x

Foto Pelaksanaan Pembelajaran

Iklan

Ahmad Hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 November 2020

Selasa, 30 November 2021 13:14 WIB

Membuat Buku Digital Bersama Siswa dan Memublikasikannya

Sebuah Proses Pembelajaran Project Based Learning dalam Pembuatan Ebook Antologi Cerpen Anak dan Pemanfaatan Media Publikasi Google Sites

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penulis: Ahmad Hidayat, M.Pd

Guru SDN Tugu Selatan 03 Jakarta Utara

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Buku adalah jendala dunia, dan guru adalah tangan-tangan yang membukanya. Tugas kita sebagai guru adalah bagaimana caranya agar siswa mau dan mampu menggapai tangan-tangan gurunya untuk bersama-sama membuka buku dan melihat dunia dalam berbagai ragam cerita. Merdeka belajar bukan sekadar kebebasan, lebih jauh dari itu, merdeka belajar adalah tentang strategi yang berdasar dari pertanyaan “bagaimana caranya tujuan pembelajaran tersampaikan dengan proses yang menyenangkan, bermakna, luwes, beragam, dan highly-appreciate.

 

Saya adalah seorang guru di SDN Tugu Selatan 03 Jakarta Utara. Berbagi pengalaman dan menerima pengalaman bagi seorang guru adalah hal yang biasa. Sejatinya, ketika guru mengajar kepada siswa, maka secara tidak langsung guru telah mengajar kepada dunia. Bagaimana itu bisa terjadi? Inilah yang disebut dengan butterfly effect positive. Guru-guru memberikan sinar-sinar di kelas-kelas, namun cahaya terang benderangnya terjadi di seantero negeri. Tidak bisa dipungkiri, biar bagaimapun guru telah menerangi bangsa ini.

 

Berangkat dari pernyataan di atas, tentu saya pun ingin memberikan sedikit cahaya pada kelas-kelas dan pada negeri ini. Salah satunya adalah dengan menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada minat dan karya tapi tetap barada pada garis-garis tujuan pembelajaran dalam kurikulum. Sebuah proses pembelajaran project based learning dengan tujuan projectnya adalah membuat ebook antologi cerpen anak telah saya laksanakan. Ebook ini kemudian didesain semenarik mungkin lalu dipublikasikan. Bagaimana cara memublikasikannya? Sederhana, yakni dengan teknologi dari google, yaitu google sites.

 

Mengapa saya ingin berbagi ini semua? Penekanannya adalah tentang pembelajaran yang berbasis karya. Hari ini, karya adalah suatu nilai yang dapat membuat orang berada dalam satu tempat yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Karya di sini tidak sebatas hanya dengan tulisan fiksi atau non fiksi. Bisa juga dalam bentuk lain, seperti karya seni rupa atau keterampilan lainnya. Terus, apakah dengan siswa berkarya saja cukup? Tentu saja tidak, bentuk apresiasi yang paling ampuh untuk meningkatkan motivasi adalah dengan cara mempublikasinnya dalam bentuk yang berbeda. Misal, siswa menulis puisi, dalam satu kelas puisi tersebut kemudian di susun, diedit, layout, buat sampul dan disimpan dalam websites khusus yang dapat dilihat oleh orang banyak. Apa yang akan terjadi? Siswa melihat karyanya dengan bentuk yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya, ya mereka berhasil membuat buku digital.

Buku digital siswa berjudul: ceritaku dan ceritamu

Bagaimana untuk prosesnya? Model pembelajaran yang saya gunakan adalah model pembelajaran project based learning. Singkatnya model ini menggunakan masalah/isu sebagai langkah awal pembelajaran dan menciptakan proyek sebagai langkah akhir. Tujuannya untuk memberikan pemahaman kritis, kreatif, inovatif, dan aktivitas positif lainnya. Bagi saya pribadi, pembelajaran berbasis proyek ini memiliki potensi besar untuk membuat pengalaman belajar lebih menarik dan bermakna.

 

Namun sebelumnya, pastikan bahwa materi utama yang diajarkan potensial untuk di akhiri dengan kesepakatan project. Saya mengajar di kelas 5 semester 1, pada semester ini ada materi mengenai menulis baik itu fiksi ataupun nonfiksi yang di dalamnya berkaitan juga dengan ide pokok, kalimat utama dan penjelas. Bagi saya materi ini sangat potensial untuk dibuat sebuah project menulis. Maka kesempatan itu, tidak saya sia-siakan. Saya ingat dengan sebuah penyataan yang disampaikan Henry Brooks Adams, bahwa seorang guru mempengaruhi keabadian, dia tidak pernah bisa tahu di mana pengaruhnya akan berhenti. Seperti saya yang tidak pernah tahu, akan jadi apa siswa saya kelak, tapi yang pasti menulis, berkarya dan berkreativitas akan membuat mereka selangkah lebih maju dari yang lain.

 

Langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan dengan matang, atau kita kenal dengan istilah RPPlesson plan dan menentukan jadwal pelaksanaan. Kita sampaikan sebagai bentuk motivasi dan daya juang lebih kepada siswa bahwa masih sedikit sekali cerita-cerita anak yang ditulis oleh anak-anak itu sendiri. Kita sampaikan permasalahan itu, dan kita ajak mereka untuk membuat sejarah. Caranya dengan membuat kesepakatan kepada siswa tentang proyek menulis yang akan dikerjakan, mulai dari rancana, penyusunan, penyelesaian proyek dan pengumpulan.

 

Siswa boleh cerita apapun yang mereka mau, tapi sebelumnya kita fasilitasi mereka dengan memberikan contoh cerita anak yang telah ada, dan cerita itu dibedah bersama-sama. Lalu, kita sampaikan bahwa jenis cerita itu banyak, ada yang bersumber dari pengalaman dan ada bersumber dari imajinasi. Setelah itu semua selesai, maka selanjutnya adalah proses menulis. Jadwalnya disesuaikan dengan kesepakatan di awal. Setelah cerita siswa terkumpul, maka selanjutnya yang harus bekerja keras adalah guru.

 

Pada tahap ini guru dapat berkolaborasi dengan penerbit, atau bisa juga dikerjakan dengan sendiri. Guru menyalin cerita anak dan mengeditnya, pastikan dalam mengedit esensi dari cerita yang anak sampaikan tidak hilang, itu sebagai bentuk originalitas. Setelah itu disusun, lalu dilayout, diberikan gambar-gambar keterangan agar lebih menarik, dan buatlah judul yang cocok di sampul atau cover yang akan dibuat. Saya pribadi bersama siswa telah membuat dua buku antologi cerpen anak, pertama berjudul “sayap-sayap imajinasi” bersama siswa kelas V SD LPI At-Taufiq Jakarta Pusat dan buku yang kedua berjudul “ceritaku dan ceritamu” bersama siswa kelas VB SDN Tugu Selatan 03 Jakarta Utara. Untuk contoh, silakan mampir di google books sayap-sayap imajinasi:

https://www.google.co.id/books/edition/Sayap_Sayap_Imajinasi/JtSIDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=sayap+sayap+imajinasi&printsec=frontcover

buku digilat: sayap-sayap imajinasi

 

Buku yang sudah rapi dalam bentuk word, kemudian diubah dalam bentuk pdf. Mintalah beberapa guru untuk membuat testimoni, dan jangan lupa, mintalah kepala sekolah untuk menyampaikan sekapur sirihnya. Lalu publikasikan.

 

Gunakan google sites untuk mempublikasikan karya-karya siswa siswi kita. Mengapa saya rekomendasikan google sites, pertama mudah, kedua efektif, ketiga murah bahkan gratis. Bagi yang belum paham, para pembaca bisa melihat banyak tutorialnya di youtobe. Google sites ini linknya dapat kita sisipkan di banyak media sosial, ini dapat meningkatkan traffic kunjungan dari banyak pihak ke websites google sites kita. Sebagai contoh, pembaca yang budiman bisa mampir di websites Ruang Karya Siswa yang telah saya buat. Berikut linknya: s.id/RuangkaryaTS03  atau https://sites.google.com/guru.sd.belajar.id/ruangkaryasdntuguselatan03/home

 

Tampilan website google sites

 

Terakhir, ketika ebook sudah di upload ke google sites, ajak-ajaklah anak-anak untuk membaca kembali cerita yang telah mereka buat. Lalu mintalah pendapat mereka, tanyakan bagaimana perasaannya? Jangan lupa juga untuk mengajak seluruh warga sekolah mensosialisasikan websites google sites yang telah kita buat. Terima kasih, semoga cerita ini bermanfaat. Salam pendidikan, salam literasi dan salam guru Indonesia #merdekabelajar #bergerakdenganhati #demikemajuan

Ikuti tulisan menarik Ahmad Hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler