x

Iklan

Ahmad Rifqi Zain

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Agustus 2022

Kamis, 2 Februari 2023 10:18 WIB

Mahasiswa KKN Universitas Jember Lakukan Sosialisasi Tentang Pupuk Organik Cair dari Limbah Daun Tebu Kepada Kelompok Tani Desa Pucanganom

artikel ini berisi tentang sosialisasi POC oleh KKN UNEJ kelompok 279

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

      Desa Pucanganom adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Jambesari Darus Sholah, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Desa ini terbagi ke dalam 5 dusun, yaitu Dusun Pasar, Dusun Kembang, Dusun Krajan, Dusun Kebun Karang, dan Dusun Kacangan. Wilayahnya terletak di lereng gunung dengan luas area 3,18 km2. Per tanggal 30 Juni 2022, jumlah penduduk Desa Pucanganom berjumlah 4.142 jiwa dengan rincian 2040 berjenis kelamin laki-laki dan 2.102 berjenis kelamin perempuan. Mata pencaharian penduduknya mayoritas berada di sektor pertanian. Oleh sebab itu, sebagian besar wilayah di Desa Pucanganom adalah areal persawahan. Komoditas tanaman yang dihasilkan di Desa Pucanganom adalah padi, jagung, tebu, cabai, tembakau, dan kacang. Diantara komoditas tanaman-tanaman pertanian tersebut, tebu adalah salah satu komoditas unggulannya. Sehingga, tidak sedikit tanah di persawahan Desa Pucanganom ditanami oleh tanaman tebu terutama di wilayah Dusun Pasar. Seluruh lahan perkebunan tebu yang ada di Desa Pucanganom merupakan milik penduduk desa. Tebu dipilih sebagai tanaman pertanian, lantaran nilai jualnya yang cukup tinggi. Selain itu, cuaca yang memasuki musim kemarau, dinilai sebagai penyebab lainnya.

      Luasnya lahan perkebunan dan banyaknya tanaman tebu di Desa Pucanganom, pada akhirnya juga menghasilkan limbah tebu yang sangat banyak ketika usai dilakukan pemanenan. Limbah tebu tersebut berupa daun kering yang dalam bahasa jawa disebut sebagai dadhok, pucuk tebu, dan pangkal tebu. Hal umum yang sering dilakukan untuk menghilangkan daun tebu kering sisa panen tersebut adalah dengan cara dibakar. Sehingga, semakin banyak daun tebu kering, semakin banyak pula pembakaran yang dilakukan terhadap daun tebu kering tersebut. Hal tersebut juga ditambah dengan pemahaman masyarakat yang beranggapan bahwa dengan melakukan pembakaran daun tebu kering di lahannya langsung selain mempermudah dan tidak menguras banyak tenaga dalam melakukan pembersihan limbah, juga akan menyuburkan tanah. Jika kegiatan pembakaran tersebut terus dilakukan setiap habis masa panen tebu, tentu saja akan menimbulkan dampak negatif, salah satunya polusi udara.

      Oleh sebab itulah, Mahasiswa KKN Universitas Jember berusaha mengurangi pembakaran limbah daun tebu tersebut. Upaya tersebut dilakukan dengan  mengubah nilai guna limbah daun tebu tersebut, yaitu mengubahnya menjadi sebuah Pupuk Organik Cair (POC). Hal tersebut juga sekaligus menjawab permasalahan tambahan yang dialami oleh para petani di Desa Pucanganom, yaitu mahalnya harga pupuk kimia atau pupuk anorganik. Proses fermentasi pembuatan POC ini membutuhkan waktu 25 hari. Pembuatan POC mulai dilakukan pada tanggal 28 Juli 2022 di rumah Bapak Yusuf, salah satu warga di Dusun Krajan yang juga berprofesi sebagai petani. Daun tebu kering diambil dari lahan perkebunan tebu milik Bapak Yusuf sendiri. Pupuk ini kemudian dibuat dengan bahan tambahan berupa EM4, gula pasir, dan air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

    Hasil fermentasi pupuk setelah 25 hari, kemudian disosialisasikan kepada masyarakat Pucanganom, khususnya kelompok tani pada hari Senin, 22 Agustus 2022 di Balai Desa Pucanganom. Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang perwakilan dari beberapa kelompok tani. Para perwakilan kelompok tani tersebut terlihat begitu antusias mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh rekan Albert Sinaga tentang pupuk organik cair dari limbah daun tebu. Datu Ayuni selaku penyuluh pertanian di Desa Pucanganom mengatakan bahwa pensosialisasian pupuk organik cair ini sangat memberikan manfaat kepada para petani. Selain biayanya yang murah, alat dan bahannya pun mudah didapat, yaitu limbah daun tebu yang memang cukup melimpah di Desa Pucanganom. Disamping itu, naiknya harga pupuk anorganik di pasaran menjadi alasan para kelompok tani menerima dengan senang hati program kerja pupuk organik cair ini. Datu juga berharap bahwa. Pembuatan pupuk organik cair ini dapat dimanfaatkan dengan baik serta di teruskan oleh para kelompok tani Desa Pucanganom.

Ikuti tulisan menarik Ahmad Rifqi Zain lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB