Cegah Learning Loss dengan Game Interaktif Kahoot dalam Pembelajaran Hybrid

Rabu, 1 Desember 2021 15:13 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pembelajaran hybrid dengan kombinasi game interaktif kahoot dapat mencegah learning loss.

Cegah Learning Loss dengan Game Interaktif Kahoot dalam Pembelajaran Hybrid

Nama saya Candra Septo Rinoaji, S.Pd.Biasa dipanggil mas guru Candra. Saya merupakan guru kelas IV A di SDN Karangkemiri Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas. Sekolah kami merupakan gabungan dari dua sekolah yang berdekatan satu lokasi sehingga terlihat luas. Letaknya yang berada di pinggir jalan raya propinsi ini membuat sekolah kami terlihat ramai dan menjadi sekolah favorit masyarakat sekitar karena akses jalan yang lebih mudah dijangkau. 

Sebagai guru yang sudah lulus pendidikan guru penggerak angkatan pertama Kabupaten Banyumas, pembelajaran yang saya lakukan harus berpihak kepada siswa. Tidak hanya mengajarkan tentang pengetahuan saja, perilaku sosial yang baik serta pendidikan karakter juga wajib diajarkan kepada siswa agar budaya ketimuran yang sudah kita pegang teguh tidak hilang dimakan zaman. Memberikan keteladanan dengan menolong kepada sesama manusia juga merupakan suatu bentuk pendidikan karakter yang dilakukan seorang guru. 

Pandemi covid-19 sudah melanda Indonesia hampir dua tahun lamanya. Kesempatan belajar menjadi terkekang karena dibatasinya aktivitas siswa oleh penyebaran penyakit tersebut. Sebagai seorang guru, kita dituntut untuk beradaptasi dengan situasi yang tidak nyaman ini sehingga diharapkan menjadi nyaman dengan ketidaknyamanan. Salah satu adaptasi proses pembelajaran di masa pandemi adalah dengan menggunakan model pembelajaran hybrid.

Pembelajaran hybrid merupakan pembelajaran di mana guru mengajar secara daring dan tatap muka secara bersamaan dalam satu waktu. Pembelajaran hybrid yang dilakukan oleh guru akan terasa membosankan bila tidak diselingi dengan sesuatu yang membuat siswa menjadi tetap semangat dalam belajar. Karena siswa lebih senang bila bermain game di gadgetnya, maka tidak ada salahnya bila pembelajaran hybrid diselingi dengan kompetisi dalam game interaktif. Salah satu game interaktif yang bisa disisipkan dalam pembelajaran hybrid adalah “Kahoot”.

Kahoot merupakan website edukatif yang pada awalnya diinisiasi oleh Johan Brand, Jamie Brooker dan Morten Versvik dalam sebuah joint project dengan Norwegian University of Technology and Science pada Maret 2013. Proses pembuatan soal dalam “Kahoot” pun terbilang mudah dan cepat. Kita bisa memasukkan video maupun gambar untuk pertanyaan dan jawabannya sehingga permainan menjadi lebih hidup. Banyak keuntungan yang didapat dengan bermain “Kahoot” ketika proses pembelajaran hybrid berlangsung diantaranya adalah suasana kelas dapat lebih menyenangkan, siswa dilatih untuk menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran serta kompetensi yang diharapkan guru dapat tercapai dari materi yang diajarkan.

Setiap kali pembelajaran, saya selalu menyisipkan game interaktif “Kahoot” dengan pertanyaan yang diambil dari materi yang sedang diajarkan, berkaitan juga dengan literasi dan numerasi sehingga siswa terbiasa dengan hal tersebut. Selain sebagai uji adrenalin siswa dengan kejar-kejaran poin yang cepat dan tepat serta merebut podium yang bergengsi, gambaran kondisi ketercapaian materi yang telah disampaikan guru juga bisa didapatkan dengan permainan ini. Oleh karena itu, penggunaan game interaktif “Kahoot” ini merupakan salah satu hal yang dapat  mencegah terjadinya learning loss dalam pembelajaran hybrid. 

Selain biasa menggunakan "Kahoot" untuk pembelajaran, saya juga melakukan berbagi praktik baik dalam komunitas praktisi guru penggerak angkatan pertama Kabupaten Banyumas. Acara yang bertajuk "Roadshow Diklat Blended Berbagi Praktik Baik Mewujudkan Pembelajaran Yang Berpihak Kepada Murid" memberikan kesempatan kepada saya untuk memperkenalkan "Kahoot" dan manfaatnya dalam pembelajaran. Antusias peserta dalam kegiatan yang menggandeng PGRI Kabupaten Banyumas ini sangat tinggi, terbukti dengan banyaknya tugas yang masuk dari peserta. Oleh karena itu, hal baik yang kita lakukan harus diimbaskan kepada teman guru disekitar kita agar bisa dipraktikkan untuk pembelajaran yang berpihak kepada murid sehingga tercapai merdeka belajar.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Candra Septo Rinoaji, S.Pd.

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler