x

Siswa sedang berdiskusi kelompok

Iklan

Abdul Rahmat

Pendidikan
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Rabu, 24 November 2021 19:40 WIB

Dengan Literasi Pulihkan Pendidikan

Artikel tentang pengalaman guru dalam membudayakan literasi sebagai asa pulihkan pendidikan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Peringatan Hari Guru 2021 ini, kita masih menghadapi kondisi yang sulit dari sebelumnya. Semenjak pandemi virus-covid 19 membuat masyarakat harus menghadapi sebuah situasi serba di rumah. Kita dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi di mana segala aktivitas sosial menjadi terbatas.

Kegiatan di sekolah pun harus mengikuti protokol kesehatan yang ditentukan. Tidak adanya siswa di sekolah, menjadikan kegiatan peningkatan mutu sekolah mengalami kesulitan. Namun, hal ini tidak menghalangi kepala sekolah untuk tetap mendampingi dan membina para guru dan siswa untuk selalu meningkatkan kemampuan dan nilai pembelajaran.

SDN 011 Balikpapan Tengah, sekolah tempat saya mengajar percaya literasi adalah kunci melahirkan siswa yang berkarakter. Bersama kepala sekolah dan guru lain, kami melaksanakan nilai-nilai positif di sekolah dalam kegiatan-kegiatan nyata dan bermakna.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satunya ialah dalam menanamkan budaya literasi pada semua warga sekolah. Guru dan siswa selalu membaca 15 menit sebelum memulai pembelajaran dan adanya pojok baca di setiap kelas sebelum pandemi. Ketika pembelajaran dari rumah, guru tetap membimbing siswa dalam melaksanakan literasi sebelum belajar secara daring.

Di SDN 011 Balikpapan Tengah, seluruh guru mewajibkan siswa dibimbing orang tuanya untuk membaca 15 menit minimal setiap hari di rumahnya. Selain itu, kepala sekolah juga mendukung dan memfasilitasi saya sebagai guru koordinator literasi. Hingga dibuatlah konten YouTube dengan tema LAPAR (Literasi Pak Rahmat). Saya mendongengkan cerita rakyat atau cerita anak yang mengandung pesan moral dengan harapan siswa sendiri dapat terlibat langsung untuk bercerita.

Selain itu, saya juga melakukan pembinaan kepada siswa yang memiliki minat dalam literasi, contohnya mendongeng. Saya melatih siswa tersebut dan mengikutkannya lomba mendongeng.

Dan aksi lain yang dilakukan selama pandemi adalah menerbitkan buku sebagai wujud nyata sekolah yang menerapkan gerakan literasi nasional. Saya berkolaborasi dengan guru, orang tua dan siswa untuk menerbitkan buku yang berjudul “Adi dan Wiyata”.

Buku ini merupakan stimulan meningkatkan semangat siswa untuk menerapkan literasi di rumahnya. Siswa tidak hanya menerima teoeri tentang literasi, tetapi langsung mempraktekkannya dalam sebuah naskah buku. Di dalam buku ini ada 10 cerita pendek karya guru dan kumpulan puisi serta pantun karya guru dan siswa kelas tiga hingga kelas lima.

Dimulai pada awal bulan Januari 2021, kepala sekolah menunjuk saya sebagai koordinator dalam persiapan penerbitan buku “Adi dan Wiyata”.  Saya bersama kepala sekolah lalu merancang perencanaan isi buku yang akan diterbitkan. Buku ini yang nantinya akan menjadi karya perdana SDN 011 Balikpapan Tengah.

Saya kemudian mulai mengajak siswa untuk menulis karyanya melalui wali kelasnya masing-masing. Lalu bersama-sama dengan wali kelas, karya siswa diulas dan dipilih 27 karya terbaik siswa. Dan pada Februari 2021, sekolah mengirimkan ke penerbit. Oleh penerbit, naskah tersebut diurus proses pengajuan ISBN ke Perpustakaan Nasional, diterbitkan dan dicetak dalam bentuk buku.

Siswa saya yang bernama Almira mengungkapkan ide puisi yang ditulisnya muncul ketika jalan-jalan pagi ke kebun kangkung. Udara sejuk, suasana pagi yang tenang dan tanaman kangkung subur hijau. Pulang dari kebun kangkung, Almira memutuskan untuk menulis pusi tentang sawah kangkung.

Almira membuat puisi dimulai menentukan tema dan judul, lalu melamunkan suasana, mulai memilih kata yang tepat dan mengembangkan puisi dengan senang hati. Almira berpendapat perasaan senang ialah kunci dari menulis puisi indah.

Dengan adanya buku, tanggapan dari siswa dan orang tua sangat baik. Siswa dapat belajar dan membiasakan kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari. Dan membangkitkan rasa apresiasi dalam diri setiap siswa, karena di usia mereka yang masih muda, mereka sudah memiliki karya yang terbit secara resmi dan ber-ISBN. Sehingga kelak akan melahirkan penulis-penulis besar di masa mendatang.

Literasi adalah solusi dalam membantu siswa bagaimana memahami dan menemukan informasi kunci. Serta menggunakan dan mengintegrasikan kemampuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Namun, literasi juga tentang bagaimana siswa selalu produktif menghasilkan karya yang kelak akan menjadi budaya positif mereka di masa mendatang. Dan budaya literasi juga menjadi asa dalam memulihkan pendidikan di masa pandemi.

Ikuti tulisan menarik Abdul Rahmat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu