Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial untuk Berceramah
Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin lama teknologi semakin maju. Perkembangan teknologi ini memberi pengaruh bagi semua sektor termasuk sektor pendidikan. Kenapa? Kita semua tahu bahwa dalam tradisi lama, seorang guru dan buku dijadikan sumber utama untuk menggali pengetahuan. Namun, dengan teknologi yang semakin canggih inilah ilmu bisa kita dapatkan dengan mudah kapan pun, dimanapun, dan oleh siapapun. Ya, inilah dampak baik yang bisa kita rasakan bersama. Tak ada alasan jika seorang guru atau peserta didik mengatakan sulit untuk mendapatkan materi.
Berbicara tentang dampak teknologi bagi sektor pendidikan, guru maupun siswa dituntut untuk melek teknologi. Seorang guru harus bisa menggunakan teknologi untuk mengemas materi secara kratif sehingga menarik dan menyampaikannya kepada peserta didik. Seorang peserta didik harus bisa mengekplorasi materi dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Dalam hal ini, guru bertugas sebagai fasilitator.
Covid-19 yang saat ini masih ada di sekitar kita menyebabkan seluruh aktivitas terganggu termasuk sektor pendidikan. Kegiatan pembelajaran yang semula dilakukan di sekolah berubah menjadi kegiatan pembelajaran di rumah. Akibat yang timbul ketika kegiatan pembelajaran dilakukan di rumah yaitu terciptanya kaum mager (malas gerak). Kenapa bisa disebut kaum mager? Mager yang dimaksud adalah peserta didik menjadi malas mengerjakan tugas-tugas sekolah, menjadi tidak disiplin, dan ketika guru akan melakukan video conference melalui zoom maka banyak alasan yang mereka utarakan untuk tidak bisa mengikuti. Di sinilah kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif.
Melihat kondisi tersebut, maka jalan apa yang bisa dilakukan? Penulis mencoba membangkitkan kembali semangat mereka dengan memanfaatkan media sosial yang mereka punya yaitu instagram dan youtube. Tentu saja media sosial ini juga salah satu dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Misalnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI, materi tentang teks ceramah. Dalam materi teks ceramah, peserta didik belajar tentang struktur, kaidah kebahasaan, dan bagaimana membuat teks ceramah. Peserta didik tidak hanya dituntut untuk terampil menulis saja tetapi mereka dituntut untuk terampil berbicara. Nah, penulis memanfaatkan instagram dan youtube sebagai media yang mereka gunakan untuk berceramah.
Di sinilah merdeka belajar diterapkan yaitu seorang peserta didik membuat sebuah konten video ceramah secara kreatif dan menarik. Dalam video ceramah yang mereka buat, mereka bebas untuk menggunakan berbagai media dan memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia. Ternyata dengan kreativitasnya masing-masing, mereka mampu membuat video ceramah dengan menarik. Jadi, kebebasan anak-anak dalam berinovasi tidak terpaku pada aturan-aturan yang mengekang pikiran kritis mereka sehingga mereka memiliki wawasan baru.
Ikuti tulisan menarik Asri Agusulistyaningrum lainnya di sini.