x

Iklan

Febi Alwaliyyu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 November 2021

Sabtu, 12 Maret 2022 15:56 WIB

Tanpa Syarat

Davina yang dengan tulus mencintai Satya tanpa syarat justru mendapatkan perlakuan buruk dari Satya. Malam itu menjadi malam yang menyakitkan bagi Davina. Airmata nya terus menetes mengingat ucapan Satya yang meninggalkan luka bagi Davina.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Malam itu, tangis Davina pecah mendengar ucapan Satya. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin sebagai Ibu dari 2 anak merangkap sebagai karyawan di sebuah minimarket. Lelah hati dan badan tidak dirasakan. yang Davina tau hanya terus berusaha menjadi lebih baik setiap harinya. Tetapi malam itu, sudah tidka kuat rasanya. Berawal dari Satya yang sedang video call dengan adik perempuannya. Devina yang sedang menyeterika baju mendengarkan percakapan antara kakak adik itu. 

"Mana mbak Davina mas ?" tanya Sari adik dari Satya

"Itu sedang menggosok baju, cucian segunung."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Waah..mbak Vina gemuk banget sekarang..subur makmur yaa..," tambah sari sambil cengengesan

"Iya emang gemuk sekarang udah kaya kebo..lha wong beratnya sampe 80 kg loh," Jawab Satya

Mereka berdua pun tertawa dan melanjutkan percakapan mereka. Davina hanya termenung mendengar percakapan kakak beradik itu. Yang jelas, hati Davina merasa sakit. Pikiran aneh mulai timbul dihatinya. Dia sudah merasa tidak cantik lagi. Tubuhnya yang dulu ramping sekrang sudah bagaikan kulkas dua pintu. Tetapi sekarang yang paling membuat sakit ialah, ejekan itu keluar dari manusia yang selama ini palimg disayang. Yang selama ini dijadikan sandaran ketika terpuruk justru meninggalkan duri dihati Davina. 

Malam itu Davina tidak bisa tertidur pulas. Air mata nya terus menetes. Sementara Satya tertidur pulas disampingnya. Waktu menunjukan pukul 2 pagi, Mata davina masih saja todak terpejam. Masih memikirkan ucapan suaminya. Satya terbangun dari tidurnya.

"Kamu belum tidur? " tanya satya, Davina hanya diam tidak menjawab

"Ada apa? Ada yg dipikirkan?" Tanya Satya lagi

"Iya...aku kecewa ama mas..apa aku seburuk itu mas? Apa aku ini betul betul hanya bahan olok- olokan bagi kamu dan adikmu itu? haa?" tangis Davina pecah

Satya terdiam, tertegun mendengar jawaban istri. Masih mencoba memutar otak moncari tau apa yang sedang dirajuk istrinya itu.

"Apa aku ini terlihat seperti binatang mas? apa aku seburuk itu mas?"

"Bukankah aku yang setiap hari memyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam mu mas? "

"Lalu kerbau ini kan yang setiap hari menyiapkan pakaian mu itu?

"Dan seburuk itukah fisikku hingga tak layak mendampingimu mas?

"Bukankah aku ini istri dan ibu dari anak-anakmu ?

"Aku bisa terima diejek oleh orang lain dan bahkan adikmu. Tapi tidak olehmu mas..sungguh itu sangat menyakitkan hatiku." 

Tangis Davina pecah di malam itu. Satya hanya terdiam menyadari kesalahannya. Dia tidak menyangka ucapan kecil yang dianggap hanya ejekan dan bahan bercandaan itu sangat menyakitkan. 

"Vin..maaf..sungguh aku minta maaf, " ucap Satya seraya memeluk istrinya.

Tangisan Davina berakhir dipelukan Satya. Mencoba memaafkan perbuatan suaminya. 
Satya menenangkan Davina, memeluk erat istrinya. Bagaimanapun dan siapapun Davina, Satya sangat paham, bahwasanya selama ini hanya Davina yang paling mengerti dan memahami Satya. Davina tulus mencintai Satya tanpa syarat. Dan akan terus begitu. 

Ikuti tulisan menarik Febi Alwaliyyu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler