
Selasa, 17 Mei 2022 07:44 WIB
Mengatasi Demam Panggung
Berbicara di depan sebuah audience tidak mudah. Selain harus menyiapkan materi, kita harus mampu mengatasi demam panggung. Bagaimana caranya? Silahan baca terus sampai selesai.
Dibaca : 877 kali
Oleh Bambang Udoyono
Kalau Anda diminta maju ke depan sebuah audience untuk melakukan presentasi apakah Anda mengalami demam panggung? Banyak orang yang mengalaminya. Inilah pengalaman saya mengatasi demam panggung alias stage fright dalam bahasa kerennya.
Dulu saya pernah mengalami demam panggung. Saat itu saya sedang menjalankan tugas sebagai seorang pramuwisata di Yogyakarta. Suatu malam ada acara makan malam di hotel disertai dengan pertunjukan tarian dengan cerita Ramayana. Nah sebelum pertunjukan dimulai saya harus memberi pengantar dulu agar mereka paham apa yang akan mereka tonton. Beberapa hari sebelum acara itu saya sudah merancang dan melatih apa yang akan saya paparkan. Latihan berjalan mulus. Apalagi cerita Ramayana sudah saya hafal sejak kecil.
Ketika tiba saatnya presentasi saya penuh percaya diri karena saya merasa sudah siap. Boss saya lalu meminta saya maju ketika saatnya tiba. Audiencenya adalah serombongan wisman dari Amerika. Mereka dosen dan mahasiswa dari sebuah universitas top di sana. Awalnya paparan saya mantap. Tapi di tengah mendadak kepercayaan diri saya melorot. Mungkin merasa sedikit minder lantaran ditatap para pakar terkemuka. Cerita yang sudah saya hafal sejak kecil itu mendadak hilang. Saya lupa kelanjutan ceritanya. Saya berusaha keras mengingat cerita yang sudah saya hafal sejak kecil tapi tetap saja cerita itu tidak muncul dalam pikiran saya. Beberapa saat saya agak panik.
Saya lalu jeda sejenak sembari menarik napas panjang dan membaca basmalah dan doa singkat. Untunglah seketika saya mendapat gagasan. Sekilas gagasan muncul dalam pikiran untuk tidak menyampaikan detil cerita sampai akhir kisah. Saya menyampaikan pokok utamanya saja. Lalu tentang akhir kisah saya hanya mengatakan “Who will be the winner? Let’s watch the performance”. Kemudian saya heran sendiri ketika mereka memberi tepuk tangan meriah. Boss saya memuji. Itu pengantar yang bagus katanya.
Si tour leader berjalan mendekati saya lalu memberi selamat. Dia mengatakan pada saya bahwa dia awalya sudah kuatir saya mengatakan semua rincian cerita karena akan membosankan. Tapi kalau akhir cerita dibikin pertanyaan maka mereka akan penasaran.
Ternyata di balik kesulitan ada kemudahan. Dalam pengalaman saya tadi kuncinya ada pada jeda dan doa. Jeda sebentar, tarik napas panjang dan dalam. Tenangkan pikiran. Fokuskan pada doa. Insya Allah akan ada jalan keluar mengatasi demam panggung.
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
22 jam lalu

Pendidikan Islam Sangat Berpengaruh Terhadap Karakter Siswa
Dibaca : 133 kali
18 jam lalu

Trias Politika, antara Kedaulatan Rakyat dan Kedaulatan Tuhan
Dibaca : 180 kali
22 jam lalu

Dualisme Penerbitan Sertifikasi Wartawan antara Dewan Pers dengan LSP Pres Indonesia
Dibaca : 140 kali
1 hari lalu

Pidato Kebudayaan Profesor Salim Said pada Hari Sastra Indonesia 2022
Dibaca : 229 kali
3 hari lalu

Novela Seno Gumira Ajidarma: Suara Hati Seorang Pelacur
Dibaca : 2.279 kali
4 hari lalu

Apresiasi juga Dengki Iringi Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Dibaca : 1.053 kali
5 hari lalu

Pendidikan Jarak Jauh Ketlisut dan Raib dari Draft RUU Sisdiknas?
Dibaca : 771 kali
2 hari lalu

Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Projek dalam Kurikulum Merdeka
Dibaca : 556 kali
Kamis, 30 Juni 2022 13:49 WIB
