x

Jendela di malam hari

Iklan

Rahmad Aulia Ulul Azmi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 Desember 2021

Rabu, 8 Desember 2021 13:06 WIB

Yaka Ukka Manobala

Cerpen

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Deru lembut hujan,rintik tawa dan gelak knalpot memenuhi Jalan Cendrawasih di samping kampus Universitas Negeri Padang.Namun,isi pikiran Yaka jauh lebih sempit dan sesak di banding jalan itu.Sedangkan hatinya megah,dan sepi seperti mesjid yang ada di samping kiri Jalan Cendrawasih.

 

"Kenapa orang lain begitu mudah percaya pada temannya?Apa itu teman bagi mereka?Kenapa mereka percaya dengan setiap makanan yang ada di pinggir jalan ini?Kenapa mereka bisa percaya kalau kekasih mereka beneran suka sama makanan yang mereka hadiahkan di depan kosan ?Aku kadang berpikir kalau remaja-remaji tingkat akhir ini hanya 'over romanticizing' hubungan mereka.Enak ya hidup kalau tidak ada trust di dalamnya?Sedangkan aku,hanya percaya pada setiap tetes hujan ini,karena mereka sejuk,yang lain,aku tidak merasakan apa-apa".Yaka kadang benci dengan pikirannya sendiri yang terus menbuat skenario-skenario di dalam kepalanya tanpa henti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Yaka memegang kompling klx nya,menurunkan gigi,lampu rem menyala terang."Bang nasi goreng 2 bungkus bang"."Dagangan abang ini sudah hampir habis meskipun masih jam 8 lewat dan sepi",begitulah alasan Yaka untuk membeli nasi goreng disana."Tidak ada gadis-gadis yang sedang membicarakan baju temannya antri disana",begitulah alasan Yaka untuk membeli ruang di otaknya agar pikirannya bisa memikirkan hal lain.Kadang ia sangat benci dengan pikirannya sendiri.

 

"Makasih bang"."Gak ada kembaliannya dek"."Ooh gapapa bang ambil aja".Yaka kembali naik ke motornya.Uang give away aku give awain lagi,Yaka tertawa akan pikirannya sendiri,begitu juga dengan hujan yang turun terpingkal-pingkal mengetahui candaan Yaka.

 

Yaka jongkok sambil merokok memandangi motornya .Sama seperti motor barunya,pikiran Yaka belum pernah mogok,belum.Yaka tersenyum karena usahanya selama libur semester 7 setengah sia-sia.la berusaha untuk menunjukkan ke orang tuanya kalau ia telah dewasa dengan mencari uang sendiri dan membeli motor sendiri.Namun,ia gagal.

 

Yaka, menghembuskan asap terakhirnya,menginjak puntung rokok yang sedikit basah kena hujan lalu menaiki motornya.Pikirannya masih kalut.

 

Suara hantaman keras memberi aba-aba untuk mengheningkan suasana.Semua mata tertuju pada Yaka yang tergeletak di pinggir jalan dan diterangi lampu mobil yang menabraknya.Yaka tersenyum."Paling tidak ini bisa menunjukkan kalau aku tidak perlu dikhawatirkan lagi."

Ikuti tulisan menarik Rahmad Aulia Ulul Azmi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

13 jam lalu

Terpopuler