x

ilustr: Her World

Iklan

Kusniawati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 November 2021

Senin, 15 November 2021 16:21 WIB

Ketika Cinta Menyapa

percayalah segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah diatur oleh dzat yang maha mengatur. jangan berani jatuh cinta jikalau dirimu takut kecewa, karena sejatinya keindahan saat mencintai adalah ketika kita siap menerima segala konsekuensinya. ketawa, luka, kehilangan dan berbagai macam polemiknya hanyalah bumbu penyedap dalam cinta. percayalah tanpa rasa itu, cinta akan terasa hampa. sejauh apapun cinta melangkah, percayalah cinta tahu kemana ia harus kembali.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

KETIKA CINTA MENYAPA

         Hari ini berbeda dengan hari sebelumnya. sebutlah dia gadis pencinta senja. Gadis yang rela duduk berjam-jam diatas tempat dengan sejuta kenangan hanya untuk menanti kedatangan sang senja. Tapi hari ini dia menangis karena senja yang dengan jahatnya mengambil orang yang dia sayangi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

        Keelokan senja yang dia agung-agungkan dulu,sekarang menjadi kepedihan yang kapan saja siap menghunuskan pedangnya untuk menancap relung hati dan jiwanya. Dibawah sinar elok senja dia pergi, menjauh, memilih meninggalkan kisah yang telah diukir bersama.

 “ Aku gak bisa bertahan dengan keadaan yang seperti ini Nia.” Ucapnya frustasi sambil memandang si gadis yang tak kalah frustasi dengan dirinya . gadis itu hanya memandang dengan perasaan terluka.

“Nia kasih  aku solusi,aku mohon” Ucapnya memohon,seraya menggenggam tangan gadis yang dia panggil dengan sebutan Nia. Si gadis masih setia dengan pandangan yang sama yang dia tunjukkan. Frustasi dan terluka.

         Dia tahu gadisnya ini tidak seperti kebanyakan gadis pada umumnya. Gadisnya tidak pernah menampakkan kesedihanya. Akan tetapi selama kebersamaan mereka, dia menjadi sangat paham dengan sosok gadisnya yang terkadang  rapuh dan lemah. Dulu, dia telah berjanji akan selalu menjadi objek kebahagiaan gadisnya. Tapi saat ini ternyata dialah yang menjadi objek kesedihan gadisnya.

“Nia aku mohon, katakan sesuatu!” Ujarnya semakin frustasi.

Hufffff,,,,,“Apa yang harus aku katakan?sekalipun aku melarang kamu pergi,tetap saja kamu akan meninggalkan aku” Ucapnya setelah menghembuskan nafas lelah.

“Ini kemauan ayah Nia, aku…” Jawabnya seraya menatap mata sang gadis teduh seakan semuanya akan baik-baik saja. Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, dengan tegas gadisnya berucap..

“Pergilah” ucap si gadis melepas tautan tangan mereka tanpa menatap sosok didepannya. Seketika dunia sang lelaki berhenti berputar. Ada yang hilang, pergi, dan meninggalkan. Benar-benar hampa.

Azka. Nama lelaki yang baru saja mengambil keputusan terpahit yang pernah ada dalam hidupnya.bayangan punggung gadisnya semakin menjauh dan hilang ditelan jarak.

                                                                         ……

Flashback is on

       Azka Khoirullah,cowok yang menjadi idola SMA GARUDA. Azka dianugerahi paras  bak dewa yunani dengan kecerdasan diatas rata-rata yang menjadi nilai tambahan untuknya. Azka tidak akan pernah melupakan hari pertama kali dia berada satu ruangan dengan gadis pencinta senja yang sudah lama dia kagumi. Kalau ada yang bertanya, apa yang dia sukai dari gadis itu, Azka dengan bangga akan menjawab dia menyukai semua tentang gadis itu, terutama senyumnya. Ya, senyuman lembut yang mampu membuat kedua sudut bibirnya ikut tertarik tanpa tahu sebab senyuman itu. ah, ternyata cinta memang gila.

 “Hai” Sapa Azka ramah. Yang disapa hanya menatap Azka sekilas seraya menganggukkan kepala dan kembali fokus dengan tumpukan soal diatas meja. Azka tersenyum maklum. Ada yang menyatakan, kalau seseorang bersikap seolah tidak memperdulikanmu, bukan berarti dia tidak menyukaimu. Akan tetapi, mungkin saja itu salah satu trik untuk melindungi dirinya dari rasa sakit.

“Gue Azka Ucap Azka menyebutkan namanya seraya mengulurkan tangan,berkenalan. Akhirnya gadis itu meletakkan pulpen yang dia pegang dan menutup lembar soal dan jawaban yang sedari tadi dia kerjakan.

“ Aku Titania, 11 IPA 1” Jawab gadis yang diketahui namanya Titania seraya membalas uluran tangan Azka.

      Perkenalan itu menjadi awal dari segalanya. Awal dari kebersamaan mereka. Dua anak adam dan hawa yang memiliki skenario hidup yang tak sama. Azka hidup dengan segala kemewahan dan kebahagiaan. Sedangkan Titania, diliputi kerapuhan dan kepedihan yang dengan indahnya dia sembunyikan dibalik senyum indah merekah yang seakan telah terpahat indah pada paras cantiknya.

      Titania Anggraini? Gadis cantik dengan otak brillian yang dianugerahkan tuhan kepadanya. Sifat ramah dan periang yang dia miliki membuat orang disekitarnya nyaman berada didekatnya. Akan tetapi tidak ada yang tahu, dibalik itu semua ada kepedihan yang tersarang dalam lubuk hatinya. Trauma akan kehilangan.

      Titania adalah anak yatim piatu, dia dibesarkan oleh keluarga dari almarhum ayahnya. Bunda Intan. Ibu dari Agam, sepupu terdekatnya. Kecelakaan tiga tahun lalu meninggalkan trauma tersendiri untuk Titania. Dalam kecelakaan tersebut, hanya dia yang selamat. Sedangkan kedua orang tuanya meniggal ditempat kejadian.

…….

“ Nia, pulang bareng aku atau…” Ujar Agam seraya melirik jail kearah Azka yang sedari tadi berdiri disamping Titania. Titania mencubit pinggang Agam keras sedangkan Azka tersenyum melihat tingkah keduanya.

Kedekatan Azka dan Titania sudah tersebar sentero SMA GARUDA. Dimana ada Titania pasti ada Azka. Mereka seperti surat dan perangko, tak terpisahkan. Banyak diantara siswa SMA Garuda yang terang-terangan mendukung hubungan keduanya. Yang cowok pintar dan tampan dan yang cowok cantik dan pintar, cocok. Itulah pendapat mereka.

“ biar gue aja yang nganter Nia pulang,” Ujar Azka disambut senyum jenaka Agam yang membuat siapapun yang melihat tahu makna dibalik senyum itu. “ Nia, ada yang ingin aku bicarakan”. Lanjut Azka tapi bukan kepada Agam melainkan kepada Titania. Tatapan lembut Azka mengungkapkan segalanya, dia sangat menyayangi gadis didepanya. Titania hanya menganggukan kepalanya pelan dan meminta izin pada Agam. Dengan sangat senang hati Agam mengizinkan Titania. Agam sangat mengenal sepupunya itu dari rasa sedih, terluka, dan bahagia yang dirasakan Titani dia bisa merasakannya juga. Dan selama ini, dia bisa merasakan kalau Titania sangat bahagia dengan kehadiran sosok Azka dalam hidupnya.

                                                                              …..

      Sepanjang perjalanan senyuman terpahat indah diparas kedua anak manusia. Dunia seakan milik bahagia. Setelah mengelilingi ibu kota, Azka membawa Titania ketempat yang sebelumnya belum pernah mereka datangi. Diatas rooftop perusahaan milik keluarga Azka. Pemandangan ibu kota dari atas rooftop sangat indah dengan langit sore yang dihiasi sinar senja. Titania tersenyum bahagia, dia sangat menyukai senja. Disini dan ditemani sinar senja, Azka mengungkapkan perasaannya dan berjanji akan selalu ada dan melindungi Titania.

“ I will” Jawab Titania tersenyum bahagia seraya membalas genggaman tangan Azka.

                                                                               …..

     Dengan status baru, membuat hubungan keduanya semakin erat. Hari-hari yang mereka jalani selalu dipenuhi senyuman. Atas dasar rasa cinta dan kepercayaanya, Titania menceritakan luka lama yang dari dulu dia sembunyikan. Setelah mendengar kisah kehilangan yang dirasakan kekasihnya, Azka semakin paham akan sosok gadis yang dia cintai. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu. Janji Azka dikala itu.

     Namun apalah daya Azka hanyalah manusia biasa yang hanya bisa merencanakan sedangkan yang menentukan segalanya hanyalah sang pencita. Fakta baru membuat dunia Azka seakan berhenti berputar. Ayahnya akan membangun perusahaan cabang diluar negeri, yang artinya dia akan meninggalkan segala termasuk gadis yang dia cintai. Gadis yang telah menemaninya setahun lamanya. Tidak. Dia tidak akan pernah sanggup menjalani hidup tanpa melihat senyuman gadisnya. Dia telah berjanji, berjanji tidak akan pernah meninggalkan gadisnya.

  Dengan berat Azka menceritakan keputusan ayahnya pada Titania. Perasaan sedih dan tersiksa menyelimuti hati keduanya. Titania menangis dalam diam bingung dengan sikap yang harus dia ambil. Melarang dan mempertahankan Azka? Itu terlalu egois dan ingat, mereka masih 17 tahun dan jikalau dia melepaskan? Apakah dia sanggup merasakan kehilangan untuk yang kedua kalinya?. Entahlah, hanya dengan memikirkannya saja membuat Titania teringat akan masa lalunya.

  Hanya diam dan menjaga jaraklah yang mampu Titania lakukan. Dia terlalu takut untuk berhadapan langsung dengan Azka. Titania mencoba untuk tidak melibatkan Azka dalam hidupnya. Jarak yang diciptakan Titania membuat Azka frustasi dan hampa. Tidak hanya Azka, Titania juga tersiksa dengan keadaan yang mereka sekarang. Karena tidak menemukan titik terang, pada akhirnya…..

Flashback is off

                                                                              ……

  Dua tahun telah berlalu, sekarang Titania menjadi salah satu mahasiswi di Universitas ternama ibu kota. Kenangan itu tersimpan rapi dilubuk hatinya. Harapan itu masih ada, rasa itu masih sama tidak tergoyahkan sedikitpun. Dua tahun tampa kehadiran dia, dua tahun yang telah membentuk Titania menjadi gadis yang kuat.

“ Nia” Suara itu, seketika Titania mendongakkan kepalanya dan sosok itu, sosok yang dua tahun ini selalu dia nantikan, sosok yang telah menempati ruang khusus dalam relung hatinya.

 

Ikuti tulisan menarik Kusniawati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu