x

Iklan

16choco25@gmail.com

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 Oktober 2021

Senin, 1 November 2021 13:36 WIB

Makna Jihad Sejati

Ironis memang, karena sejatinya konsep jihad dalam agama Islam tidak membenarkan tindakan terorisme. Hal itu dikarenakan adanya beberapa kasus bunuh diri yang mengatasnamakan Islam, citra Islam dan pengertian jihad yang sesungguhnya berubah menjadi stigma negatif. Berikutn tulisan Farrah Maulida Salsabila, seorang mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tentunya masyarakat tidak akan lupa akan pemberitaan media massa mengenai kasus bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, 28 Maret 2021, pukul 10.28 WITA, ketika jemaat gereja baru saja melaksanakan misa Minggu Palma. Mirisnya, pelaku bom bunuh diri ini merupakan pasangan suami istri yang ingin menerobos masuk ke dalam gereja. Tentu saja korban dari insiden ini tidak sedikit dan merugikan masyarakat luas.

Kasus ini semakin mempertegas status darurat tindakan pengeboman berkedok terorisme di Indonesia yang umumnya membawa identitas Islam dalam tindakannya. Fakta ini tentu saja amat berdampak pada citra Islam sebagai agama mayoritas dalam perspektif masyarakat Indonesia yang heterogen dari segi suku, bahasa, agama, dan ras. 

Tragedi bom ini menambah deretan panjang kasus bom bunuh diri yang terjadi setelah kejadian Bom Bali I pada tahun 2012 sebagai awal mula kasus bom bunuh diri di Indonesia. Baru saja mencuat pemberitaan bom bunuh diri Makassar, masyarakat kembali digegerkan dengan pemberitaan penyerangan di Mabes Polri yang dilakukan oleh seorang perempuan berusia 25 tahun dengan inisial ZA pada tanggal 31 Maret 2021. Tindakan ini kembali dikaitkan dengan gencarnya kebangkitan tindakan terorisme yang membawa nama Islam, mengingat pelaku juga sempat mengunggah postingan mengenai jihad di akun Instagram dan WhatsApp-nya sehari sebelum melakukan penyerangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dua kasus dengan pola tindakan yang berbeda ini memiliki kesamaan pada modus operandinya yang disebut sebagai jihad dan peninggalan surat wasiat dengan format yang mirip, berisi ucapan selamat tinggal bagi keluarga, mengimbau agar mereka tidak melupakan ibadah, dan yang paling menarik perhatian adalah mereka sama-sama menegaskan bahwa pemerintah adalah pihak thaghut (pihak yang memalingkan perhatian umat dari Tuhan).

Menurut Al-Raghib Al-Ashfihany dalam Mufradat Alquran, thaghut adalah ungkapan setiap sesuatu yang melampaui batas dan setiap sesuatu yang disembah selain Allah. 

Timbul sebuah pertanyaan, apakah jihad yang dimaksud di dalam ajaran agama Islam memang membenarkan tindakan bom bunuh diri atau penyerangan terhadap lembaga pemerintah?

Jihad dalam Islam

Kata jihad diserap dari bahasa Arab dengan arti “mengerahkan segenap potensi diri untuk melakukan sesuatu”. Istilah ini identik dengan konotasi peperangan dan istilah ini juga memiliki beberapa pengertian, seperti jihad akbar (perang melawan hawa nafsu (yang jahat) atau perang besar, jihad asgar (jihad kecil), jihad ‘alan nafsi (perang melawan hawa nafsu), dan lain-lain. Dibandingkan peperangan, istilah jihad lebih dekat dengan makna perjuangan, namun pemaknaan ini seringkali dipersempit artinya sehingga berdampak pada penggambaran karakter masyarakat Islam.

Jihad memiliki beberapa makna tertentu, salah satu makna yang paling dikenal adalah upaya sungguh-sungguh untuk membela Islam dengan mengorbankan harta benda, jiwa, dan raga. Pemaknaan ini seringkali menimbulkan mispersepsi bagi masyarakat awam, sehingga kemungkinan tindakan jihad yang salah dimaknai pun semakin besar. Terlebih bagi masyarakat yang tidak memiliki dasar ilmu agama yang mumpuni untuk memahaminya secara logis. 

Beberapa kasus bom bunuh diri mengatasnamakan Islam seringkali dilabeli dengan bentuk jihad fi sabilillah, atau yang diartikan sebagai perjuangan di jalan Allah. Keterangan ini sering disalah artikan sebagai perjuangan yang mengharuskan pelakunya meninggal di jalan Allah dengan cara bunuh diri yang dikenal sebagai aliran Islam radikal. 

Ironis memang, karena sejatinya konsep jihad dalam agama Islam tidak membenarkan tindakan terorisme. Hal itu dikarenakan adanya beberapa kasus bunuh diri yang mengatasnamakan Islam, citra Islam dan pengertian jihad yang sesungguhnya berubah menjadi stigma negatif.

Terorisme yang Dibalut Embel-embel Agama

Beberapa kasus bom bunuh diri di Indonesia bersembunyi di balik nama jihad dan embel-embel perintah agama. Kasus ini merupakan jenis kasus terorisme yang bertujuan untuk mendapatkan agenda tertentu. Jihad yang dimaksudkan sebagai tindakan bom bunuh diri seringkali dilakukan untuk “menyampaikan” sebuah pesan, terutama pesan kritikan kepada pemerintah. Cara ini dinilai sebagai propaganda terselubung paham ekstrem beberapa organisasi yang memiliki reputasi yang buruk, salah satunya adalah ISIS.

Dalam beberapa tahun terakhir, bom bunuh diri atau suicide bomb dikenal luas sebagai salah satu jenis percobaan terorisme. Tindakan ini merupakan bentuk peniruan dari tragedi bom syahid yang dikenal sejak abad ke-20, ketika para pejuang Palestina melakukan bentuk perlawanan pada Zionis Israel dengan bom syahid. Hal yang perlu diperhatikan dari tindakan ini adalah target yang diincar. Tindakan para pejuang Palestina adalah untuk melawan tentara Israel yang menjajah mereka, sedangkan bentuk kasus bunuh diri yang sering terjadi dilakukan atas dasar egoisme atau menyasar orang-orang yang tidak bersalah.

Berdasarkan tujuan tindakan bom bunuh diri yang banyak dilakukan, tindakan ini masuk ke dalam kategori terorisme karena tindakan ini merupakan penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan dengan praktik tindakan teror. MUI (Majelis Ulama Indonesia) menilai bahwa tindakan terorisme merupakan tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang masuk ke dalam golongan extraordinary crime (kejahatan luar biasa) yang tidak membeda-bedakan sasaran.

Paham ekstremisme yang dianut oleh kelompok teror seperti ISIS menanamkan pemahaman dalam benak para pengikutnya untuk mendapatkan surga dengan cara berjihad dan membunuh lawan. Hal ini disebut-sebut sebagai bentuk kejayaan agama Islam. Selain itu, ayat-ayat Alquran yang membahas jihad ditekankan dalam proses penjejalan ideologi para pengikutnya. Dengan iming-iming surga, paham ISIS telah menyebar ke 80 negara dan diprediksi akan selalu berkembang karena ISIS dan paham terorismenya adalah contoh pengelolaan tindak kejahatan yang diorganisasi dengan baik.

Indikasi organisasi ekstremis seperti Al-Qaeda atau ISIS kembali terlihat dari embel-embel agama berupa propaganda yang dibentuk dengan rapi. Tindakan penyerangan pada Mabes Polri misalnya. Tindakan ini seperti bertujuan untuk membuat kondisi negara tidak stabil dari segi keamanan negeri untuk memanfaatkan situasi dan menyerang atau menjatuhkan pemerintah negara. 

Jihad Sejati

Makna jihad sesungguhnya adalah perjuangan untuk menegakkan agama Islam dan membela kaum-kaum yang terzalimi. Memutar ingatan pada kasus-kasus yang terjadi sebelumnya, tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan sebagai jihad. Terorisme yang mulai kembali terlihat pergerakannya wajib diwaspadai oleh segala pihak, terutama masyarakat. Masyarakat harus bisa membatasi diri dari paham-paham menjurus radikalisme atau ekstremisme yang dibalut nama agama dan memiliki dasar pemahaman agama yang kuat sehingga bisa membedakan hal yang benar dan salah.

Status Indonesia saat ini adalah darurat terorisme, oleh karena itu sudah selayaknya masyarakat sebagai bagian terbesar di sebuah negara untuk mendukung upaya pemerintah dalam membasmi tindakan terorisme ini. Tentu upaya ini tidaklah mudah, karena kondisi negara pun sedang disibukkan dengan penanganan kasus COVID-19 yang masih menunjukkan peningkatan, oleh karena itu, dengan kerjasama antar pihak, terorisme dapat dicegah dari berbagai sisi.

Salam anti terorisme!

Ikuti tulisan menarik 16choco25@gmail.com lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB