x

Iklan

M. Nur Kholis Al Amin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Oktober 2019

Rabu, 3 November 2021 12:22 WIB

K-satria Madangnasi: Sebuah Catatan Kisah Hidup Manusia


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: M.N.K Al Amin

Alkisah, disebuah Negeri, hiduplah seorang k-satria yang sukses dalam kesemua hal. Karir mentereng, rumah mewah bak keraton, anak-anaknya pun sholih dan sholihah (stempel model jaman Now) dan berkarir di Luar Negeri pula, itupun dengan pendidikan minimal Doktoral, mobil sang k-satria pun mewah bak kereta kencana yang tak cuma satu. Tapi untungnya istrinya cuma satu dan setia.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Sang K-satria pun di datangi apa yang namanya tua, ya karena sebagian manusia pada saatnya akan memasuki fase tua, begitupula dengan sang istri, juga telah menua. Sahabat dari (si) tua pun juga tak mau tertinggal untuk berkumpul dengan (si) tua yang bersemayam di diri sang k-satria, SAKIT, sebutannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak tanggung-tanggung, pengeluaran pun dari sang k-satria yang berharta melimpah telah mengeluarkan nominal yang begitu fantastis. Karena digunakan untuk berobat kesana kemari hanya untuk mencari si (SEHAT/SEMBUH). Alhasil, berbagai pengobatan, baik medis ataupun alternatif telah ditempuhnya. Namun, namanya belum bertemu Jodohnya, yang namanya si (SEMBUH), dia pun tak pernah putus asa.

Hingga, pada suatu saat bertemulah dia dengan salah satu tabib yang membuka praktik penyembuhan penyakit medis dan non medis.

Singkat cerita, terjadilah dialog di antara mereka:

Tabib: ada yang bisa saya bantu?

K-satria: ini, bro saya sakit udah lumayan lama, tapi belum juga sembuh, padahal sudah habis (sekian milyar).

Tabib: ###@@@???,,,hlo, kok bapak yakin berobat di sini? Padahal di sini tidak pasang tarif, loh??

K-satria: yah, namanya juga usaha, siapa taujodoh.

Tabib: tapi, bapak yakin tidak njih? Untuk berobat di sini. Monggo, kita usahakan bersama njih...

Kemudian, sambil diterapi, sang k-satria-pun menjawab pertanyaan tadi dengan jawaban yang ngalor-ngidul, dan tak ayal dia pun bercerita tentang flashback kesuksesannya (bagi dia) dalam menempuh hidup ini. Terjadilah dialog yang menggelitik di antara keduanya,sebagai berikut:

K-satria: saya waktu muda kuat, dan tak kenal lelah.

Tabib (pun menjawab): loh, kok sekarang bisa sakit ya? Bukannya dulu sehat dan pola hidup juga sehat? ( Dalam hati si tabib bergumam, sehat itu kan dulu....)

K-satria: jelas pola makan saya sehat, kalau gak sehat gak mungkin bisa sukses dan menyekolahkan anak sampai ke luar negeri.

Tabib: alhamdulillah, bapak memang orang hebat dan sukses.
Lantas, bapak kalau sakit begini, yang nganterin siapa? Anaknya juga kah?

K-satria: haduh pak....boro-boro anaknya nganterin, dirumah saja cuma berdua dgn istri. Sakit juga kita berdua yg saling njaga.

Tabib: bergumam dalam hati (haduh bapak.... Zaman dulu dibanggain, harta dibanggain, anak pun dibanggain, padahal pas sakit aja juga mereka gak hadir untuk sekedar menemani, gantungkan segalanya pada Allah, napa?).

Tabib: Nggih, kolowau naming wangsul dumateng Allah ingkang paring sedoyonipun dumateng kito sedoyo. Mugi inggal saras ugi, bungah wontenipun gesang...

K-satria: loh...bapak kok malah cramah

Tabib: #@$????

#jagalah lima perkara sebelum lima perkara
#Allah_Ash-Shomad

Ikuti tulisan menarik M. Nur Kholis Al Amin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 jam lalu

Terpopuler