
Balai Pustaka adalah tempat dimana buku-buku pada tahun 1920 diterbitkan
Rabu, 22 Juni 2022 20:43 WIB
Pengertian Sejarah Sastra Indonesia
Dibaca : 286 kali
Sejarah merupakan topik yang kerap kali kurang populer di kalangan mahasiswa. Mendengar kata sejarah menjadi momok karena mengandung gagasan bahwa mempelajari topik tersebut berarti harus menghafal atau mendengar ceramah tentang berbagai peristiwa di masa lalu. Pemahaman semacam ini perlu diperhatikan oleh para pengajar sejarah agar mata kuliahnya tidak jatuh menjadi peristiwa menghafal bagi mahasiswa.
Meski kurang populer, mempelajari sejarah selalu diwajibkan oleh semua institusi. Hanya dengan mengetahui sejarah di masa lalu, kita tahu apa yang harus kita lakukan kini. Salah satu jargon Bapak Revolusi Indonesia, Bung Karno, “Jas Merah! Jangan pernah melupakan sejarah!” seharusnya mampu menjiwai perjalanan kita mempelajari sejarah.
Apakah sebenarnya sejarah itu? Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Itu sebabnya menyajikan sejarah merupakan upaya untuk menyampaikan apa yang terjadi di masa lampau. Pergantian generasi yang terjadi terus menerus menjadikan upaya menyajikan sejarah menjadi aktivitas yang sangat menarik dan penuh kepentingan. Jika sejarah merepresentasikan realitas, bisa jadi apa yang kita pahami tentang suatu peristiwa berbeda dari versi umum yang dirilis oleh pemerintah, atau versi resmi.
Hal semacam ini pernah terjadi dalam salah satu peristiwa bersejarah dalam dunia sastra Indonesia, yaitu polemik antara golongan Manifes Kebudayaan dengan kelompok Lembaga Kebudyaan Rakyat (Lekra) yang terjadi pada kurun waktu 1960-an. Kedua kelompok merekam peristiwa tersebut melalui berbagai buku dengan versi yang berbeda-beda. Bahkan, polemik tersebut, yang diyakini juga berujung pada hilangnya nyawa orang-orang yang tidak seideologi dengan salah satu kelompok, cukup meyakinkan kita bahwa sejarah tak mungkin dipahami hanya dengan satu versi realitas. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin banyak pelaku sejarah, semakin bervariasi pula versi yang muncul.
Dengan demikian, kita perlu memahami sifat asali sejarah, yaitu fleksibel, menyesuaikan dengan kepentingan para pemiliknya. Ini berarti, tak ada satu versi tunggal terhadap sejarah. Yang mengapung hadir ke permukaan pembaca dan pendengar adalah versi pemilik peristiwa tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut, berikut beberapa pengertian sejarah sastra. Luxemburg, dalam Pengantar Ilmu Sastra menjelaskan bahwa sejarah sastra ialah ilmu yang membahas periode-periode kesusastraan, aliran-aliran, jenis-jenis, pengarang-pengarang dan reaksi pembaca.3 Sedangkan menurut Zulfanur Z.F.
Ikuti tulisan menarik mhmmd aditya lainnya di sini.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
23 jam lalu

Pendidikan Islam Sangat Berpengaruh Terhadap Karakter Siswa
Dibaca : 135 kali
20 jam lalu

Trias Politika, antara Kedaulatan Rakyat dan Kedaulatan Tuhan
Dibaca : 182 kali
23 jam lalu

Dualisme Penerbitan Sertifikasi Wartawan antara Dewan Pers dengan LSP Pres Indonesia
Dibaca : 142 kali
1 hari lalu

Pidato Kebudayaan Profesor Salim Said pada Hari Sastra Indonesia 2022
Dibaca : 231 kali
3 hari lalu

Novela Seno Gumira Ajidarma: Suara Hati Seorang Pelacur
Dibaca : 2.281 kali
5 hari lalu

Apresiasi juga Dengki Iringi Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Dibaca : 1.055 kali
5 hari lalu

Pendidikan Jarak Jauh Ketlisut dan Raib dari Draft RUU Sisdiknas?
Dibaca : 775 kali
2 hari lalu

Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Projek dalam Kurikulum Merdeka
Dibaca : 558 kali
4 hari lalu
