x

Sastra

Iklan

Safira Azzahra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Desember 2021

Senin, 13 Desember 2021 14:43 WIB

Adanya Moral dalam Puisi Sapardi Djoko Damono Ruang Tunggu

Artikel ini membahas tentang adanya moral dalam puisinya Sapardi Djoko Damono yang berjudul "Ruang Tunggu".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair terkenal yang juga bekerja sebagai dosen. Banyak puisi yang beliau ciptakan, dan puisi yang karya beliau banyak mengandung pesan moral yang tersirat. Salah satu puisi yang beliau ciptakan berjudul “Ruang Tunggu” yang merupakan salah satu puisi yang dimuat dalam buku yang berjudul “Ayat- Ayat Api”.

Ada yang terasa sakit

Di pusat perutnya

Ia pun pergi ke dokter

Pada baris pertama sampai ketiga dalam puisi “Ruang Tunggu” tersebut mengisahkan ada seorang yang sedang merasakan sakit, tepatnya dipusat perutnya. Kemudian orang tersebut pergi ke dokter untuk mengobati rasa sakitnya tersebut. Pesan moral dari baris pertama sampai ketiga tersebut adalah jika ada seseorang yang sakit, parah ataupun ringan dia pasti berusaha untuk mengobati sakitnya tersebut, salah satunya dengan menemui dokter yang dapat membantu mengobati rasa sakitnya supaya seseorang tersebut segera pulih dari sakitnya dan dapat melakukan aktivitasnya kembali seperti semula.

Belum ada seorang pun di ruang tunggu

Beberapa bangku panjang yang kosong

Tak juga mengundangnya duduk

Ia pun mondar-mandir saja

Menunggu dokter memanggilnya

Pada baris keempat sampai kedelapan menggambarkan suasana tempat seseorang menemui dokter, dan dia menjelaskan bagaimana kondisi ruangan saat itu, yaitu belum ada seorangpun da nada beberapa bangku panjang yang kosong, yang berarti tempat tersebut masih sepi. Namun dengan suasana yang sepi tersebut tidak membuat seseorang tersebut duduk, karena seseorang tersebut mondar- mandie menunggu dokter memanggilnya masuk ke ruangan. Hal ini berarti seseorang tersebut sedang berdiri menunggu dokter memanggilnya. Pesan moralnya adalah walaupun suasana sangat sepi dan memungkinkan seseorang untuk duduk menunggu panggilan dokter, namun hal ini tidak berlaku apabila kita sedang merasakan sakit, karena ketika seorang merasakan sakit pasti merasa takut dan gelisah, sehingga mondar- mandir untuk mengurangi rasa sakit tersebut. Hal ini sering kita jumpai di kehidupan sehari- hari. Ketika seseorang merasakan gelisah dia dapat melakukan hal- hal yang tanpa otak kita sadari. Maka dari itu sebaiknya ketika kita berobat kita mengajak keluarga, teman, atau kerabat supaya ada seseorang yang menenangkan kita.

Namun mendadak seperti didengarnya

Suara yang sangat lirih

Dari kamar periksa

Ada yang sedang menyanyikan

Beberapa ayat kitab suci

Yang sudah sangat dikenalnya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada baris kesembilan sampai baris keempat belas ditulis dalam puisi tersebut bahwa seseorang yang sedang periksa atau pasien tiba- tiba mendengar suara yang sangat lirih dari kamar periksa. Suara tersebut adalah suara orang yang sedang menyanyikan beberapa ayat kitab suci yang telah dikenalinya. Dalam hal ini, biasanya ketika seseorang sedang sakit maka mudah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Terkadang ketika kita sakit kita mudah berhalusinasi. Pesan moralnya adalah ketika kita sakit jangan melamun atau membayangkan sesuatu yang buruk, karena terkadang pikiran kita sendiri yang membawa kita menuju sesuatu hal yang tidak diinginkan. Jadi, ketika kita sedang sakit harus selalu berpikir positif dan melakukan suatu hal untuk mencegah kita melamun, atau mengobrol dengan orang lain supaya pikiran kita teralihkan.

Tapi ia seperti takut mengikutinya

Seperti sudah lupa yang mana

Mungkin karena ia masih ingin

Sembuh dari sakitnya

Pada baris kelima belas sampai baris kedelapan belas tertulis di puisi walaupun seseorang tersebut mendengar alunan ayat kitab suci, namun dia tidak mengikutinya karena dia merasa takut. Seseorang tersebut mulai berpikir mengenai hal- hal aneh di kepalanya, dan seseorang tersebut tersadar dan positif ingin sembuh dari sakitnya dan melanjutkan kehidupannya.

Dari puisi tersebut kita dapat mengambil pesan moral bahwa kesehatan itu lebih berharga dari apapun. Puisi ini mengisahkan tentang kehidupan manusia sehari- hari, bahkan kondisi yang sering terjadi di kehidupan masyarakat, yaitu suatu keinginan diri untuk berjuang sembuh dari sakitnya. Dalam puisi “Ruang Tunggu” mengajarkan kita bahwa betapa pentingnya kita menjaga kesehatan diri kita sendiri, karena jika bukan kita yang menjaga diri kita sendiri lalu siapa lagi. Namun diantanya yang lainnya, sakit batin adalah sakit yang lebih berbahaya dibandingkan sakit fisik, karena sakit fisik itu terlihat dan bisa kita sembuhkan dengan cepat karena bisa segera ditangani bagian yang sakit. Tetapi sakit batin hanya bisa sembuh dengan iman yang kuat dan juga rasa optimis dan positif yang tetap diri ini pertahankan. Jadi, jagalah kesehatan. Selagi tubuh kita sehat jaga dan beri makanan yang sehat supaya imun dalam diri terpenuhi sehingga tidak mudah sakit.

 

Referensi 

Aris. M, Erlina Zahar, dan Sujoko. 2019. Citraan Dalam Kumpulan Puisi Ayat-Ayat Api Karya Sapardi Djoko Damono. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 3(1).

https://normantis.com/2018/02/05/ruang-tunggu-puisi-sapardi-djoko-damono/

Ikuti tulisan menarik Safira Azzahra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu