x

Arifin C. Noer. Dokumen: Tempo/Rini PWI

Iklan

Rahmada Yani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Mei 2022

Selasa, 17 Mei 2022 08:00 WIB

Peran Arifin C Noer dalam Menggairahkan Sastra Pascakemerdekaan

Arifin C. Noer yang lahir di Cirebon pada tanggal 10 Maret 1941 merupakan penulis sekaligus sutradara dari berbagai film ternama dari tahun 1973 – 1992. Kecintaannya kepada sastra sudah ia mulai sejak dia membuat karya sastra berupa cerita pendek (cerpen) dan puisi pada saat masih duduk di bangku SMP dan kemudian mengirimkan karyanya ke majalah di Cirebon dan Bandung.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

          Sastra sudah ada sejak lama bahkan sebelum Indonesia merdeka. Zaman dulu sastra digunakan sebagai media untuk berkreasi dan memberikan pendapatnya terhadap isu-isu yang sedang terjadi pada masa tersebut. Sastra juga banyak digemari oleh masyarakat dari segala umur. Salah satu implementasi sastra yang masih ada hingga saat ini adalah buku cerita. Buku cerita pernah sempat digemari oleh banyak orang karena pada masa tersebut masih banyak profesi pedongeng yang digemari oleh kalangan anak-anak.

Namun, semakin berjalannya waktu Ketika teknologi sudah berkembang, profesi tersebut sudah mulai tenggelam oleh waktu karena sekarang anak-anak sudah mulai kecanduan oleh gadget dan melupakan buku cerita. Sudah banyak tokoh-tokoh Indonesia yang mendedikasikan dirinya untuk melestarikan sastra hingga saat ini. Salah satu tokoh tersebut adalah Arifin C. Noer.

            Arifin C. Noer yang lahir di Cirebon pada tanggal 10 Maret 1941 merupakan penulis sekaligus sutradara dari berbagai film ternama dari tahun 1973 – 1992. Kecintaannya kepada sastra sudah ia mulai sejak dia membuat karya sastra berupa cerita pendek (cerpen) dan puisi pada saat masih duduk di bangku SMP dan kemudian mengirimkan karyanya ke majalah di Cirebon dan Bandung. Karya-karya dari Arifin C. Noer banyak digemari oleh masyarakat karena karyanya dapat memberikan warna baru pada sastrawan Indonesia kala itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Arifin C. Noer berhasil memberikan banyal alternatif gagasan dan pemikiran mengenai pentingnya manusia untuk dapat kembali mengenali kesejatian asal-usul. Gagasan tersebut ia tuangkan kedalam karya dramanya yang berjudul Dalam Bayangan Tuhan. Pada drama tersebut Arifin C. Noer menampilkan sekelompok orang yang tidak berdaya dan ditindas sedang bernyanyi dalam keterpurukan yang menandakan sudah tidak ada lagi kemerdekaan bagi rakyat miskin seperti mereka. Pada scene itu memberikan pesan tersirat dimana rakyat miskin hanya dapat menyandarkan dirinya kepada keagungan Tuhan.

            Karya-karya seperti itulah yang memberikan daya tarik kepada masyarakat Indonesia yang menyebabkan sastra kala itu semakin dihargai. Berkat karya dari Arifin C. Noer semakin banyak masyarakat yang mulai menggeluti sastra. Arifin C. Noer berhasil memperkenalkan karyanya kepada masyarakat Indonesia sehingga dapat lebih melestarikan sastra dikalangan anak muda maupun orang dewasa. Karya Arifin C. Noer juga banyak dibahas di sekolah-sekolah karena di setiap karyanya selalu mengandung makna yang dapat dipetik oleh generasi muda.

            Karya dari Arifin C. Noer tidak hanya berhenti di naskah drama saja, melainkan ia juga menggeluti sastra-sastra yang lainnya. Sudah banyak karya dari beliau dalam bidang film maupun puisi. Salah satu karya dari Arifin C. Noer yang berjudul Jakarta yang bercerita mengenai keadaan ibu kota kala itu. Pada puisi tersebut banyak sekali makna-makna yang dapat diambil. Puisi tersebut berhasil menunjukan keadaan masyarakat Jakarta yang kala itu hidupnya tidak lagi kenal satu sama lain, hidup sendiri-sendiri, dan hampir tidak pernah saling bicara satu dengan yang lainya. Hal ini tersirat pada kutipan berikut:

Kita betul-betul tidak lagi kenal satu sama lain

Kita tidak lagi punya tetangga

Kita sendiri-sendiri hanya

Dan hampir-hampir tidak pernah saling bicara.

            Banyak sekali karya-karya dari Arifin C. Noer yang berhasil membuat masyarakat ikut tenggelam dalam karya tersebut. Tipe penulisan yang selalu dapat menyindir keadan sekitar membuat sastra bukan hanya sebagai karangan tulisan biasa. Namun, dapat sebagai media untuk membuka jendela masyarakat untuk selalu peduli kepada keadaan sekitar.

Pada zaman modern ini sastra sudah mulai ditinggalkan. Banyak masyarakat yang sudah tenggelam pada teknologi sehingga melupakan betapa pentingnya sastra dalam merubah pola piker seseorang. Perlu adanya sosok penulis baru yang dapat mengantikan tokoh-tokoh terdahulu untuk dapat melestarikan sastra kepada anak cucu kita kelak, sehingga budaya sastra kita tidak akan tenggelam oleh waktu.

Ikuti tulisan menarik Rahmada Yani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler