertra dapat dipahami dengan hanya membaca teks dari ayat ke ayat selanjutnya, perlu ilmu yang cukup untuk memahami ayat yang terkandung dalam al-Qur’an.
 
Ilmu-ilmu yang mengajarkan bagaimana cara memahami al-Qur’an sebagaian besarnya dicangkup dalam ‘Ilmu Qur’an atau biasa disebut dengan Ulumul Qur’an, di dalam ilmu ini diajarkan secara garis besarnya saja, misalkan ilmu tentang mengetahui bagaimana kandungan suatu ayat, apakah ayat itu berisi hukum atau cerita atau yang lainnya. Sedangkan masih banyak ilmu yang harus dikuasai agar bisa memahami al-Qur’an.
 
Kembali pada memahami Tuhan lewat al-Qur’an. Jika memahami Tuhan lewat secuil ayat tanpa menerima beberapa ayat yang lainnya, maka pemahaman yang didapatkan akan salah. Misalkan ketika seseorang berpendapat bahwa Tuhan itu tidak sama dengan apapun dengan dalil laisa ka mitslihi syaiun “tidak ada apapun yang seperti Tuhan.”
 
Mereka yang memahami Tuhan tidak seperti apapun itu menafikan semua sifat Tuhan yang ada dalam diri manusia, maka disini mereka beranggapan Tuhan tidak duduk, tidak mendengar, dan lainnya (karena mereka berfikiran tidak mungkin sifat Tuhan menyerupai sifat manusia). Anehnya banyak orang yang berpemahaman seperti ini dengan dalil demikian. Padahal jika mau membaca potongan ayat selanjutnya maka akan menemukan wa hua sami’ al-basir dan dia maha melihat lagi maha mendengar.
 
Disini Tuhan dengan jelasnya menerangkan sifat-Nya bahwa Dia Maha Melihat lagi Maha Mendengar, dan manusia memiliki sifat demikian. Jika sifat yang demikian dinafikan, maka pemahaman tentang Tuhan akan salah, karena tumah sendiri lah yang mensifati diri-Nya lewat al-Qur’an.
“Jika Tuhan Maha Kuasa, Kenapa Manusia Menderita”. Demikian bunyi judul buku yang ditulis Ulil Abshar Abdala. Sebuah buku yang akan membawa para pembaca pada bagaimana memahami Tuhan.
 
Berbeda dengan buku yang lain, buku yang ditulis Ulil Abhsar Abdala bisa membawa pembaca pada pemahaman tanpa harus berfikir rumit.
 
Kehadiran pandemi di tengah masyarakat dunia menimbulkan banyak pertanyaan, tak terkecuali penduduk Indonesia yang notabeni kebanyakan penduduknya beragama Islam dan dapat dikatakan semua penduduknya beragama karena menganut paham Republic yang berdasar Pancasila, dimana sila pertama sendiri berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”, dengan kata lain Negara kesatuan Republik Indonesia berdasar pada konsep ketuhanan.
 
Ketika Covid-19 mulai masuk ke Indonesia, tak sedikit masyarakat yang berpandangan bahwa jika kematian sudah ada di depan mata, maka tak ada satu orang pun yang mampu menghindari kematian itu. Dengan dalil demikian, lantas banyak masyarakat yang meremehkan bahaya Covid-19.
 
Dalam buku “Jika Tuhan Maha Kuasa, Kenapa Manusia Menderita” diajarkan bagaimana seharusnya menghadapi ketentuan yang tak bisa diubah, seperti kematian. Memang tak ada yang bisa menghalangi datangnya kematian, namun siapa yang tau kapan kematian itu datang, maka sebagai seorang hamba yang baik, ia harus berusaha sekuat tenaga agar selalu dalam keadaan sehat, karena jikalau kematian itu tidak datang, maka orang itu aka ada dalam keadaan sehat. Sebaliknya, walaupun kematian itu akan datang, setidaknya seseorang pernah berusaha untuk menjauhi sebab yang membawanya pada kematian.
 
Manusia yang terdidik dengan ilmu ketuhanan akan selalu terhindar dari keburuk-sangkaan. Kenapa bisa demikian, karena Tuhan memiliki ilmu yang sangat jauh dari seorang hamba. Jikalau hamba memiliki keinginan namun tak sampai dan itu membuatnya menjadi berburuk sangka lalu berfikiran “jika tidak begini, maka akan begitu” atau “seandainya aku tidak melakukan itu, maka aku tidak akan seperti sekarang ini”. Pemikiran seperti ini sangat berbahaya.
 
Sesuatu yang tidak tercapai atau sesuatu yang tidak diinginkan malah datang, maka itulah yang terbaik, karena Tuhan mengetahui masa depan dan apa yang terbaik buat seorang hamba, sedangkan manusia hanya tau apa yang sudah terjadi dan dianggap terbaik untuk dirinya lewat prediksi tentunya dan itu belum pasti yang terbaik.
 
Ada hal yang paling menarik dalam buku ini, hal itu terletak pada pertanyaan di cover buku, Jika Tuham Maha Kuasa, Kenapa Manusia Menderita. Pertanyaan seperti itu seringkali muncul di tengah masyarakat “jika Tuhan Maha Kuasa, kenapa bisa begini”, “jika Tuhan Maha Kuasa, kenapa bisa begitu”, “jika Tuhan Maha Kuasa, kenapa masih seperti ini”, dan banyak lagi pertayaan yang senada demikian. Pertanyaan demikian sebenarnya pernyaan yang bisa dibalik dengan jawaban “jika Tuhan Maha Kuasa, kenapa harus mengikuti kehendak manusia yang maunya begini begitu” dan “karena Tuhan Maha Kuasa, maka Tuhan berkehendak berbuat semaunya.”
 
Maka jika banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan hamba, itulah hak Tuhan yang tau mana yang terbaik bagi seorang hamba. Tugas seorang hamba adalah selalu berprasangka baik pada Tuhannya dan mencari apa yang seharusnya seorang lakukan jika kehendak Tuhan sudah terjadi, bukan malah menyalahkan Tuhan.

Ikuti tulisan menarik Moh Dzaky Amrullah @Dzaky.Amrullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB