Tuan Berhati Aku
Kekal kenang fikir dan jemari tajammu
Meramu, menyentil hati yang kaku beku
Tak kenal rupa, marga, bahkan siapa aku?
Bias kekal angkah goresanmu
Wahai tuan berhati aku
Kami mengarang kami mengenang se-abadmu
Memaca, memicu lewat jejak karyamu
Berharap detik tak sudi mengikismu
Dari deru resah ramainya dunia baru
Ikuti tulisan menarik ayu haryanti lainnya di sini.