Tikus Bakar Sambel Merah dan Hijau
Sabtu, 12 Februari 2022 08:12 WIBSebuah kos yang terdiri dari 10 kamar yang diisi oleh mayoritas mahasiswa dari berbagai daerah. Namun, kos yang parkirannya sempit jika mengeluarkan motor pasti ada saja kaki yang tersandung oleh bagian tubuh motor, didapur kosan banyak tikus yang tak mengenal waktu mondar-mandir di sekitaran dapur, puncak bermain para tikus itu pada waktu tengah malam.
Seorang pemuda sedang menikmati buku filsafat yang gurih dibaca pada malam hari. Sementara, Bumi yang sedang di basahi oleh rintisan hujan yang tiba-tiba turun dari langit membuat bacaan pemuda itu terhenti sejenak karena beranjak mengangkat jemurannya yang baru saja ia cuci ketika hari menjelang malam. Pemuda yang bernama Anto itu memang sering mencuci pakaiannya menjelang hari menuju malam, tidak jarang juga ia mencuci pada waktu dini hari yang langsung dijemurnya, karena ia tau diri akan bangun jam 12 siang bahkan jam 2 atau 3 sore sehingga sinar matahari tidak cukup untuk membuat pakaiannya menjadi kering jika ia mencuci dan menjemur pakainnya setelah bangun. Namun setelah memindahkan jemurannya, jumlah air yang tak terhitung turun dari langit itu terhenti. Tapi Anto tidak memindahkan kembali jemurannya, ia langsung masuk ke kamar.
Teman satu kosnya yang bernama Faisal melewati kamarnya, seperti biasa ia membeli sarapan pada malam hari sekitar jam 19:00 WIB. Kehidupan Faisal di kos berbeda dengan teman kos lainnya. Tapi layaknya anak muda lainnya, siang hari di jadikan malam hari, malam hari di jadikan siang hari. Selama waktu itu berbagai kegiatan digunakan oleh anak muda. Tapi Faisal menghabiskan waktu itu dengan main game dengan handphone di-charging ditemani sebungkus rokok dan secangkir kopi di atas meja.
Kos-kosan yang parkirannya sempit itu, setiap mengeluarkan motor selalu ada saja jari kaki yang tersandung oleh bagian bawah motor yang parkir. Kata-kata misuh sudah lazim ketika mengeluarkan motor. Dapur kos juga banyak tikus yang setiap kami nongkrong di sofa berbolong selalu mondar mandir, seolah-olah tikus-tikus itu ingin membaur dengan mereka, tapi caranya tidak bagus, ia menyelinap di antara kolong kursi-meja dan kaki mereka sehingga setiap diantara mereka melihatnya selalu melemparnya dengan benda apa saja yang ada didepan, lalu mereka terbirit-birit menuju gudang samping dapur tempat bersantainya. Tikus-tikus sudah menjadi musuh mereka setiap hari-setiap malam dan tak akan bisa di kalahkan atau dibasmi. Piring-piring di dapur setiap malam terdengar dari kamar Anto, itu sudah dipastikan suara tikus-tikus yang sedang bermain atau rapat untuk mengatur strategi untuk mencari makanan.
Sesekali Jodi dari Jakarta yang tinggal di kos itu juga menyarankan agar patungan membeli perangkap tikus, tapi setengah tahun berjalan setelah ia menyarankan belum juga terealisasikan. Sementara, Anto mengatakan jika Jodi sebagai pawang tikus seharusnya bisa memindahkan tikus ini ke selokan depan pinggir jalan. Biar disana ia tinggal. Canda Anto. Tapi Jodi membalas, gondrong kog takut sama tikus.
Tikus emang menjadi permasalahan utama di kos Jarwo Empire yang diistilahkan di grup WhatsApp. Terkadang permasalahan WiFi yang jika mendekati akhir bulan sedikit lambat, membuat ngleg kalau istilah Mobile Lagend, tapi tidak bisa melengserkan tikus sebagai masalah utama.
Dulu, awal-awal Anto tinggal di kos itu tidak ada tikus yang ia temui, tapi setahun berjalan tikus-tikus berkeliaran dan berak di sekitar dapur. Walaupun begitu, anak kos tetap saja menggunakan dapur untuk memasak air dan mie. Semenjak kedatangan tikus-tikus itu pula Anto sudah tidak lagi memasak lauk pauk seperti biasanya kecuali hanya memasak air untuk kopi dan mie, itupun kadang-kadang. Anto sangat tidak suka dengan tikus, apalagi tai-tainya yang berbau menyengat membuat pusing dan mual.
Sesekali beberapa tikus mondar-mandir di depan kamarnya, ia terperanjat keluar kamar ketika membaca buku, tikus itupun terbirit-birit mencari tempat persembunyian. Pada waktu menyalakan kompor juga, tikus itu membuat Anto terkejut dan mengeluarkan kata misuh ketika tikus tiba-tiba keluar dari bawah kompor yang kemudian menyelinap-nyelinap kearah kumpulan peralatan dapur. Hal ini lebih 3 kali ditemui Anto ketika di dapur. Anto merasa marah melihat tikus-tikus itu yang lama-lama dibiarkan menjadi keterlaluan.
Akhirnya Anto mencari cara agar tikus-tikus itu tidak ada lagi di sekitar dapur dan lingkungan sofa. Pada sekitar pukul 21:00 WIB, ketika teman-teman satu kosnya tidak sedang berada di kos, ia mengumpulkan kertas-kertas serta kardus-kardus bekas pengiriman teman-temannya yang sudah tidak di pakai. Di samping sofa ia memulai menata bata-bata dan menyobek-nyobek kertas-kertas dan kardus-kardus yang telah di sobeknya kemudian di tumpukan di antara bata-bata yang sudah di tata. Kemudian apa yang ditumpuknya itu di bakarnya sedikit-sedikit. Sementara, tikus-tikus sudah didalam 5 perangkap yang telah dibeli dan dipasangnya pada 2 hari sebelumnya tanpa sepengetahuan teman-teman kosnya. Lebih dari 50 tikus terperangkap di semua perangkap yang telah ditaruhnya disetiap titik-titik yang dirasa akan manjur di lewati oleh tikus-tikus termasuk di dalam gudang.
Tikus-tikus itu kemudian dibakarnya 5 ekor-5 ekor. Sembari menunggu 5 ekor tikus yang dibakar hidup-hidup sebagai kloter pertama, ia membuat sambel merah dan hijau, ia mengolag-alig anak cobek sambil menikmati aroma 5 ekor tikus yang sebentar lagi siap disantap. Sementara, tikus-tikus lainnya mengantri giliran dengan memanjat-manjat sambil berbunyi di dalam perangkap disamping Anto.
Setelah sambel merah dan hijau sudah beres serta tikus kloter pertama sudah matang, Anto pun dengan nikmat dan bebas menyantap 5 ekor tikus sambel merah dan hijau dibawah sinar bulan yang begitu terang menyinari Anto seorang diri di Jarwo Empire.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Peluru #1
Sabtu, 10 September 2022 17:59 WIBDampak Perubahan Iklim
Selasa, 31 Mei 2022 10:31 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler