x

Iklan

Agam Fauzi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Juli 2022

Jumat, 15 Juli 2022 22:35 WIB

Struktur dan Nilai Sosial dalam Dongeng Rakyat Jaka Tarub dan Cerita Danau Toba

ABSTRAK Karya sastra telah sejak lama diyakini memuat nilai-nilai yang berkontribusi dalam pembentukan karakter pembaca. Dalam beberapa cerita anak dari daerah manapun juga selalu menawarkan nilai-nilai yang luhur yang bisa mempengaruhi nilai karakter pembaca muda tersebut. Penelitian ini mendiskusikan nilai-nilai sosial dalam dongeng jaka tarub dan cerita danau toba dan pulau samosir. Penelitian ini menggunakan ancangan Sastra Bandingan untuk mendapatkan perbandingan menyeluruh antara dongeng jaka tarub dengan cerita rakyat danau toba . Data dianalisis dengan metode analisis isi untuk mendapatkan pemaknaan yang lebih tajam dan mendalam dibalik data kualitatif yang berwujud kata, frasa, dialog maupun narasi. Hasil analisis data menemukan bahwa kedua cerita tersebut sama-sama mengandung nilai sosial, nilai kasih sayang, tolong menolong, dan rasa tanggung jawab. Di samping memiliki kesamaan, kedua cerita ini juga memuat perbedaan. perbedaan ditemukan berada pada karakterisasi dan penggambaran latar cerita. Hal itu disebabkan karena cerita ini berasal dari dua negara yang berbeda yang memuat kondisi sosial masyarakatnya juga berbeda

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Struktur dan nilai sosial

dalam dongeng rakyat jaka tarub dan cerita danau toba

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penulis1,

Agam fauzi rif’ah (191010700504)

e-mail: fauziagam958@gmail.com

 

ABSTRAK

 

Karya sastra telah sejak lama diyakini memuat nilai-nilai yang berkontribusi dalam pembentukan karakter pembaca. Dalam beberapa cerita anak dari daerah manapun juga selalu menawarkan nilai-nilai yang luhur yang bisa mempengaruhi nilai karakter pembaca muda tersebut. Penelitian ini mendiskusikan nilai-nilai sosial dalam dongeng jaka tarub dan cerita danau toba dan pulau samosir. Penelitian ini menggunakan ancangan Sastra Bandingan untuk mendapatkan perbandingan menyeluruh antara dongeng jaka tarub dengan cerita rakyat danau toba . Data dianalisis dengan metode analisis isi untuk mendapatkan pemaknaan yang lebih tajam dan mendalam dibalik data kualitatif yang berwujud kata, frasa, dialog maupun narasi. Hasil analisis data menemukan bahwa kedua cerita tersebut sama-sama mengandung nilai sosial, nilai kasih sayang, tolong menolong, dan rasa tanggung jawab. Di samping memiliki kesamaan, kedua cerita ini juga memuat perbedaan. perbedaan ditemukan berada pada karakterisasi dan penggambaran latar cerita. Hal itu disebabkan karena cerita ini berasal dari dua negara yang berbeda yang memuat kondisi sosial masyarakatnya juga berbeda

 

Kata kunci : struktur, nilai sosial, cerita anak, sastra bandingan

 

ABSTRACT

Literary works have long been believed to contain values ​​that contribute to the formation of the reader's character. In some children's stories from any area, they always offer noble values ​​that can affect the character values ​​of these young readers. This study discusses social values ​​in the fairy tale of Jaka Tarub and the story of Lake Toba and the island of Samosir. This study uses the Comparative Literature approach to obtain a comprehensive comparison between the fairy tale of Jaka Tarub and the folklore of Lake Toba. The data were analyzed using the content analysis method to get a sharper and deeper meaning behind the qualitative data in the form of words, phrases, dialogues and narrations. The results of data analysis found that the two stories both contain social values, the value of affection, help, and a sense of responsibility. Besides having similarities, these two stories also contain differences. the differences found are in the characterization and depiction of the setting of the story. That's because this story comes from two different countries which contain different social conditions of the people.

 

Keywords : narrative structure, social values, children's stories, comparative literature

 

 

 

PENDAHULUAN

Karya sastra yang merupakan gambaran dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat diciptakan dari hasil imajinasi pengarang, tidak hanya memberikan hiburan kepada pembaca, tetapi juga memberikan ide dalam menyalurkan sebuah pikiran, perasaan serta dapat merubah sudut pandang pembaca (Vana, 2020). Menurut Wellek dan Warren (2019) bahwa istilah sastra sebagai karya “imajinatif” tidak berarti semua harus memakai imaji (citra). Ada beberapa karya sastra yang memang murni menggunakan imajinasi, ada pula yang diciptakan berdasarkan pengamatan dan pengalaman nyata terhadap suatu realita yang terjadi (Dimitrova, 2016). Pada penjabaran di atas, dapat dikatakan bahwa permasalahan dan konflik yang dideskripsikan pengarang dalam karya sastra, dapat memberikan kesadaran bahwa apa yang terjadi dalam karya sastra juga bisa terjadi pula dalam kehidupan nyata.

Dalam kebanyakan karya sastra terdapat nilai-nilai yang dianggap memengaruhi pembentukan karakter pembacanya. Salah satunya adalah nilai sosial. Nilai sosial mengandung prinsip-prinsip bagaimana seseorang bertingkah laku, baik untuk dirinya sendiri atau dengan lingkungan sekitar. Dalam kehidupan bermasyarakat, biasanya terdapat nilai-nilai yang akan dijadikan pedoman hidup masyarakat yang mana juga hadir dalam narasi tulisan fiksi, karena karya sastra merupakan cerminan kehidupan masyarakat.

METODE PENELITIAN

Data dianalisis dengan beberapa tahapan diantaranya pembacaan secara mendalam,kodifikasi, klasifikasi, deskripsi dan penarikan kesimpulan. Dengan menggabungkan perspektif French dan American Comparative Literature (Remak, 1990; Ziolkowski & Clements, 1980), parameter yang digunakan sebagai acuan bandingan untuk kedua karya tersebut adalah unsur intrinsik dan nilai sosial.   

Berdasarkan tujuan, penelitian ini mencoba untuk memperoleh interpretasi dan pemahaman yang mendalam tentang nilai, pemikiran, perilaku, gagasan, dan konteks sosial produk budaya yaitu dongeng. Hal-hal di atas berusaha didapatkan melalui data bersumber dari tuturan dan narasi dalam karya sastra. Atas dua dasar tersebut, maka penelitian ini bersifat kualitatif (Taylor, Bogdan & DeVault, 2016). Selain itu, penelitian ini jugamerupakan kajian kesusastraan yang bermaksud untuk membandingkan dua karya sastra dari

dua negara yang berbeda atau lazim disebut sastra bandingan (Damono, 2009).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

 

Jaka Tarub

 

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang wanita bernama mbok randa. Ia memiliki anak angkat tampan bernama jaka tarub yang tinggal bersama sang ibunya. Lalu sektika iya pergi ke hutan untuk berburu. Tiba tiba terdengarlah suara wanita yang sedang tertawa riang. Suara itu berasal dari sungai, karna rasa penasarannya jaka tarub pun menghampiri sungai tersebut iapun terkejut ketika melihat 7 wanita wanita cantik sedang bermain di sungai tersebut. Setelah ia berjalan beberapa langkah ia menemukan selendang para wanita itu yang ternyata bahwa mereka adalah seorang bidadari yang sedang turun ke bumi. Lalu diambilah selendang dari salah satu bidadari itu oleh jaka tarub. Ketika salah satu dari bidadari itu menyadari bahwa ia tidak bisa kembali kekayangan karna selendangnya hilang bidadari tersebut merasa sedih. Bidadari itu bernama nawang wulan.

 

Selendang itu dibawa kerumah oleh jaka tarub dan bidadari itu tidak dapat kembali kekayangan karna selendangnya tidak ditemukan sehabis ia mandi. Lalu bidadari itu membuat sayembara bahwa siapa yang bisa menemukan selendang itu maka akan dijadikan suaminya.

 

Tak sengaja ia bertemu dengan jaka tarub, bidadari ini jatuh cnta pada jaka tarub hingga ia menikah dan mempunyai seorang anak laki laki. Jaka tarub mengetahui siapa bidadari itu tersebut tetapi ia menutupinya karna tidak ingin bidadari tersebut kembali ke kayangan apabila sudah menemukan selendangnya. Lambat laun berjalan, sang istri menemukan selendangnya dikuali yang tertimbun beras. Nawang wulan merasa senang dan sedih. Senang bisa kembali kekayangan namun sedih harus meninggalkan keluarganya. Jaka tarub hanya bisa meratapi nawang wulan. Lalu nawang wulan berkata tidak ada jalan lain, dan ia hanya berpesan sebelum aku pulang ke kayangan buatlah danau didekat pondoknya.

 

 



DANAU TOBA DAN PULAU SAMOSIR

 

Pada Suatu hari terdapat seorang pria bernama Toba yang sedang mencari ikan di sungai. Suatu kali, kail si pemuda tersangkut pada seekor ikan mas, yang tiba-tiba berubah menjadi perempuan cantik. Si pemuda pun memperistri perempuan tersebut. Dengan syarat, ia tidak boleh membeberkan asal-usul istrinya kepada siapapun.

 

 

 

Mereka berdua hidup bahagia dan dikaruniai seorang anak benama Samosir. Suatu hari Samosir diberi tugas untuk membawakan siang untuk ayahnya di ladang. Akan tetapi Samosir lupa dan malah bermain dengan temannya. Karena kelaparan, Toba marah dan secara tak sengaja berujar “Dasar anak ikan !” Seketika itu juga bumi berguncang. Air membuncah dari tanah yang rekah. Hujan turun dengan lebat.

 

Toba tersadar dan menyesal karena telah melanggar janji untuk merahasiakan tentang asal-usul istrinya. Namun, segalanya terlambat. Sang ibu yang kecewa kembali menjadi ikan. Hujan yang tidak berhenti memunculkan sebuah Danau besar yang dinamakan Tao Toba. Samosir sang anak, karena petunjuk ibunya, selamat dengan mendaki bukit tinggi di tengah danau, yang akhirnya dikenal sebagai Pulau Samosir

 

  • PEMBAHASAN

 

TOKOH DAN PENOKOHAN

 

Terdapat tiga tokoh di dalam cerita rakyat Danau Toba, yakni Toba, Ibu

(jelmaan ikan), dan Samosir.Tokoh-tokoh tersebut dapat diklasifikasi kedalam

beberapa kategori, yakni; (a) berdasarkan peran dan kedudukan tokoh, maka

tokoh Toba dan Ibu (jelmaan ikan) termasuk ke dalam tokoh utama. Sedangkan

tokoh Samosir termasuk kedalam tokoh bawahan. Hal tersebut disebabkan oleh

dua hal, yakni intensitas kemunculan tokoh Toba dan Ibu (jelmaan ikan) yang

sering muncul dibandingkan tokoh Samosir, dan pengaruh tokoh Toba dan Ibu

(jelmaan ikan) yang lebih besar dibandingkan tokoh Samosir di dalam cerita.

(b) berdasarkan fleksibilitas dan kompleksitas karakter tokoh, maka tokoh Toba

dan Samosir termasuk kedalam tokoh dinamis. Sedangkan tokoh Ibu termasuk ke

dalam tokoh statis.Hal tersebut disebabkan kompleksitas watak yang dimiliki

tokoh Toba dan Samosir di dalam cerita.Kedua tokoh tidak hanya memiliki watak

baik, tetapi pula berwatak kurang baik bahkan tidak baik. Sedangkan dalam cerita jaka tarubPenokohan :

  • Jaka Tarub:

- Gegabah

- Berfikiran pendek

- Egois

- Berhati besar

  • Dewi Nawang Wulan:

- Berhati besar

- Pemaaf

- Penyayang

 

 

LATAR

Latar Latar merupakan tempat terjadinya suatu cerita, latar juga mendukung jalanya sebuah cerita tersebut. Latar juga menjadi sebab terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut ada dalam cerita.

 

 

 Latar :

  • Dihutan ketika Jaka Tarub berburu kemudian menemukan para bidadari yang sedang mandi di telaga, suasana pada saat itu adalah menenggankan bagi Jaka Tarub, kepanikan dan kesedihan yang mendalam bagi Nawang Wulan. hal ini terjadi pada siang menjelang petang.

 

Latar danau toba dan pulau samosir

  1. Latar Waktu: Masa lampau

 

  1. Latar Tempat: Danau dan Lahan

 

  1. Latar Suasana: Mencekam

 

Alur

 

Selain tokoh dan penokohan serta latar, untuk berjalannya suatu cerita maka juga diperlukan alur, yang bertujuan untuk melihat saling keterkaitan antara satu cerita ke cerita lainnya, dan melihat sebab akibat dari cerita tersebut.

 

Dongeng toba dan samosir

 

            Alur Waktu: Maju

 

 

Sama saja dengan di jaka tarub Alur : Alur maju dikarenakan cerita tersebut di mulai dari Jaka Tarub menucuri selendang Dewi Nawang Wulan, lalu mereka menikah, kemudian menjalani rumah tangga, sampai akhirnya Dewi nwang mualn kembali ke kahyangan.

                                                                       

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nilai sosial dalam cerita jaka tarub dan danau toba

 

Nilai sosial adalah nilai yang terbentuk oleh tingkah laku dari suatu masyarakat, yang mendapatkan nilai baik dan buruk sesamanya, semuanya dibentuk karena pertimbangan yang ada dari apa yang mereka lakukan. Tidak hanya kenyataan di dalam masyarakat tapi nilai sosial ini juga ada dalam karya sastra, karena karya sastra juga terbentuk dengan adanya masyarakat sekitar.

 

Adapun kesimpulan dari cerita Jaka Tarub diatas yang dapat kalian petik disini. Janganlah mencuri untuk mendapatkan apa yang kalian mau seperti cerita Jaka Tarub diatas untuk menikahi bidadari. Janganlah juga mengingkari janji yang telah kalian buat sekecil apapun itu janjinya.

 

Tidak jauh berbeda dengan kisah Danau Toba yang banyak dituliskan pada cerita anak ini. Dimana saat perjanjian sudah dibuat, maka harus bertanggungjawab untuk menjaganya. Sebaliknya ketika janji itu diingkari maka harus siap untuk menerima segala konsekuensi yang ada.

 

 

KESIMPULAN

 

Berdasarkan yang apa yang telah dipaparkan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dongeng JAKATARUB DAN DANAU TOBA  memiliki kesamaan, dari segi tokoh dan penokohan banyak memiliki kemiripan cara pikiran dan perilaku, serta sama-sama memiliki alur maju dan. Pada bagian nilai sosial kedua cerita tersebut juga banyak memiliki nilai kasih sayang, tolong menolong, dan adanya rasa tanggung jawab

Walaupun berbeda tempat dan kebudayaan nya  tidak menutup kemungkinan adanya persamaan dalam kedua cerita tersebut. Persamaan cerita biasanya disebabkan latar dari sebuah cerita tersebut sama-sama menceritakan seorang tokoh utama yang mengingkari janji yang ia telah buat  Dari segi geografis pun cerita juga bisa memiliki kemiripan. Hal itu mungkin saja disebabkan karena adanya migrasi penduduk dari satu tempat ke tempat lain yang membawa kebudayaannya  Dari data yang ditemukan belum didapatkan cerita manakah yang lebih dulu hadir, dan cerita manakah yang mengalami peminjaman atau penyaduran.
            DAFTAR PUSTAKA

 

 

https://www.belajaryok.com/2021/10/analisis-intrinsik-cerita-legenda-danau.html

 

file:///C:/Users/Admin/Downloads/Struktur_dan_Nilai_Sosial_dalam_Dongeng_Cinderella%20(1).pdf

 

nanda ,setia Struktur dan Nilai Sosial dalam Dongeng Cinderella dan Cerita Putri Arabella: Kajian Sastra Bandingan

 

http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2018-2-1-88201-311413016-bab5-11122018045212.pdf

 

https://www.google.com/search?q=amanat+danau+toba&sxsrf=ALiCzsakpwsnJ1Q2my8K6okbv8CbjVJgFw%3A1657803244879&ei=7BHQYtSvNbvRseMPyK6IkAs&ved=0ahUKEwjU1ZKstvj4AhW7aGwGHUgXArIQ4dUDCA0&uact=5&oq=amanat+danau+toba&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyBQgAEIAEMggIABAeEA8QFjIKCAAQHhAPEBYQCjIGCAAQHhAWMgoIABAeEA8QFhAKOgcIABBHELADOgQIIxAnOggIABCABBCxAzoICAAQHhAWEApKBAhBGABKBAhGGABQ7AVYySpguC1oAXABeACAAecCiAHnH5IBCDAuMTEuOC4xmAEAoAEByAEIwAEB&sclient=gws-wiz

Ikuti tulisan menarik Agam Fauzi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler