x

Iklan

Louhilton

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 November 2021

Jumat, 19 November 2021 06:45 WIB

Aaron Singkawang


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di Singkawang, hiduplah seorang anak dari keluarga sederhana bernama Aaron. Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai pedagang toko listrik yang sudah dikenal masyarakat sebagai mantan ketua RW, sedangkan ibunya sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga. Aaron merupakan putra tunggal dan anak sulung dari 3 bersaudara. Aaron sendiri masih mengenyam pendidikan kelas 10. Kedua orang tuanya membesarkan Aaron dan keluarganya dengan penuh kasih sayang.

 

Tak terasa pandemi sudah melewati 1,5 tahun. Aaron pun sudah mulai bosan sekolah online. Tugas sekolahnya pun sangat banyak. Aaron merasa rindu untuk kembali sekolah offline dimana Aaron bisa bertemu teman-temannya secara langsung tanpa terpisah oleh jarak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Namun, Aaron belajar bersyukur di tengah situasi pandemi ini. Aaron tahu, ada banyak teman sekolahnya tidak melanjutkan SMA karena keadaan finansial orang tuanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aaron setiap hari membaca Alkitab dan merenungkannya siang dan malam walaupun Aaron disibukkan oleh banyaknya tugas dan pelayanan di gereja. Aaron juga selalu meluangkan waktu untuk belajar bisnis tanpa modal besar dan tanpa hutang dengan bank dari seorang Youtuber bernama Arli Kurnia.

 

Bagi sebagian orang, mungkin terasa asing siapa itu Arli Kurnia. Aaron juga sering menceritakan apa yang dipelajari dari Arli Kurnia.

 

Aaron lalu berkata, "Pa, ma, ini video Youtube tentang bisnis tanpa modal besar dan tanpa modal dari bank. Aaron share ke Whatsapp papa dan mama yah!"

 

"Oke, Aaron. Nanti papa sama mama lihat," sahut ayah Aaron.

 

Aaron lalu kembali masuk ke kamarnya. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 22.00. Aaron pun segera tidur untuk melanjutkan kegiatan esok harinya dengan berdoa terlebih dahulu.

 

Hari demi hari telah dilewati. Tugas-tugas sekolahnya pun tidak kalah banyak. Tak terasa sudah memasuki bulan Desember. Persiapan untuk liburan ke Jakarta pun telah disiapkan. Namun, tak disangka hal yang tidak diinginkan pun terjadi...

 

BUUK!!!

 

Motor yang dikendarai Aaron menabrak tiang listrik. Kecelakaan tersebut terjadi di depan rumahnya. Aaron pun yang masih dalam keadaan sadar berteriak minta tolong. Ibunya Aaron pun langsung bergegas keluar.

 

"Aaron!!!" teriak ibu ketakutan.

 

Ibunya yang tidak ingin tenggalam dalam kepanikan langsung membawa Aaron ke rumah sakit terdekat dengan mobil.

 

Setelah tiba di rumah sakit, dokter memeriksa keadaan Aaron. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Aaron mengalami patah tulang di kaki kanan dan tangan kirinya.

 

Ibunya Aaron langsung menelepon suaminya untuk segera menyusul ke rumah sakit. Seteleh tiba di rumah sakit, ayahnya merasa sedih karena anaknya mengalami patah tulang di 2 area.

 

Aaron yang melihat kedua orang tuanya sedih langsung berkata sambil menangis, "Pa, ma, maafin Aaron. Gara-gara Aaron, semuanya pada kuatir. Liburan kali ini bagaimana? Apa tetap jadi?"

 

"Sudah, tidak apa-apa, nak! Masalah liburan itu urusan belakangan, yang penting Aaron sembuh dulu," kata ibunya.

 

Dua minggu kemudian, Aaron sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Setelah melalui diskusi yang cukup panjang, orang tuanya memutuskan agar liburan ke Jakarta tetap dilaksanakan, dimana orang tuanya telah membeli kursi rodanya terlebih dahulu untuk Aaron. Aaron pun cukup senang mendengar hal itu.

 

Liburan pun telah tiba. Keluarga Aaron pun akhirnya berangkat ke Jakarta untuk jalan-jalan.

 

Setelah tiba di Jakarta, mereka dijemput oleh salah satu keluarga ayahnya Aaron.

 

"Wah Aaron sudah besar yah! Kelas berapa kamu sekarang?" tanya paman.

 

"Kelas 10, suk-suk¹!" jawab Aaron.

 

"Kaki sama tanganmu kenapa?" tanya paman.

 

"Aaron jelasin di mobil aja yah!" jawab Aaron

 

"Ayo langsung masuk ke mobil! Kita makan-makan dulu di Jembatan Lima!" ujar paman Aaron.

 

Di sepenjang perjalanan, Aaron menjelaskan panjang lebar mengenai kronologi kecelakaan yang dialaminya.

 

Mereka pun bergegas pergi ke Jembatan Lima untuk makan-makan. Jembatan Lima merupakan tempat dimana orang Tionghoa Kalimantan berkumpul. Disana keluarga Aaron membeli kwetiau Aloi yang rasanya enak sekali.

 

Setelah mereka makan, mereka pun pergi ke rumah paman Aaron yang berlokasi di Sunter. Setelah tiba, mereka pun mengobrol panjang hingga larut malam.

 

Esok harinya, mereka jalan-jalan ke Monas. Setelah tiba di Monas, Aaron berkata, "Wah udah lama saya nggak ke sini!"

 

"Nanti setelah itu kita ke lantai atas!" jawab paman Aaron.

 

Mereka pun ke lantai atas Monas. Di sana, mereka bisa melihat sekeliling Monas, seperti gereja Kathedral, masjid Istiqlal, perpusnas, gedung pencakat langit, dan sebagainya.

 

Selama beberapa hari mereka jalan-jalan ke berbagai mall dan berbagai tempat wisata di Jakarta hingga bosan.

 

Tak terasa sudah libur selama 5 hari di Jakarta. Keluarga Aaron pun kembali ke Singkawang. Setibanya di Singkawang, walau dengan keadaan masih patah tulang, Aaron pun cukup bersyukur bisa jalan-jalan dimana tentunya tetap menjaga protokol kesehatan.

 

1 bulan kemudian, kondisi Aaron pun kembali pulih. Aaron pun sangat bersyukur karena sudah kembali bisa berjalan dan melakukan aktivitas seperti biasanya.

 

¹ suk-suk = panggilan untuk adik laki-laki dari ayah suku Hakka/khek.

Ikuti tulisan menarik Louhilton lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

13 jam lalu

Terpopuler