x

Iklan

Sion Geva

Penginisiasi Fiksi Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 Desember 2021

Rabu, 8 Desember 2021 10:15 WIB

Sayap Anak Perkutut


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di suatu pagi yang cerah, telur-telur yang dierami induk perkutut menetas. Dengan senang induk perkutut sibuk membersihkan anak-anaknya dari sisa-sisa cangkang telur. Tiga ekor jumlahnya.

Setelah bisa mengepakkan sayap, tiga anak-anak perkutut suka sekali terbang ke dahan pohon yang lain. Mereka akan bermain bersama burung-burung yang lain dari pagi hingga sore hari.

Suatu hari, induk perkutut merasa kesepian. Tidak ada satu pun anak perkutut yang mau menemaninya. Mereka selalu sibuk bermain bersama burung merpati, kutilang, dan layang-layang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ibu,” panggil anak perkutut saat pulang dari bermain.

“Ada apa, Anakku?” jawab induk perkutut yang senang sekali saat melihat anak perkutut pulang lebih awal dari biasanya.

“Bolehkah aku dan dua saudaraku pergi terbang jauh bersama burung layang-layang?”

 “Kalian mau kemana, Anakku?”

“Burung layang-layang menceritakan kisah perjalanannya melewati berbagai samudera, Ibu!” sahut anak perkutut antusias.

 “Iya, Ibu! Aku bosan hanya di dahan ini. Aku ingin melihat dunia yang luas!” tambah anak perkutut yang lain.

Induk perkutut tertunduk sedih. Ia hanya melihat ketiga anaknya yang sedang berapi-api dalam diam.

 

Di malam hari saat anak-anak perkutut tertidur pulas, induk perkutut terbangun. Ia teringat pada permintaan anak-anak perkutut. Ia memandangi ketiganya yang sangat polos ingin melihat dunia luar. Binaran mata mereka memedihkan hati induk perkutut. Lalu, sebelum anak-anaknya terbangun, induk perkutut mendekap mereka bertiga. Ia mematahkan sayap ketiga anak-anaknya.

Keesokan harinya burung layang-layang hinggap ke dahan pohon perkutut. Ia ingin segera mengajak tiga anak perkutut terbang jauh meninggalkan sarang mereka. Namun, burung layang-layang malah mendapati anak-anak perkutut sedang menangis di belakang induk perkutut.

“Mereka tidak bisa terbang jauh bersamamu, Burung layang-layang. Rumah mereka ada di sini. Selamanya tetap di sini, di bawah sayapku.”

Ikuti tulisan menarik Sion Geva lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu