x

Iklan

Suhana Lim

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengandalkan Doa Semata Belum Cukup

Mengapa hanya mengandalkan doa semata belum cukup?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

The Power of Prayer

Oleh: Suhana Lim

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Case # 1:

Pendeta : “Kalian kalo mencari isteri, mau pilih yang cantik tapi agak bandel atau jelek tapi taat beragama?”

Semua jemaat terdiam, saling berbisik malu dengan pertanyaan sederhana dari pendetanya.

Tiba-tiba ada seorang jemaat dengan suara lantang setengah berteriak: "Kalau saya sih pilih yang cantik walaupun bandel pak pendeta.”

Pendeta :"Haaahhhh… Kenapa begitu?"

Jemaat :"Soalnya istri cantik tapi bandel itu kalo didoain terus menerus... lama-lama juga bisa jadi taat. Tapi kalo istri jelek sekalipun taat beragama, didoain sampe kiamat....tetep aja nggak cantik-cantik pak..........!!"

Case # 2:

“Saya pernah baca di suatu buku yang mengaitkan feng shui dengan karma… intisari dari buku itu adalah semakin banyak kita menanam karma baik, maka semakin dekat dan semakin berjodohlah kita dengan Feng Shui yang baik, dan perlahan-lahan karma kita pun akan menjadi semakin baik (kehidupan kita)… but, saya bukan mau membanding-bandingkan atau gimana yahh… selama ini saya rajin ke vihara mendengar ceramah, bahkan turut berbuat baik… tapi malah saya rasa kehidupan saya Cuma begini-begini saja… sometimes malah worse sampai parah sekali… seperti sudah jatuh, tertimpa tangga pula… lately I realize bahwa tidak mungin hanya dengan berbuat baik maka kehidupan akan much more better… dan saya mulai malas ke vihara… but I still can’t get itwhat’s wrong with me? Kenapa sampai sekarang saya masih gini-gini aja? Maybe karma juga ada pengaruhnya… dan buahnya belum matang…yeahmaybe?…”

Secara berkala saya dapat kiriman cerita dodol-dodol dari teman dan kenalan. Biasanya kisah yang lucu dan konyol dan sering juga yang nyerempet-nyerempet ke soal seks. Nah cerita pada case # 1 itu adalah yang belum lama masuk ke iphone saya. Kalau case # 2 lain lagi, itu adalah cuplikan curhat (sekaligus inquiry) yang masuk.

Kalau kita cermati secara mendalam, jika kita mau jujur, kedua nya memiliki kesamaan yaitu bahwa doa semata belum cukup. Kita perlu efforts and actions buat mewujudkan keinginan. Hal ini yang sejak dulu telah selalu saya sampaikan. “Jangan naïf, jangan cupu, mau mulut sampai berbusa mau bibir sampe doer memanjatkan doa, kalau tangan dan kaki tidak bergerak maka kecilsekali atau bahkan tidak akan ada perbaikan hidup.”

Banyak yang tidak menyadari atau mau enaknya saja, mengira cukup rajin sembahyang, rajin doa dan berbuat baik maka otomatis semuanya akan lancar dan mulus-mulus. Sayangnya kehidupan nyata tidak semudah begitu skenarionya. Lain cerita kalau kita adalah seorang malaikat, seorang dewa, seorang suci, mungkin bisa begitu karena doanya sangat manjur. Tapi kalau kita masih manusia biasa dengan segala kelebihan dan kekurangan, maka selain doa/beribadah, kita tetap perlu usaha dan tindakan guna mendapatkan kehidupan yang baik.

Pada case # 1, kalau mau istrinya lebih cantik dan menarik (sementara aslinya tidak), perlu usaha buat memperbaiki penampilan dengan bantuan busana, make up atau kalau perlu operasi wajah dan sedot lemak tubuh. Atau kalau memang bisa, sedari awal harus teliti memilih sebelum jadian. Jadi meski cerita konyol dan lucu-lucuan, tetapi ada kebenarannya juga. Mau didoain sampai kiamat, jelek nya tidak akan berubah jadi cantik. Harus ada usaha dan tindakan untuk mewujudkan dari buruk rupa jadi cakep.

Pada case # 2, kekeliruannya ada pada anggapan dengan doa dan berbuat baik maka hidup pasti senang, semuanya bisa otomatis lebih baik. Sikon feng shui rumah jelek, tanpa di perbaiki tidak akan berubah (tetap jelek). Ibaratnya, kita tak akan serta merta bisa rubah kondisi jalanan yang bolong-bolong jadi mulus hanya dengan memanjatkan doa. Perlu batu, pasir, aspal/hotmix dan mesin giling. Jadi selain mulut (doa) kita tetap butuh tangan dan kaki (usaha dan tindakan) kalau mau memperbaiki sesuatu keadaan.

Kalau kita kaitkan case # 1 dan case # 2, bangunan yang feng shui nya jelek sama seperti wajah yang jelek. Mau tiap menit didoakan sejuta ayat, sejuta mantra tetap saja jelek. Tidak akan berubah hanya dengan kekuatan mulut (doa).

Adalah sangat naïf, mengira dengan doa semuanya bisa terwujud. Memperbaiki feng shui juga sama, tak bisa berubah hanya sekedar berdoa dan berbuat baik. Selama puluhan tahun menangani kasus, belum pernah saya menjumpai satu bangunan yang jelek feng shui nya, bisa otomatis berubah jadi ramah feng shui hanya dengan didoakan, diperciki air suci saja. Tetap perlu menerapkan kaidah feng shui seperti perbaikan tata letak, menggeser furnitur dan tindakan lainnya. Tanpa ini, bangunan yang feng shui nya jelek akan tetap jelek.

Doa dan berbuat baik tentu harus selalu kita lakukan, tetapi kita harus juga sadar bahwa dalam banyak hal tetap memerlukan perbuatan dan tindakan agar sikon (feng shui dan kehidupan) jadi lebih baik.

Kekuatan doa memang berguna dan baik, tetapi mengandalkan itu saja belum cukup.

 

Ikuti tulisan menarik Suhana Lim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu