29 Puisi Pilihan
Karya : Pulo Lasman Simanjuntak
SEBUAH RAYUAN BUAT TUHAN
Masih berupa misterikah
mimpimimpi yang menguasai kamar liar ini.
Sedangkan para malaikat baal di kuil puisi ini
telah lama
mengetukngetuk pintu hati
penuh cemburu
SEBUAH NAMA
Inilah pertemuan kita
teramat ganjil
ketika hatiku sendiri
telah kehilangan laut.
Padahal kita tak pernah terkejut
sekejab pun
oleh rindu
yang rajin membakar
bulubulu jantungmu.
KEHADIRAN
Akankah sampai
denyardenyar sajakku makin tua
mengaca dimasa silam
melupakan segala tekateki
yang lalulang dihatimu.
SUATU SIANG
Tukang tenung dari negeri
dongengkah engkau itu ?
hingga segala tinta
yang dulu pernah engkau ambil
dari bulubulu dadamu
kini begitu kering.
Padahal ada segaris janjijanji
yang ingin engkau torehkan
dibaitbait puisimu
tanpa diselingi khianat lagi.
RUMAH BATU JALAN TUNGKAL I, DEPOK TIMUR
Kami biasa bercerita sampai malam larut dalam arloji
di gelasgelas biji anggur
tak ada wajah
perempuan mabuk
dihati kami
yang penuh sukacita ini
cinta hanyalah butiran kacang goreng
gurih dan geli
jam berapa sekarang, tanyamu
dengkur veteran Opung Sihombing
telah melebihkan dari segala sejarah
apa yang kami punya.
SUATU SORE DI LAUT SAMPUR
Pacu, pacukan kudaku
menuju tepi laut
selagi burungburung tuyang
membawa angin santun
di punggung karang tegar.
Inikali aku terasing lagi
sepertinya sengaja engkau
berperan
untuk membagi cinta kita
yang berebutan buat saling menjelma.
ENTAH
“Siapa yang membunuh tuanku penyair disiang tadi, siapa, ayo katakan.”
Itu pertanyaanmu pertamakali
dalam penjara politik.
Ketika lidahmu dari benuabenua bersalju
telah dusta
untuk bersajak.
ELEGI
Dukaduka kaku ini siapa punya
keluar dari lobanglobang rohnya
penuh dendam.
Lalu ia berjalan menembus kekalahan hidup
pada engkau yang tewaskan dua tangan damai
untuk melepas harihari miskinnya.
Kasihan,
siapa lagi yang mau
memerdekakan tidurnya
Dilemma
Begitulah tanpa ada ujung pangkalnya
jarijari jam kelas
menghitung jumlah angkuhmu
dari sebuah permainan gila
dimana setiap sukukata
tak pernah terjawab makna.
Lalu
jiwa siapakah yang terluka
di dalam sajakku
PERMINTAAN
Senantiasalah engkau berkidung, adikku
tentang sekuntum angin di dahan
yang kumandangkan kedamaian utuh
takkala engkau baru pandai menyapa.
Peluklah duka Tuhan itu angan abadi, adikku
lantaran kulihat kisikisi matamu
ada seulas senyum mama
yang telah lama mati.
SAJAK KELUH PADA SS
Seperti tidak kukenal lagi
diantara jabat tangan
mempertemukan kesetiaan kita yang lugu.
Mencoba mendalami ronggarongga hati
mengejanya dengan berbagai inti kata
ada yang bernama : rindu !
DARI ATAS GELADAK FERY JATRA II
Dalam bayangmu dara
laut telah kehilangan jejak
mewarnai cakrawala
yang menggeliat di kabin tiga.
Lalu, nama siapa diantara kita
yang harus segera dilupakan.
HUJAN, HATIKU GELISAH INGIN TURUN KE SAWAH
Sejak kemarin sudah kulakoni
rumah tangga yang hancur.
Menyebar firman-Mu
melalui media digital
menjadi teladan
bersolek di kaca gereja.
Lalu berbicara dengan suara lantang;
anak-anak di Damaskus Suriah yang kelaparan
anggaran negara defisit Rp 290 triliun
hingga PHK massal bertabrakan dengan kendaraan di jalan.
Pagihari ini
semua jadi berubah total
kulihat air rawa
di tubuhnya ada sawah.
Perahu berlayar
dengan pose seperti seekor macan
menyesal dan harus berdiam
seperti keterasingan diri.
MENDAKI BUKIT TUBAN
diselimuti hujan
tubuhnya yang letih
berkejaran waktu
dengan derasnya
aliran sungai
dari bukit sebrang
lalu kami bersekutu
dengan ladangladang batu
bersolek sejak dinihari
tanpa menghadap matahari
desaku tak lagi muntahkan
doa pagi
mezbah Tuhan
bagi hari perhentian
yang dilipat-lipat
di hamparan panen raya jagung ini
petani tak pandai bernyanyi lagi
karena harga kiloan dibanting
para importir berwajah bening
diceritakan kesulitan;
pupuk kandang tujuh bulan
dan anak-anak yang rindu berenang
supaya bapaknya tak hanya dikenang
lalu dilukiskan sebuah tanah embung
musim kemarau sampai musim hujan
segera disebar
semangat menanam
dalam syairsyair ini
ada areal persawahan
ada pula ruang batin,
namun,aku tak mau mati miskin
CAWANG-JATINEGARA SUATU SIANG
Matahari ada di telapak kaki
ketika gerombolan orangorang
sibuk terpekur.
Ini pertama bagi kita
membuka lembaran kerja.
Mungkinkah terbayang
jika sobat lama
enggan memberi
permainan otak.
Polonia sudah terlewati
singgah di Kampung Melayu
barangkali ada senyum menakutkan.
Hewanhewan membasuh terminal
anganngan bakal melambungkan
segala rupa
untuk menjadi pewarta.
AGNES DARA TARAKANITA
Kusodorkan darah Kristus
saat engkau haus berenang
dalam kolam mesin tulis
seperti suatu permainan lotre.
Tahun kabisat kupikul
pesta gandum
sebelum ada tangan kadet
mencabut bulubulu
cemburu matahari
paku orangorang kafir.
WAKTU
Waktu menepis angin sore
tak bersenyawa
burungburung Yesus sedang mendung
aliran bening
membasahi jemari.
Anakanak dusun
dendam pada ayahnya
memburu tanpa matahari
para makelaar menyusupkan sunyi.
Menjelma jiwa
jadi sebentuk kaca.
Mengapa kembali
rajin bersekutu
dengan seorang pengangguran.
KAMI SENANG MENDAKI BUKIT BUKIT ROHANI
Kami senang
mendaki bukitbukit rohani
sepanjang enam tahun (kini 22 tahun)
keluar dari air dosa
kolam baptisan
bertubuh lumut.
Kadangkala kaki kami
sering terjebak
dalam panas membara
api belerang
berbau kemandulan.
Kami senang mendaki bukitbukit rohani
dalam rumah sengketa
yang dihuni ratusan kecoa
pecahan kaca di atas kepala
serta bacaan mantera
dalam tanah berakar megah.
Rajin ibadah di gereja
tanpa papan nama
dalam kota tua
dekat terminal ledakan bom
mencuri nyawaku yang kian terluka.
Kami senang mendaki bukitbukit rohani
mengalir dari puncak gunung berapi
ada di sekitar kehidupan
masa dewasa pandai berpantun ria
sampai kami menjadi
manusia dalam Tuhan yang Esa.
O, sungguh
kami senang mendaki
bukitbukit rohani.
DOAKU SUDAH TERJAWAB
Lima tahun, mulutku
berucap sedap
tanganku yang berlapis besi
menadah air mata buta
dari surga.
O, Tuhan
lutut ini jadi lumpuh
kaki ini pecah berdarah
cuaca terbakar
kulit tubuhku juga terbakar
lidahku membolak-balik satu kata;
Seperti doa Nabi Yunus,
seperti doa Nabi Daniel,
dan seperti doa Tuhan Yesus
aku pun merindukan satu jawaban
yang menusuk paru-paru
sampai tembus ke sudut-sudut
rumah berkabut
yakni rumah doa
yang kubangun dengan ayat-ayat suci.
Apabila saat ini Tuhan sudah berbicara
“tetaplah setia dalam kebenaran dan terang Firman Tuhan”.
Maka akupun bangkit dari tidur
di atas bebatuan
yang makin mengeras
ada suara mengerang
seperti suara iblis
yang datang dari puncak gunung es
untuk bunuh diri.
Akhirnya perahuku jinak
terombang-ambing di bukit-bukit merah
berlabuh
sujud menyembah di tanah basah
aku pasrah
memeluk salib berdarah
di bukit Golgota.
Matahari mulai terbenam-
saat kudengar Hari Sabat -akan menyambut
di pintu-pintu hati manusia
aku pun mengucapkan puji syukur pada Tuhan
sebab, doa’ku sudah terjawab.
KUTULIS PUISI DI TUBUH MATAHARI
tiga abad sudah kulalui
suara burung berkicau
seperti suara iri hati
nyaris kupukul tubuh matahari
emosi di atas bangku kayu jati
untuk membangun rumah tangga sejati
padahal telah kuciptakan seorang pelayan Tuhan
yang tak pernah tidur berkepanjangan
dalam nyanyian Tuhan
belajar kitab suci tiap pagi
dan, seumur hidup
berdoa di rumah Tuhan
kenapa kesabaran tak ada batasnya, tanya puisiku
sore ini kata demi kata terjalin
tetapi amarahku meledak-ledak
selalu muncul dalam mimpi ajaib
wajahmu makin membusuk
sudah kuhitung waktu ditenggelamkan
dalam kolam baptisan
siapa mau jadi seekor ular beludak?
haruslah seperti pesan Rasul Petrus
bertobat,
menulis dengan jari-jari suci
dan selalu bersuara
dengan roh rendah hati
bahwa iman bertumbuh
ketika khotbah sudah disampaikan
PUISIKU BERENANG DALAM LUMPUR SAWAH
Inilah peta perjalananku
suka bersetubuh
dengan hijauan sawah
mencangkul di atas sepi yang basah.
Petani ternyata masih merintih
berhari-hari harga gabah
terluka parah
celanaku jadi berdarah
disuntik mata uang rupiah.
Kemiskinan ini jadi sebuah sungai
yang mengalir deras
diantara mesin panen raya
terselip senyum Mbok Minah.
Perlahan hilang
puisiku kembali diterjang hujan .
KOTA SURABAYA DI SINI PUISIKU BERNYANYI
Kota Surabaya di sini puisiku bernyanyi
tentang masa kanak-kanak
dilahirkan dari pabrik susu beranak.
Tak sempat bernafas panjang
memotret akte kelahiran
seperti mengunyah permen kehidupan
sunyiku lalu lalang
lalu terbentur
di padang ilalang.
Sebuah rumah sakit
masih berdiri sunyi putih
tanpa ada penyakit
kulewati
karena tak ada bukit.
Di kota pahlawan ini
perangku berkecamuk
karena mereka telah mengamuk
berulang-ulang birahi makin gemuk.
Mereka saling bertengkar
di atas papan catur
disembunyikan di kuburan.
SABAT BERABU
Di lantai dua bangunan kokoh ini
sunyi puisiku
ditumbuhi pohon hijau
dan rumput-rumput manis.
Terekam dari sini
gunung angkuh
bersembunyilah puncak bukit-bukit
yang dinyanyikan lewat lagu sion.
Sehingga mata rohaniku dipaku
tak berdaya
berjam-jam terkurung
dalam sangkar
kering kerontang.
Aku terus menulis puisi ini
komunikasi dengan jehova
melalui perbaktian monolog
baca kitab suci dan kidung indah.
Pintu simpati lalu diketuk
terbukalah tangan iblis
memukul keras doa ini.
Ada sesal dosa di alam terbuka
berbakti di bumi manusia berfoya-foya
suara lusifer terus menggoda
aku jadi teringat persekutuan jemaat
yang kuduskan hari Sabat.
Mari kita berdiskusi
dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu
bukan terus bersemedi di atas karpet biru
milik penyembah berhala.
Kudaki matahari kian tinggi
kaca pecah dihantam gelisah
dan takut akan Allah.
Aku jadi rindu
kembali ke rumah doa
ya, rumah doa.
HARI PERHENTIAN DI PUNCAK PASS
Setelah berjuang melawan perkara dunia
maka inilah ibadah Sabat yang terakhir
bersekutu dengan para penyembah berhala
dan bergoyang bersama musik dunia
tak takut akan Allah.
O sejak buka Sabat keterasingan
kembali harus berjuang sendirI
di teras hotel, di kantor dan di pegunungan
tetap saja setan mengejar.
Seperti membaca puisi perjuangan
berhitung kalah atau menang
kerinduan kepada mezbah Tuhan.
Ini hanya rahasia, katamu
pikiranku dan pikiran Tuhan.
Aku jadi teringat kitab Yesaya
ialah kepalsuan dan kehancuran iman
merupakan sejarah terakhir
perjalanan menuju surga
pilih Tuhan atau Baal.
PERJAMUAN KUDUS
Hari raya roti tak beragi sudah tiba
domba paskah siap disembelih
di sebuah ruang atas
besar, tegang, dan berbatu-batu.
Matahari tertidur pulas
cuaca amat pekat
namun, hati manusia
dibakar api yang berdarah-darah.
Mata rohaniku melihat
mata rohaniku tertuju
mata rohaniku terbawa
terbuka lebarlebar
salibsalib
di bukit Kalvari.
Yesus Kristus bersiap untuk membasuh
kakikaki bergetar
kakikaki gelisah
kakikaki lumpuh : tak bergerak !
sangat kotor oleh lumpur khianat
dari rawarawa dosa.
“basuh, basuh, kakiku, kepalaku, mukaku, tanganku, rambutku,
dan telingaku,” seru para rasul dengan suara gempita.
Mereka harus rendah hati
mereka harus saling kasih mengasihi
kita semua yang ada di sini
hari ini diajarkan: kasih Tuhan Yesus Kristus !
Setelah itu kudengar
ada ucap dan berkat
ini roti tubuh Kristus
ini anggur darah Kristus
darah perjanjian
darah yang menderita
darah yang tibatiba mengingatkan akal dan budiku
melayang-layang menuju bukit Golgota.
Aku terjatuh. Bangkit. Lalu bersujud
satu permintaan:
pengampunan dosa.
(tiba-tiba aku teringat kembali ada suara menjerit,
Eli, Eli, Lama, Sabatani
Tuhanku,Tuhanku
mengapa Engkau meninggalkan aku).
Yesus tahu
saat-Nya sudah tiba
dari dunia kembali ke surga.
Setan tak dapat mengalahkan maut
kita semua akan dibangkitkan
dalam kemenangan abadi
sambil menunggu kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali
Amin.Haleluya.
SAJAKKU DALAM PERJAMUAN SUCI
-episode dua-
Sambil menghitung waktu
kemarahan dan kecemasan
di bangku gereja tua dalam kota
nomer dua dari bilik bambu
menjadi sebuah mezbah suci.
Padahal dalam usia jelang tua
kubangun mezbah baal
dewa asytoret dan asyera
menyusup dalam sajakku
kudendangkan tanpa rebana
di altar rumah Tuhan tiap hari Sabat.
Bergulatlah sajakku
di ladang-ladang anggur
tertulis dalam kitab Mazmur.
Sampai akhirnya bisa kuselesaikan
Injil kekal dari kitab Kejadian sampai Wahyu
pekabaran tiga malaikat
serta doa yang menuju bukit Golgota.
Mengapa airmata selalu tak mengalir
suatu pergumulan dua belas abad
saat sajak ini kutulis
ke kawasan pantai mitos pulau Sumatera
anakku dikutuk jadi batu.
Bila menjadi pelayan terakhir yang membacakan kitab suci : roti perjamuan!
ataupun kesalahan mulutku yang tuli
tak bisa menyebut
nama marga suku batak.
Aku tetap mau melayani Engkau Tuhan
seperti Nabi Samuel bersama dua anaknya.
Selesaikanlah seperti sajak ini
bercerita tentang
nama kita berdua (atau bertiga!)
yang tetap tercatat
dalam buku kehidupan di surga.
TAMAN GETSEMANI
Usai upacara komuni
menuju seberang tembok Kota Yerusalem
garang dan liar
ke sana kubawa rerumputan hijau
bunga-bunga surga.
Tanah malam jadi basah
airmata mencekam
bulan meleleh
ke pelupuk mata para rasul.
Angan-angan kudus Sungai Kidron
membentur pada doa-doa syafaat
keterasingan diri
jadi sebuah penderitaan yang dalam.
Ditariknya tangan Petrus, Yakobus, dan Yohanes
menuju tangga batu
langit yang baru ; membiru !
Angin jahat telah meniup dosa
meninabobokan dua belas tubuh letih
di atas batu nisan
direbahkan diri ke tanah.
“Ya, Abba, ya Bapa……
ambilah cawan dosa ini daripadaku,” seru Yesus
membuka jendela langit
terbuka bintang-bintang berkejaran
peluh-Nya menjadi titik-titik darah
mencair ke tanah.
Ini doa krisis terakhir untuk murid-murid
ini doa krisis terakhir untuk kita semua.
Cawan Kristus begitu berat
bukan kesakitan
dicambuk dan disalibkan
bukan penderitaan
mental dihina dan ditolak
ini adalah penderitaan rohani
memikul dosa dunia.
Nasib dunia ditentukan
nasib manusia ditimbang.
DRASTIS
Embun yang kuinjak
di tanah merah ini
tak memberi apa-apa lagi
semuanya semakin gawat
dan membatu.
ARTI KEPUASAAN
Di pinggir kolam
dua ekor unggas
bersetubuh siang-siang.
Aku hanya berani mengintip
dengan jari kaki gemetar.
Karena napsu dan maut
dan Tuhan dan aku
sama saja.
Di ATAS RANJANG
Suara yang paling kubenci selamanya
adalah kaki ibu tiriku
memakai kayu jati
dan berlemak.
Di RUANG TAMU
Di sini terjadi lagi pertengkaran-pertengkaran
amarah yang jatuh di lantai
dalam permainan otak
tentunya dalam bahasa batak.
Dimana si suami tak mau mengerti
kesetiaan isteri sering diuji.
“gaji kantor tak cukup atau berjudi saja,” seru anaknya ikut marah
sambil terus menulis puisi.
Pasti dan benar
putuskan saja napsu mereka
di ujung ranjang.
-----------------------------------------------------
Biodata :
Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya, 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan di
Sekolah Tinggi Publisistik (STP/IISIP-Jakarta).
Belajar sastra secara otodidak.Hasil karya sajaknya pertama kali dipublikasikan sewaktu masih duduk di bangku SMP, yakni dimuat di ruang sanjak anak-anak Harian Umum Kompas tahun 1977.
Kemudian pada tahun 1980 sampai tahun 2022 sajak-sajaknya mulai disiarkan di Majalah Keluarga, Dewi, Nova, Monalisa, Majalah Mahkota, Harian Umum Merdeka, Suara Karya, Jayakarta, Berita Yudha, Media Indonesia, Harian Sore Terbit, Harian Umum Seputar Indonesia (Sindo), SKM.Simponi, SKM.Inti Jaya, SKM.Dialog, HU.Bhirawa (Surabaya), Koran Media Cakra Bangsa (Jakarta), Majalah Habatak Online, negerikertas.com, Harian Umum Utusan Borneo, Sabah (Malaysia) , Portal Sastra Litera.co.id, ayosekolah.com, KABNews.id, bicaranetwork.com, brainly.co.id, wallpaperspeed.id, majalahsuluh.com, sudutkerlip.com, myberitaraya.blogspot.com, beritarayaonline.co.id, kompasiana.com, antaranews.com, kliktimes.com, suarakrajan.com, widku.com, literanesia.com , hariandialog.com, bisnistoday.co.id, sepenuhnya.com, ruangpekerjaseni.com, majalah digital Apajake, matamata.co, borobudurwriters.id, majalah digital Elipsis, cakradunia.co, narasipos.com, potretonline.com, indonesiana.id, spektrum-ntt.com, spektrumnasional.com, majalah bulanan Jurnal Pemuisi (Malaysia), haluankita.com, agapetanpabatas.com, lopocogito.blogspot.com, kibrispdr.org, Jurdik.id, yz.dhafi.link, s
pronusantara.com, penakota.id, harianhaluan.id, id.beritayahoo.com, koranpelita.com, poskota.co, serta sabahtaim.com (kinabalu, sabah, malaysia)
Buku kumpulan sajak tunggalnya yang sudah terbit “Traumatik”(1997), “Kalah atau Menang” (1997), “Taman Getsemani”(2016), "Bercumbu Dengan Hujan ” (2021), "Tidur Di Ranjang Petir" (2021), "Mata Elang Menabrak Karang" (2021), "Rumah Terbelah Dua " (2021).
Sajaknya juga termuat dalam 15 Buku Antologi Puisi Bersama Penyair di seluruh Indonesia. Pada saat ini tengah persiapan untuk penerbitan Buku Antologi Puisi ke-8 berjudul "Bila Sunyiku Ikut Terluka" (2022).
Namanya juga telah masuk dalam Buku Pintar Sastra Indonesia Halaman 185-186 diterbitkan oleh Kompas (PT.Kompas Media Nusantara) cetakan ketiga tahun 2001 dengan Editor Pamusuk Eneste, serta Buku Apa & Siapa Penyair Indonesia halaman 451 diterbitkan oleh Yayasan Puisi Indonesia dengan Editor Maman S Mahayana dan Kurator Sutardji Calzoum Bahchri, Abdul Hadi W.M, Rida K.Liamsi, Ahmadun Y Herfanda, dan Hasan Aspahani.Pada tahun 2021 mendapat piagam dan medali penghargaan SETYA SASTRA NAGARI (30 tahun Kesetiaan Sastra Indonesia) oleh Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia dengan kurator Rg.Bagus Warsono.
Dan, pada bln Juni dan Juli 2022 berturut-turut karya puisinya memperoleh juara III dan juara II Puisi Pilihan Terbaik oleh Komunitas Sastra SNW ( Sastra Nusa Widhita).
Saat ini sebagai anggota Dapur Sastra Jakarta (DSJ) , anggota Sastera Sahabat Kita (berpusat di Sabah Malaysia) Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP).
Pernah bekerja sebagai wartawan Skm.Angkatan Baru, Majalah Varia Nada, Aneka Ria, Info, Spionita, Caraka, majalah Monalisa, Harian Umum Sinar Pagi, Harian Umum Mandala (Bandung pada perwakilan di Jakarta), Redaktur Pelaksana Suratkabar Dialog (Jakarta), dan Pemimpin Redaksi eMaritim.com.Pada saat ini sebagai Pemimpin Redaksi beritarayaonline.co.id, myberitaraya.blogspot.com, serta berita raya tv pada channel youtube.
Karya jurnalistik-nya banyak tersebar di HU.Suara Karya, HU.Berita Yudha, HU.Pelita, HU.Ekonomi Neraca, Jawa Pos Group, HU.Media Indonesia, HU.Berita Kota, HU.Warta Kota, Majalah Tempo, Koran Tempo, HU.Pikiran Rakyat, HU.Banten Raya, HU.Radar Tangerang, dan masih banyak lagi.
Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya, DKI Jakarta, No.Anggota 09.00.0782.12 dan pemegang Sertifikasi Kompetensi Wartawan (No.ID 4358) Dewan Pers jenjang Wartawan Madya.
Dikenal juga sebagai rohaniawan dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jatinegara Jaktim dengan jabatan terakhir sebagai Ketua Jemaat.
Email : pulo_lasman@yahoo.com
Ikuti tulisan menarik Lasman Tv lainnya di sini.