x

Ilustrasi: Harga minyak goreng yang beredar di pasaran viral di media sosial. Sumber: Istimewa/Twitter/Bogordaily.et.

Iklan

Muthiah Alhasany

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 Februari 2022

Selasa, 22 Maret 2022 14:59 WIB

Ada Aroma Partai dalam Gorengan Minyak

Memancing di air keruh, itulah yang dilakukan beberapa partai. Di tengah carut-marut masalah minyak goreng yang tak kunjung selesai, mereka bahkan mencari peluang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Masalah minyak di Indonesia seperti mengurai benang kusut, sulit untuk diselesaikan. Kita menghadapi mafia minyak yang melibatkan pejabat, pengusaha hingga aparat. Rakyat jelata selalu menjadi korban, diperas, dihisap oleh nafsu keserakahan mereka.

Namun di antara kekisruhan ini, ada saja mencari celah yang menguntungkan sebagian kelompok. Mereka memancing di air keruh, memanfaatkan peluang dari kekacauan yang tercipta. Bukannya memberi solusi, bahkan menambah pelik persoalan.

Begitulah kelakuan beberapa partai yang ada di Indonesia. Berbagai macam situasi dan kondisi akan dipolitisir sedemikian rupa dengan dua tujuan. Pertama, untuk memanipulasi simpati rakyat. Kedua, untuk menjatuhkan wibawa pemerintah yang memang sudah menurun drastis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indikasi permainan partai dalam kekisruhan ini antara lain:

1. Di saat minyak menghilang dari pasaran, beberapa partai justru menyelenggarakan pasar murah. Di antara barang yang ditawarkan adalah minyak goreng sawit yang begitu sulit didapatkan oleh rakyat biasa.

Maka timbul pertanyaan, darimana mereka mendapatkan minyak goreng itu? Apakah orang-orang partai ini memiliki hubungan langsung dengan pengusaha dan distributor minyak?  Mereka bisa menyediakan minyak dalam jumlah besar dan harga yang lebih murah.

Ada tiga kemungkinan, pertama bos-bos partai membeli minyak dengan harga mahal, tetapi dijual murah kepada rakyat. Mereka berkorban untuk menciptakan pencitraan terhadap partai. 

Kedua, ada bos-bos partai yang memiliki koneksi langsung dengan pengusaha dan distributor sehingga mendapatkan minyak goreng dengan harga murah dan banyak jumlahnya. 

Ketiga, mereka justru sengaja menimbun minyak. Di saat yang tepat, mereka akan berperan sebagai pahlawan, menggelar pasar murah untuk rakyat. Sebuah pencitraan yang selalu dijalankan menjelang pemilu. 

2. Partai-partai ini sibuk menghujat dan menyerang pemerintah karena tidak mampu mengendalikan harga minyak. Mereka menghujat tanpa memberi solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan. Orang-orang seperti ini, kalau jadi pejabat bakal sama kelakuannya.

Jika cuma menghujat dan menyerang pemerintah, orang awam juga bisa. Yang dibutuhkan masyarakat adalah solusi dan aksi bagaimana harga minyak bisa turun.

Ada rumor terdengar, sebuah partai yang sibuk menghujat pemerintah, tetapi di sisi lain memborong minyak untuk pencitraan. Kemungkinan yang melakukan hal ini bukan hanya satu partai.

Partai-partai di Indonesia tidak ada yang bisa dipercaya. Buktinya DPR menjadi sarang penyamun tempat mereka berkoalisi memakan uang rakyat. Minyak ini akan terus digoreng untuk kepentingan mereka, bukan kepentingan rakyat. Padahal yang didambakan adalah membasmi mafia minyak agar harga minyak terjangkau oleh masyarakat. 

Ikuti tulisan menarik Muthiah Alhasany lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB