Salah satu program yang dicanangkan oleh Nadiem Makarim sejak diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah ‘Merdeka Belajar’. Dalam sebuah pidatonya Nadiem menjelaskan bahwa makna merdeka belajar yang digagasnya adalah unit pendidikan yaitu sekolah, guru-guru dan muridnya punya kebebasan. Kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Kemendikbudristek sampai saat ini telah meluncurkan sebelas Episode Merdeka Belajar
Merdeka Belajar merupakan program pendidikan yang di bentuk oleh Kemendikbudristek bagi semua jenjang pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah sampai tinggi sejak tahun 2019. Merdeka Belajar di wacanakan akan menggantikan kurikulum yang berlaku saat ini. Program ini lebih mengutamakan kemampuan dan keunikan kognitif individu peserta didik sehingga dapat berpikir kritis dengan analisis yang benar. Kemampuan inilah yang dapat membantu peserta didik dalam mengambil keputusan yang bijaksana dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari - hari.
Tujuan pemerintah membuat program Merdeka Belajar adalah untuk mempersiapkan pendidikan di Indonesia menghadapi sistem pendidikan 4.0 yang berbasis data teknologi. Penggunaan teknologi informasi komunikasi (TIK) sangat berperan penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran baik secara luring maupun daring. Salah satu teknologi di bidang pendidikan yang dikembangkan oleh Kemendikbudristek saat ini adalah Rumah Belajar. Rumah Belajar ini adalah salah satu bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik dari semua jenjang pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. Semua konten di dalamnya dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis.
Pemanfaatan fitur - fitur dalam Rumah Belajar sangat membantu dalam mendukung terlaksananya program Merdeka Belajar. Dalam pembelajaran di kelas, saya sering menggunakan fitur – fitur Rumah Belajar untuk membantu memudahkan peserta didik dalam memahami dan mencari informasi tentang materi yang sedang dipelajari. Dalam Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di SMA PGRI 2 Jombang yang saya lakukan adalah memanfaatkan fitur Laboratorium Maya untuk Praktikum mata pelajaran Fisika. Dengan adanya praktikum ini dapat membantu peserta didik dalam memahami antara teori dan praktik sehingga pembelajaran dapat berjalan lebih menyenangkan. Tema yang saya ambil dalam praktikum di Laboratorium Maya Rumah Belajar adalah Gerak Parabola. Langkahnya peserta didik terlebih dahulu membaca teori dan memahami rumus dalam buku paket atau sumber lain.
kemudian peserta didik mempraktikkan menghitung waktu yang diperlukan suatu benda untuk mencapai titik tertinggi dan jarak terjauh yang ditempuh benda setelah diluncurkan dengan mengubah sudut elevasi dan kecepatan awal apakah sama antara hitungan teori rumus dengan praktik di laboratorium maya. Setelah peserta didik selesai mempraktikkannya lalu menuliskan beberapa hasilnya dan membandingkan dengan teori yang ada di buku.
Kemudian peserta didik mempresentasikan hasil analisisnya secara berkelompok di depan kelas secara bergantian. Dalam presentasi peserta didik yang lain juga boleh menyampaikan pendapat ataupun bertanya tentang informasi yang telah dipresentasikan oleh temannya. Dengan adanya diskusi ini diharapkan peserta didik dapat berkolaborasi dan berpikir kritis.
Demikianlah proses pembelajaran yang dilakukan dalam PTM terbatas selama pandemi COVID-19. Alhamdulillah walaupun banyak kendalanya namun dengan adanya fitur Laboratorium Maya dalam Rumah belajar peserta didik lebih termotivasi untuk belajar sehingga tugas yang diberikan selalu dikerjakan dan dikumpulkan. Dengan memanfaatkan Laboratorium Maya Rumah Belajar dalam proses pembelajaran juga dapat melatih peserta didik menerapkan penggunaan TIK sehingga mereka akan terbiasa menggunakan IT dan siap untuk menghadapi pembelajaran masa depan di era industri 4.0. Merdeka Belajar dengan Rumah Belajar dapat Belajar dimana saja, Kapan Saja, Dengan Siapa saja”.
Ikuti tulisan menarik Achmat Purwanto lainnya di sini.