x

Iklan

mhmmd aditya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 April 2022

Selasa, 31 Oktober 2023 11:02 WIB

Representasi Tari-tarian yang Dipentaskan dalam PKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Ruang tamu juga merupakan sebuah metafora yang menggambarkan bahwa kebudayaan Indonesia adalah milik bersama yang harus dirawat dan dikembangkan secara bersama-sama.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pekan Kebudayaan Nasional 2023 adalah sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memajukan dan merayakan kebudayaan sekaligus menyambut bulan bahasa serta memperingati hari sumpah pemuda 28 Oktober. Pekan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang mengamanatkan bahwa kebudayaan adalah hak asasi manusia, identitas bangsa, dan sumber daya pembangunan. 

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) tahun ini mengusung tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan” yang merepresentasikan konsep lumbung padi dan gotong royong sebagai warisan budaya bangsa. Acara ini berlangsung selama 10 hari, mulai dari 20 hingga 29 Oktober 2023, di berbagai lokasi di Jakarta yang dijadikan sebagai lokasi ruang tamu selama berlangsungnya acara, seperti Galeri Nasional Indonesia, Taman Banjir Kanal Timur, Taman Ismail Marzuki, dan lain-lain. Salah satunya ialah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terpilih menjadi ruang tamu bagi acara tahunan ini. 

Acara ini menampilkan berbagai program seni dan budaya, seperti pameran, pertunjukan, diskusi, workshop, kuliner, dan lain-lain. Acara ini turut serta melibatkan berbagai pelaku budaya dari seluruh Indonesia, seperti seniman, budayawan, komunitas, lembaga, perguruan tinggi, dan masyarakat umum. Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) bertujuan untuk memberikan ruang apresiasi, ekspresi, dan kreasi bagi semua orang yang peduli dengan kebudayaan Indonesia. Selain itu, bertujuan untuk meningkatkan interaksi budaya yang inklusif dan kolaboratif di seluruh Indonesia serta menginspirasi masyarakat untuk terus merawat bumi dan kebudayaan sebagai dua hal yang tidak terpisahkan dan saling memengaruhi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai salah satu yang diunjuk sebagai lokasi ruang tamu PKN 2023, UIN Jakarta dengan sigap menerima penawaran tersebut. Ruang tamu adalah sebuah konsep yang menggambarkan ruang terbuka yang dapat diakses oleh siapa saja untuk berinteraksi, berbagi, belajar, dan berkarya bersama dalam suasana yang hangat dan ramah. Ruang tamu juga merupakan sebuah metafora yang menggambarkan bahwa kebudayaan Indonesia adalah milik bersama yang harus dirawat dan dikembangkan secara bersama-sama. UIN Jakarta sebagai salah satu lokasi ruang tamu PKN 2023 mengusung tema khusus “Resonansi Budaya Islam: dari Ciputat untuk Dunia” dengan salah satu programnya yaitu penampilan-penampilan mahasiswa/mahasiswi. Penampilan tersebut meliputi pembacaan puisi, dramatisasi cerpen, esai, fotografi, film pendek, teater, tari, musik, dan lain-lain. 

Penampilan yang menarik perhatian saya pada acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023 UIN Jakarta adalah Penampilan Tarian “Tanduk Majeng”dari Madura & Tarian “Pasambahan”Dari Minang yang di tampilkan oleh teman teman UIN JAKARTA semster 5 dari kelas 5C & 5A, masing masing dari tarian tersebut mempunyai cerita dan makna tersendiri.  

Tarian Tanduk Majeng berasal dari daerah Madura, Jawa Timur. Sesuai dengan namanya, tarian ini juga diiringi lagu daerah Jawa Timur yaitu Tanduk Majeng. Tari Tanduk Majeng dapat ditarikan secara individu atau kelompok. Alat musik tradisional pengiring tari Lenggang Surabaya adalah Sinden, Gamelan, dan lain – lain. Biasanya pertunjukkan tari ini hadir diajang perlombaan kesenian Jawa Timur. Bisa dibilang, Tari Tanduk Majeng merupakan kesenian dari Madura yang cukup terkenal. 

Menurut dari salah satu artikel yang saya baca dari detik.com Madura merupakan salah satu pulau yang ada di Provinsi Jawa Timur. Salah satu mata pencaharian penduduknya adalah nelayan. Hal itu yang kemudian menginspirasi penciptaan lagu daerah Tanduk Majeng. Lagu Tanduk Majeng atau Tondu' Majeng diciptakan sekitar tahun 1940, oleh seorang pencipta lagu Madura Legendaris asal Bangkalan, yaitu R Amiruddin Tjitraprawira. 

Makna dibalik Lagu Tanduk Makjeng adalah Pencari ikan atau nelayan bukan mata pencaharian utama di Madura. Meski sebagian besar wilayah Madura dikelilingi oleh laut. Masyarakat Madura masih tergantung pada kegiatan agraris. 

Secara filosofis, lagu ini menceritakan tentang perjuangan masyarakat Madura yang menjadi nelayan. Kehidupan sebagai nelayan sangat keras. 
 
Mereka harus menghadapi bahaya di laut bak hidup berbantal ombak dan berselimut angin. Tidak peduli malam, terik matahari, musim hujan, musim kemarau, angin kencang, atau ombak yang besar. Para nelayan terus berjuang menangkap ikan untuk menghidupi keluarga meski nyawa menjadi taruhan. 

Keluarga para nelayan tentu akan menantikan kedatangan mereka dari perjalanan mencari ikan. Mereka berharap agar para nelayan dapat kembali dengan selamat bersama tangkapan ikan yang memuaskan. Saat para nelayan pulang, keluarga akan menyambut kedatangan mereka dengan rasa sukacita. 

Tarian Pasambahan berasal dari Minangkabau Sumatra Barat. Tari Pasambahan adalah salah satu seni tari tradisonal Minangkabau yang berkembang di berbagai daerah di provinsi Sumatera BaratIndonesia. Tarian ini ditampilkan dalam acara penyambutan tamu yang dimaksudkan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada tamu kehormatan yang baru saja sampai. Namun saat ini, tari pasambahan ditampilkan tidak hanya dalam acara penyambutan tamu, tetapi juga dalam seni pementasan dan pertunjukan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak. Tari pasambahan ditampilkan saat kedatangan tamu yang datang dari jauh, atau saat kedatangan pengantin pria ke rumah pengantin wanita. Tamu yang datang kemudian dipayungi dengan payung kebesaran sebagai penghormatan terhadap tetamu yang datang. Setelah tari pasambahan ditampilkan, kemudian acara dilanjutkan dengan suguhan daun sirih dalam carano kepada sang tamu. Pada saat upacara pernikahan, suguhan daun sirih diberikan kepada pengantin pria sebagai wakil dari rombongan. Daun sirih di carano tersebut juga biasanya disuguhkan kepada kedua orang tua pengantin. 

Makna Tarian Pasambahan yang saya baca dari artikel kompas.com adalah Tari Pasambahan biasanya ditampilkan dalam acara sambutan atau pembukaan suatu acara. Tari Pasambahan merupakan tari penghormatan dalam acara-acara di Minangkabau. Sebagai wujud rasa hormat terhadap tamu yang datang. Selain itu, penampilan tarian ini untuk menunjukkan hati yang bersih dan niat tulus dari tuan rumah dalam menerima tamu. Kemudian, tamu akan disuguhi daun sirih dan carano sebagai permohonan doa restu dan supaya acara berjalan lancar. Selain penyambutan tamu dan pembukaan acara, Tari Pasambahan ditampilkan juga dalam acara pernikahan yang disebut alek urang minang (pernikahan orang Minangkabau). Tari tersebut sebagai ucapan selamat datang kepada tamu dan sebagai tanda acara dimulai. Dalam sambutan tamu, mempelai pria akan diiringi keluarga menggunakan payung serta musik tradisional tambuah. Kemudian, mempelai pria disambut oleh mempelai wanita dengan dan keluarga, mempelai wanita menyiapkan daun sirih yang nantinya dimakan oleh mempelai pria.  

Busana yang digunakan biasanya merupakan busana adat khas minangkabau dari sumatera barat. Untuk penari wanita biasanya menggunakan busana adat seperti tengkuluak (hiasan kepala), baju batabue (busana atas), lambak (busana bawah ), salampang dan beberapa perhiasan seperti dukuah (kalung), galang (gelang), dan cincin. Sedangkan untuk penari pria biasanya menggunakan sperti destar (tutup kepala), baju, sarawa (celana), sasampiang, cawek (ikat pinggang), dan sandang. 

Dari 2 tari tersebut yang ditampilkan oleh teman teman semester 5 UIN JAKARTA yang di tampikan di acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023 UIN JAKARTA, Menurut saya itu sangat menarik untuk di tampilkan karena cocok untuk di tonton untuk kalangan orang tua, remaja & anak kecil.

Ikuti tulisan menarik mhmmd aditya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB