x

Sumber gambar: https://www.idntimes.com/life/career/amp/marliana-kuswanti/cara-jitu-biar-kamu-lancar-menulis-c1c2

Iklan

Jihan Nada Aulia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Oktober 2021

Kamis, 23 Desember 2021 07:48 WIB

Hambatan Menulis Kreatif dan Trik Jitu Mengatasinya

Trik jitu menghasilkan tulisan yang kreatif

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

     Setiap orang punya cara masing-masing untuk menenangkan diri ketika sedang merasa kacau. Salah satu terapi yang dinilai nyaman, bahkan ampuh untuk menjernihkan pikiran seseorang saat kacau yaitu menulis. Dalam dunia penulisan, banyak dijumpai berbagai gaya maupun jenis tulisan, yaitu tulisan kreatif dan tulisan ilmiah. Salah satu potensi menulis yang sangat penting dipupuk pada zaman sekarang adalah kreativitas. Secara proses disebut dengan menulis kreatif, bukan penulisan kreatif. Uniknya, kreatif itu beda dari kelaziman.

     Lalu, apa sih sebenarnya menulis kreatif itu? Menulis kreatif adalah menuangkan segala ide dan pikiran dalam bentuk tulisan secara kreatif dengan membebaskan diri, daya imajinasi kritis, serta gaya tutur yang khas sehingga mampu menghasilkan karya yang menarik dan enak dibaca. Oleh sebab itu, menulis kreatif harus dilihat sebagai kompetensi, bukan dari teori semata. Beberapa orang pandai secara teori tetapi gagal secara praktik. Ada juga yang pandai berbicara tetapi kurang mampu dalam menulis. Artinya, mereka hanya pandai tetapi tidak kompeten.

     Tulisan bisa disebut kreatif apabila memenuhi tiga unsur yaitu tidak mengalami pengulangan, bersifat baru, dan memenuhi dimensi lain (bebas). Biasanya, tulisan kreatif cenderung menghasilkan gaya penulisan santai, dalam arti tidak terkesan kaku. Hal tersebut berbeda dengan tulisan ilmiah. Tulisan ilmiah merupakan suatu karangan atau karya tulis yang disusun secara sistematis berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah. Gaya tulisan ilmiah lebih mengarah ke gaya tulisan yang baku dan saintifik. Salah satu contoh penulisan ini dapat dijumpai di karya tulis ilmiah (KTI).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

     Selain dari segi tujuan penulisan, pemilihan kata yang digunakan juga dapat menjadi pembeda. Mengingat tulisan ilmiah bersifat akademis, pemilihan katanya cenderung kaku dan sangat sistematis sehingga untuk mencerna informasi dalam tulisan ilmiah, membutuhkan waktu lebih banyak. Apalagi jika terdapat kata-kata yang sulit dipahami oleh orang awam, sedangkan pemilihan kata dalam tulisan kreatif jauh lebih bebas. Sebab, bertumpu pada kreativitas bagaimana cara penulis mengeksplorasi kata untuk dirangkai menjadi suatu kalimat yang indah. Tidak heran jika seseorang suka tulisan kreatif dibandingkan dengan tulisan ilmiah, karena tulisan kreatif memiliki dua poin penting yaitu kemampuan menulis yang baik dan kreativitas sebagai cerminan karya yang beda sehingga menarik minat para pembaca.

     Meskipun demikian, dalam menulis kreatif belum tentu bebas hambatan. Seseorang bisa saja menghadapi kesulitan ketika menulis kreatif. Tantangan yang paling utama ketika menulis kreatif adalah kemalasan. Rasa malas dapat menghampiri seseorang hingga mengaburkan motivasi yang dimiliki. Selain rasa malas, hambatan yang sering dihadapi oleh penulis adalah kurangnya ide, waktu, dan beberapa hal teknis dalam menulis seperti penguasaan ejaan yang disempurnakan dan kalimat efektif. Lantas, bagaimana strategi bagi penulis untuk menaklukkan berbagai hambatan yang kerap muncul dalam menulis kreatif?

     Dari berbagai problematika tersebut, menunjukkan bahwa kemampuan menulis sangat dibutuhkan untuk dapat menghasilkan tulisan kreatif. Lawan dari tulisan kreatif adalah tulisan ilmiah. Mengutip dari pendapat Pardede (dalam Rif’ah dkk, 2019:12) terdapat lima karakteristik penulisan ilmiah yaitu accurate, brief, clear, ethical, dan logical (ABCEL). Akurat (accurate), yaitu penjelasan yang diberikan berdasarkan data faktual dan dapat diuji kebenarannya. Ringkas (brief), artinya dalam penulisan ilmiah tidak boleh bertele-tele. Bahasa yang digunakan harus bersifat lugas, menggunakan kaidah penulisan yang baku, dan tidak menggunakan kata bermakna ganda. Tuntas (clear), artinya dalam penulisan ilmiah harus disusun dengan jelas dan tuntas. Etis (ethical), yaitu penulisan ilmiah harus mengikuti kaidah ilmiah. Termasuk harus mencantumkan sumber kutipan, daftar pustaka, dan memaparkan data secara jujur. Logis (logical), yaitu menggunakan cara berpikir analitik, deduktif atau induktif. 

     Sementara itu, menulis kreatif merupakan proses menulis yang bertumpu pada pengembangan daya cipta dan ekspresi pribadi dalam bentuk tulisan yang baik dan menarik. Artinya, menulis kreatif menekankan proses aktif seseorang untuk menuangkan ide dan gagasan melalui cara yang tidak biasa sehingga mampu menghasilkan karya cipta yang berbeda, bukan hanya baik tetapi juga menarik. Menulis kreatif dapat menjadi cara baru dalam memandang sesuatu dengan mengombinasikan unsur kecerdasan dan imajinasi. Perpaduan itulah yang menjadi ciri khas dalam menulis kreatif (Rachman dan Susandi, 2019:6).

     Menurut Yunus (dalam Rachman dan Susandi, 2019:9-10) tahap penulisan kreatif yang dapat digunakan oleh penulis yaitu teknik ATM (amati, tiru, dan modifikasi). Amati, yaitu langkah menulis yang dilakukan dengan mengamati penulis yang sudah berhasil dari segi cara menulis, kebiasaan, maupun karya tulis best sellernya sehingga menginspirasi untuk menulis tentang topik lain yang sama dengan cara yang berbeda. Tiru, yaitu tahap menulis yang dilakukan jalan cerita atau tokoh yang digambarkan. Pada tahap ini, topik boleh sama tetapi cara penyajian harus berbeda sesuai daya imajinasi dan kreativitas masing-masing. Modifikasi yaitu tahap menulis yang dilakukan dengan mengutamakan nilai baru atau jalan cerita yang berbeda dari sebelumnya.

     Bercermin pada kenyataan tersebut, ada beberapa trik jitu yang bisa dilakukan untuk mengatasi hambatan menulis kreatif. Pertama, saat rasa malas datang menggoda, segera lawan dengan SPIRIT (spiritualitaskan, paksakan, ingatkan, relaksasikan, imajinasikan, teguhkan). Spiritualiskan diri, dengan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan saat menulis karena hal itu menjadi senjata melawan kemalasan. Paksakan diri untuk menuangkan ide ke dalam tulisan, sebab tak ada cara yang lebih efektif untuk melawan rasa malas kecuali dengan memaksakan diri. Ingatkan diri, agar rutin untuk menulis. Relaksasikan diri, ketika jiwa terlampau jenuh. Misalnya dengan olahraga ringan atau sekadar jalan-jalan untuk menghirup udara segar. Imajinasikan diri, dengan memikirkan sesuatu hal yang mampu menarik hati. Teguhkan diri, bahwa zona waktu menulis tidak akan ditukar dengan berbagai kegiatan lainnya sehingga tetap konsisten untuk meluangkan waktu dalam menulis.

     Kedua, terkait hambatan kurangnya ide. Pada dasarnya ide sangat diperlukan ketika menulis, sebab ide adalah nyawa dalam suatu tulisan. Oleh karena itu, jika tidak ada ide biasanya menjadi alasan klasik seseorang untuk tidak menulis. Untuk menggali ide bisa dilakukan hal yang dasar, misalnya dengan menggali pengalaman hidup, baik diri sendiri, keluarga, maupun teman. Selain itu, membaca juga dapat membantu memperkaya ide-ide menulis. Bahkan, semakin menambah wawasan yang diperlukan dalam menulis sehingga sangat dimungkinkan untuk bisa menciptakan tulisan yang kreatif.

     Ketiga, tidak ada waktu juga kerap menjadi alasan yang menghambat seseorang untuk menghasilkan suatu tulisan. Namun, jika seseorang mengaku tidak punya waktu untuk menulis, itu adalah pernyataan bohong. Mengapa? Sebab, semua orang memiliki waktu 24 jam per hari dan 7 hari per minggu. Jadi, permasalahan sebenarnya adalah manajemen waktu untuk menulis. Sesibuk apapun, pasti akan selalu ada waktu untuk menulis, asal mampu mendisiplinkan diri dalam mengelola waktu.

     Keempat, hambatan lain yang berkaitan dengan hal teknis dalam tulis-menulis yaitu kurangnya penguasaan ejaan yang disempurnakan. Misalnya, penggunaan tanda baca, ejaan, dan kata baku. Semenarik apapun ide atau jalan tulisan, namun jika terdapat banyak kesalahan penggunaan bahasa akan mudah membuat pembaca menjadi terganggu. Berbagai hambatan teknis tersebut dapat diatasi apabila penulis bersedia terus belajar dan berlatih menulis dengan tekun.

     Melalui beragam cara yang bisa dilakukan oleh para penulis dalam menghadapi berbagai hambatan tersebut, akan mudah menghasilkan suatu karya hebat.  Apabila seseorang terus berproses secara konsisten dalam menulis kreatif, akan menjadi keterampilan (skill) untuk melahirkan karya tulisan yang berbeda dan tulisan yang memiliki jalan kreatifnya sendiri sehingga menarik perhatian orang lain. Pengalaman, pengetahuan, bahkan kreativitas sehebat apapun menjadi tidak berguna dan diapresiasi orang lain jika tidak dituangkan ke dalam tulisan. Ide dan gagasan seunik apapun sama sekali tidak ada apa-apanya, jika hanya dipikirkan tanpa mau dituliskan secara nyata. Dengan demikian, kemampuan menulis kreatif sangat diperlukan dan bermanfaat bagi setiap orang.

Ikuti tulisan menarik Jihan Nada Aulia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini