x

Iklan

Belia Selva

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Agustus 2021

Selasa, 24 Agustus 2021 11:19 WIB

Mahasiswa KKN UNEJ Tularkan Setrategi Kewirausahaan Orang Muda pada UMKM Jamur Tiram

Program KKN Back to Village 3 yang diselenggarakan oleh salah satu mahasiswi Universitas Jember di Provinsi Jawa Timur pada masa pandemi bertujuan memberikan pemberdayaan pada salah satu sasaran yakni wirausaha masyarakat terdampak Covid-19.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mahasiswa Universitas Jember melakukan suatu pengabdian kepada masyarakat, yakni dalam bentuk program Kuliah Kerja Nyata atau KKN Back to Village (BTV3). Kegiatan ini  dilakukan secara mandiri oleh setiap mahasiswa, mengingat masih dalam masa pandemi akibat Covid-19. Selain itu masih ada perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Salah satu daerah yang menjadi sasaran lokasi KKN adalah Kabupaten Bondowoso. KKN BTV3 tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok dan salah satunya, Kelompok 14, dengan DPL (Dosen Pendamping Lapangan) dr. Yudha Nurdian, M.Kes., sebagai pemberi bimbingan.

Terdapat juga salah satu mahasiswi dalam kelompok tersebut yang melakukan KKN di kampung halamannya, yakni Belia Selva Wulan Septyana dari Fakultas Pertanian. Dia melakukan KKN di Desa Cindogo, Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso, dengan mengangkat topik pemberdayaan wirausaha masyarakat terdampak Vovid-19.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Program KKN BTV3 tersebut dilakukan mulai 11 Agustus hingga 09 September 2021. Dalam pelaksanaan program kuliah kerja nyata tersebut DPL menganjurkan mahasiswa bimbingannya mematuhi protokol kesehatan dengan tertib untuk mencegah terjadinya penularan virus selama terjun ke lokasi sasaran KKN BTV3.

Diketahui pada Desa Cindogo tersebut terdapat salah satu UMKM Jamur Tiram yang telah berjalan selama kurang lebih tujuh tahun. Usaha tersebut masih terbilang belum berkembang pesat karena minimnya koneksi rantai pasok untuk menjualkan hasil panen. Ditambah pandemi membuat perekonomian masyarakat tidak stabil. Akibatnya usaha jamur tiram tersebut sempat melakukan obral harga.

Dengan permasalahan tersebut Belia Selva Wulan Septyana berniat merancang program kerja supaya dalam masa pandemi mereka dapat terus berjalan serta terhindar dari kondisi keuangan kurang baik. Program yang disusun adalah pelatihan dan penerapan digital marketing serta pengolahan jamur tiram menjadi produk olahan.

Pertama, yang dilakukan Belia adalah mempelajari alur marketing usaha Jmaur Tiram. Setelah mengetahuinya maka akan dieritahukan inovasi yang dapat dilakukan. Selama ini jamur tiram dijual langsung dari hasil panen. Maka ide inovasi yang diberikan sebagai alternatif nilai tambah produk yaitu mengajarkan cara mengolah jamur menjadi produk makanan siap saji (krispi).

“Ddalam program kerja ini saya juga akan memberitahukan pengelolaan modal untuk awal mula pembuatan produk olahan jamur tersebut hingga pengemasannya yang menarik,” tutur Belia dalam kutipan berita desa yang dibuatnya.

Selanjutnya adalah digitalisasi usaha dengan mendaftarkan QRIS untuk UMKM Jamur Tiram. Hal tersebut akan membuat usaha memiliki barcode pembayaran sendiri sehingga untuk uang pembelian akan langsung masuk kedalam rekening pemilik usaha. Ini juga termasuk dalam salah satu kiat mencegah penularan Covid-19 yang rawan ditularkan apabila transaksi secara manual dengan menggunakan uang kertas. Nanti setelah menggunakan QRIS, pembeli hanya scan barcode usaha jamur tersebut dan membayar menggunakan m-banking.

Pada tahap pembuatan QRIS tersebut Belia mengajak kerjasama mitra LinkAja! yang berada di Kabupaten Bondowoso. Mahasiswi Universitas Jember tersebut juga membantu pemilik usaha mendaftarkan UMKM Jamur Tiram pada salah satu e-commerce, sehingga produk dapat dijual secara online. Ini membuat penjual lebih mudah mempromosikan produk, serta jangkauan pasar yang lebih luas.

Kemudian program kerja yang terakhir adalah mengajarkan cara pengelolaan data usaha (keuangan) menggunakan digital teknologi. Sebelumnya diketahui bahwa UMKM tersebut tidak memiliki catatan data pengelolaan keuangan, padahal pada masa pandemi seperti ini akan sangat penting jika suatu UMKM memiliki catatan pengeluaran karena laporan keuangan merupakan suatu catatan aset berharga.

Seluruh program kerja tersebut juga disalurkan melalui kelas KKN BTV3 yang dibuka oleh mahasiswa pada akun sd.unej.ac.id. Sasaran peserta adalah masing-masing setiap mahasiswa KKN BTV3 Universitas Jember. Belia berharap dengan adanya program kerja KKN BTV3 tersebut dapat membantu mengembangkan usaha jamur tiram supaya tetap terjaga keseimbangan perekonomian selama masa pandemi Covid-19.

Selain itu juga mengangkat nama daerah yakni Desa Cindogo menjadi dapat lebih dikenal masyarakat baik yang berasal dari dalam maupun luar Kabupaten Bondowoso.

Ikuti tulisan menarik Belia Selva lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu