x

Iklan

Tri Wahyu R.S. Arti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Sabtu, 4 Desember 2021 05:56 WIB

Jakarta Siaga 2, Bagaimana Nasib Pertemuan Tatap Muka Terbatas di Sekolah?

Artikel ini menceritakan tentang kelangsungan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah di tengah penemuan varian baru corona (omricon).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza), menjamin Ibu Kota siap menghadapi potensi kenaikan kasus akibat varian baru Omicron serta libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan menyiapkan fasilitas kesehatan dan meningkatkan testing, tracing, dan treatment (3T).

"Kita jamin semuanya, kita pastikan siap," kata Ariza di The Tribata Darmawangsa Jakarta, Kamis, 2 Desember 2021.

Ariza juga menjamin ketersedian bed occupancy rate (BOR) dan ruang ICU sangat memadai. Termasuk, menyiapkan sejumlah obat-obatan dan oksigen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 Disamping itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan lingkungan pendidikan untuk lebih waspada dan hati-hati pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di tengah varian baru virus corona B11529 atau varian Omicron dan ancaman covid-19 gelombang ke tiga.

Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso meminta kepada lingkungan sekolah dan masyarakat bahwa vaksinasi menjadi salah satu syarat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di samping penerapan disiplin protokol kesehatan (prokes).

"Namun pelaksanaan PTM terbatas bukan ranah kami (IDAI), termasuk tetap dilaksanakan tanpa vaksinasi bukan keweanangan IDAI. Kami hanya merekomendasikan agar bisa dilakukan PTM, anak-anak diimunisasi covid-19 terlebih dahulu," kata Piprim dalam Media Briefing dengan tema: Dukungan Multisektoral untuk Kejar Imunisasi secara virtual, Senin (29/11/2021).

Menurut Piprim, pemberian vaksinasi pada anak tentu harus diiringi dengan pelaksanaan protokol kesehatan dan adanya peraturan yang jelas.

Selain itu, ruang kelas lebih terbuka (sirkulasi udaranya) serta tidak boleh ada siswa atau pendidik yang sakit. Jika ada yang bergejala, lanjutnya, harus langsung dilakukan tracing dan treatment agar penularan tidak terjadi.

Oleh karena itu, IDAI menyarankan agar pemerintah juga memperhatikan perlu adanya imunisasi anak selain covid-19. Alasannya, jika hanya fokus pada imunisasi covid-19 dan imunisasi wajib lainnya tertunda maka akan mengurangi imunitas anak.

IDAI meminta dukungan dari semua stakeholder dan IDAI cabang untuk sama-sama menyukseskan imunisasi Kejar di samping imunisasi covid-19 agar anak Indonesia bisa tumbuh optimal dan tidak terpapar covid-19.

Jadi kesimpulannya, PTM terbatas mungkin akan tetap terlaksana di tahun mendatang, namun perlu adanya pengawasan dan protokol kesehatan yang lebih ketat di masing-masing ruang lingkup pendidikan.

Ikuti tulisan menarik Tri Wahyu R.S. Arti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu