Hasratula
Tidak ada kau adalah aku rindu.
Ada kau tidaklah aku yang pilu.
Kau gurindam berbisik di tengah savana.
Menari bersama angin pulang dan tidur dengan kunang-kunang.
Kau bait naskah yang diculik makna zamannya.
Begitu kau, perempuan berselendang lagzun sabitah, maukah kau tenggelam di tepi sungai rumah pujangga.
Sekali hidup, dua kali selamanya.
Jakarta, 7-J'22
Ikuti tulisan menarik Ach Riadi lainnya di sini.