Hasratula
Rabu, 8 Juni 2022 12:29 WIB
Iklan
Bukankah kita terlalu jujur mencintai kebohongan yang diketahui rasa?
Hasratula
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Tidak ada kau adalah aku rindu.
Ada kau tidaklah aku yang pilu.
Kau gurindam berbisik di tengah savana.
Menari bersama angin pulang dan tidur dengan kunang-kunang.
Kau bait naskah yang diculik makna zamannya.
Begitu kau, perempuan berselendang lagzun sabitah, maukah kau tenggelam di tepi sungai rumah pujangga.
Sekali hidup, dua kali selamanya.
Jakarta, 7-J'22

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Merawat Identitas Jogja sebagai Kota Pelajar
Selasa, 5 Juli 2022 15:59 WIB
Hasratula
Rabu, 8 Juni 2022 12:29 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler